Gleiy pov
Arhhh!!
Setelah pertengkaranku semalam dengan arina yang berujung diranjang membuat sekujur tubuh sakit, dan linu-linu. Di sampingku wanita teman hidupku masih terpejam dengan nafas yang beraturan, badanku menggeser mengikis jarak antara kamu berdua dan aku kembali memejamkan mataku seambil memeluk tubuhnya yang hanya terbalut selimut.
Hidungku terus mengendus-endus di jenjang lehernya, harum bayi yang tercipta di dalam kulit lembutnya sesekali aku kecupan ringn mendarat disana, sampai pergerakan tubuh seperti semacam menggeliat mungkin dari arin.
"Egh."
Lenguh arina.
"Kamu lagi ngapain?" Tanyanya dengan suara serak, aku tersenyum menganggkat kepala melihatnya dan menggeleng.
"Udah jam berapa?"
"Baru setengah 8." Jawabku masih memeluk tubuhnya tanpa berinisiatif untuk pergi bergeser.
"Terus gak jemput eina?" Ck! Mau banget moment kayak gini ada yang gangguin, ya walaupun sebenarnya sih sepi juga gak ada eina.
"Nanti habis dari studio aku jemput ei." Tubuh arin beringsut untuk keluar dari area selimut.
Apa dia lupa ya? Biasanya jika setelah kami berhubungan badan arin gak mau turun ranjang sebelum baju atu semacamnya melekat kembali di tubuhnya, terus ku perhatikan pergerakannya biarkan sajabaku ingin lihat apa reaksinya nanti saat melihat tubuhnya yang polos.
1
2
3
.....
"Aaaaaa!!!!"
"Baju aku kemana?!!!"
Sumpah ini pengen ketawa dan terkam dia sekaligus, kenapa arina sepikun ini? Kembali arina loncat ke atas ranjang menyelimuti tubuh polosnya.
"Emang kamu gak nyadar gak pake baju ya?"
"Kenapa gak kasih tau sih!" Rajuknya memukul dadaku.
"Udahlah jangan liatin terus, sana ambilin aku baju." Alisku naikan sebelah bingung apa maksud arina, yang benar saja masak iya aku harus ambil baju tanpa busana.
"Seriusan hon?"
"Dua riuss!!! Udah buruan ambil." Tangannya terus mendorong-dorong menyingkirkan tubuhku darinsampingnya.
"Ok-"
"Eng-gak usah!"
Akal jail yang aku miliki segera keluar dari otak kemampuanku, laun-laun ku buka selumut yang menutupi bagian tubuh intim aset tempat penghasil benih jeturunan, sampai ku lihat wajah arina mulai panik melihat aksi yang aku lakukan.
"Mau nga-pain?"
Argh shit!! Dia hidup kembali padahal niatnya cuman mau nakit-nakutin arina.
"Sepertinya peristiwa tadi malam harus terulang kembali."
Arina pov
"Tidak!! Hari ini kamu kan harus ke studio terus jempun eina." Bantahku tidak ingin merasakan lelah kembali, enak sih enak! Tapi yang namanya olah raga ranjan menguras tenanga ekstra.
Tidak peduli gleiy melotot, terkejut ataupun membelalak tak percaya melihatku nekat berjalan tanpa busana, seperti ini lebih baik dari pada mengulang kembali.
Malu sih iya, tapi semuanya terasa berlalu saat ku tutup pintu kamar mandi rapat-rapat,
"Mandi langsung atau berendam dulu ya?" Gumamku menimang-nimang.
KAMU SEDANG MEMBACA
tak selamanya ada
RomanceMemberikan kebebasan pada seorang istri hingga berakibat perpecahan dari rumah tangga, Antara melepas dan mempertahankan Penasaran langsung baca