🔫PISTOL🔫

48.6K 1.1K 49
                                    

Seorang gadis tengah asyik mendendangkan alunan lagu di atas motor, dia tampak senang sekali karena pekerjaannya mengantar cucian hari itu sudah selesai.

Dialah Aiza Nurmala, seorang gadis berhijab berumur 23 tahun. Tinggi pas- pasan dengan badan yang terbilang ideal.

Dengan penuh senyuman Aiza turun dari motor matic kesayangannya. Turun tepat di depan toko laundry miliknya sendiri.

🏵️🏵️AIZA LAUNDRY🏵️🏵️

Walaupun hanya berukuran sempit tapi pelanggan tetap Aiza sudah banyak sekali bahkan semakin hari semakin bertambah.

"Haaah" Aiza menghembuskan napas leganya seraya duduk di kursi.

"Non Aiza, non Aiza, non gaswat non gaswat" teriak Siti, satu- satunya karyawan yang membantu Aiza.

"Kenapa sih Sit?"

"Gaswat non gaswat pokoknya"

"Ada apa?"

Bukannya menjawab tapi Siti malah menarik Aiza kearah meja dengan tumpukan baju- baju.

"Kenapa? Mati listrik? Udah, dicuci nanti malem aja bisa pas udah nyala listriknya" ujar Aiza saat melihat tumpukan pakaian kotor.

"Bukan non bukan" Siti menggelangkan kepala dengan wajah cemas.

"Lah terus?"

"Itu Non, itu" tunjuk Siti pada kresek hitam.

Aiza pun penasaran lalu mengambil kresek itu lantas dibuka olehnya. Tidak ada apa- apa hanya ada satu buah kemeja putih, setelan jas hitam, celana kerja hitam, dan dasi merah panjang.

Eitss.. tunggu dulu. Aiza merasakan ada sesuatu di salah satu kantong jas besar itu.

"ASTAGA" Mata Aiza membulat sempurna, seumur umur baru kali ini Aiza memegang pistol sungguhan. Tangan Aiza sampai gemetaran.

"Siapa yang masukin cucian ini siti?"

"Ndak tahu non, tadi ada bibi bibi turun dari taksi cepet- cepet ngasih ini, suruh nyelesain cucian ini dan harus di kirim nanti malam ke alamat ini, makanya Siti cepet cepet nyuci eh malah nemu itu, takut non" jelas Siti sambil memberika secuil kertas bertuliskan sebuah alamat.

"Malam ini?"

"Iya non"

"Ya gak bisa, kan peraturannya cucian yang masuk sore diantar besok"

"Iya Non bibinya maksa, tapi.. Siti takut, gimana kalo ini punya mafia jahat" lirih Siti ketakutan.

Aiza berpikir sejenak, betul juga kata Siti. Yang terpenting sekarang adalah mencuci pakainya lalu mengirimnya malam ini. Cukup ikuti saja perintahnya. Dengan begitu semuanya beres.

"Yaudah cuci saja sekarang siti, biar aku amankan pistol ini" Aiza mengambil kantong lalu memasukkan pistol itu ke dalam kantong plastik.

Dengan cepat Siti langsung mencucinya sesuai perintah Aiza. Aiza dan Siti tampak tak tenang dan gelisah, sibuk dengan ketakutan masing- masing.

Apakah benar ini punya seorang mafia? Penjahat?- Aiza

Malam pun tiba dan pakaian sudah siap di antar. Dengan segala ketakutannya Aiza mengantarnya.

"Non Aiza hati hati" ujar Siti pada Aiza yang baru saja naik ke sepeda motornya.

"Iya Siti doain ya, inget hp kamu pegang terus, nanti kalau ada apa- apa, aku langsung telpon kamu Siti" pesan Aiza sebelum melajukan motornya.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang