part 2

9 1 0
                                    

Gleiy pov

Huh! Rasanya senang saat keinginan istri terpenuhi, ini bukan masalah arina yang matre tapi ini karena si baby girl yang menginginkannya, arina pernah bilang saat kita main ke rumah tante erta pemilik perusahaan modelong dan aku adalah salah satu fotografer modelnya, katanya bangun  rumah di pondok indah kayanya nyaman ya,dan disitulah aku tau bahwa ini adalah salah satu permintaan baby.

Hari pertama tinggal di rumah pondok indah berlantai 3, bangun pagi dan baru sebagian aku isi barang-barang rumah, dari mulai kamar, ruang tamu, ruang keluarga, ruang santai, dapur dan.lainnya masih kosong.

"Udah rapih, mau kemana?" Tanya istriku tercinta dengan suara khas bangun tidur saat ia bangun menyadari aku yang memakai baju rapih, menbereskan semua yang aku butuhkan nanti.

"Ada pemotretan sampai jam 1 siangan." Wajah arina ditekuk saat mendengarku akan pergi di hari pertama tinggal di rumah baru.

"Kan ada rainka sama mama di sini, jadi kamu gak bakalan kesepian." Jika seperti ini jadinya semakin sulit buat nahn rindu.

"Janji jangan lebih dari jam 1?"

"Iya janji honey." Kubeli rambut indanya, ayolah cinta jangan tahn aku disini untuk terus merasakan beban meninggalkannya.

"Sett...aww."

"Kenapa?" Tanyaku panik takut arina melahirkan saat ini juga.

"Dedeknya nendang." Ucapnya terdengar lirih sebari meringis, tangnku ikut mengelus lembut perutnya yag besar ternyata benar aku dapat merasakn gerakan-gerakan melalui luar perutnya.

"Dedek jngn keras-kera nendangnya kesian mommy."

"Mommy?" Ulangnya sambil menatapku yang memanggil dirinya dengan sebutn mommy.

"Iya, kamu mommy aku daddy."

"Iyah daddy." Aku harap arina benr-benar menerima kehadiran si kecil, tidak bisa kubayngkan jika dia membenci anaknya sendiri, tapi kursa itu tidak mungkin karena ku tau dia adalah wanita baik-baik.

"Kalau gitu aku lngsung berangkat."

"Gak sarapan dulu?" Aku tersenyum dan menggeleng kepala menlirikbya lalu kembali beranjak memasukan kamera kedalam tas.

"Udah siang, pemotretannya agak jauh kalau sarapan dulu nanti gak keburu pulang jam 1."

-

Arina pov

Untungnya hari ini aku di temani mama mertua dan juga adik ipar jadi gak terlalu kesepian pas gleiy kerja, biasanya aku selalu menghabiskan waktuku di apartemen sendirian saat gleiy kerja.

Mengurus bunga-bunga kesayanganku adalah hal yang membuatku selalu lupa segalanya, bahkan sampai sekarang aku masih berkutat di kebun dengan rainka dan juga mama.

"Ma, ini bunganya di gunting sebelah mana?" Merawat bunga sedari kecil membuatku cukup berpengetahuan tentang banyaknya cara merawat bunga anggrek, aku melirik rianka yang bertanya pada mama tentang cara perawatan bunga anggrek.

" jangan kena tunasnya rai." Jawabku mewakili mama yang mungin tidak mendengarkannya.

Beda saat dulu merawat bunga seharian dengan sekarang yang masih setengah hari tapi keringat di dahiku kulai bercucuran, rasa pegal di pinggul dan juga lelah yang merambat pada diriku akibat efek kehamilan.

Ku usap perutku yang terasa kurang nyaman sedari tadi bangub tidur, entahlah aku juga belum tau apa penyebabnya yang jelas ini terasa mulas.

"Settt."

"Kenapa kak?" Ternyata arinka memperhatikanku sedari tadi, aku meringis begitu pelan tadi dia bisa mendengarnya.

"Mules gak jelas."

tak selamanya adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang