🚪PINDAH KAMAR🚪

11.4K 485 14
                                    

Beginilah kebiasaan Aiza setiap malam. Tiap malam Aiza terbangun hanya untuk melihat Reygan di kamarnya. Walaupun terkesan tidak sopan, tapi Aiza memang punya hak sebagai istri Reygan.

Diam- diam Aiza selalu masuk ke dalan kamar Reygan. Membenarkan selimutnya, membereskan setiap sudut kamar yang terlihat berantakan. Aiza dengan hati- hati mengerjakan itu semua.

Aiza juga tak lupa menyiapkan baju untuk dipakai Reygan besok pagi. Tapi, sayang seribu kali sayang, setiap baju yang Aiza siapkan selalu saja tidak dipakai oleh Reygan.

"Selamat tidur Mas Reygan, have a nice dream" ujar Aiza lirih menatap Reygan dalam- dalam. Terkadang tanpa tersadar air mata Aiza menetes.

Setelahnya Aiza keluar dan menutup pintu perlahan.

Jika dibilang Reygan tak mengetahui apa yang dilakulan Aiza, itu adalah salah besar.

Tentu saja Reygan mengetahui apa yang Aiza lakukan. Bahkan sebenarnya saat Aiza masuk ke dalam kamarnya, Reygan belum sepenuhnya tertidur. Tapi Reygan berpura- pura tidur saat mengetahui Aiza akan masuk kamarnya.

***

"Mas Reygan kok belum turun ya Bi?" tanya Aiza.

"Nggak tahu non, paling sebentar lagi non"

"Mudah- mudahan kali ini Mas Reygan mau sarapan di rumah ya Bi" ujar Aiza.

Memang selama ini Reygan tidak pernah mau memakan sarapan buatan Aiza. Reygan selalu menolak dengan alasan terburu- buru.

Namun, Aiza tak pernah menyerah, dia selalu menyiapkan sarapan walaupun dia tahu Reygan tak mau memakannya.

"Mas Reygan, Mas.. sarapan dulu mas" panggil Aiza pada Reygan yang baru saja turun dari kamarnya.

Reygan sama sekali tak menggubris, dia berlalu begitu saja menuju pintu depan.

"Mas Reygan" Aiza sedikit berlari mengejar Reygan.

"Mas Reygan, sarapan dulu mas" tahan Aiza pada lengan Reygan.

Reygan berhenti sejenak, Aiza menatap Reygan.

Mas Reygan gak pakek baju yang aku siapkan lagi- batin Aiza

"Mas, mau aku pakaikan dasinya?" tanya Aiza saat melihat dasi Reygan hanya tersampir dan belum terpasang.

"Nggak usah aku bisa sendiri, aku ada meeting, aku sarapan di kantor" ucap Reygan datar, lalu kembali berjalan.

Lagi- lagi Aiza gagal, Reygan tak mau sarapan lagi. Selama menikah Reygan sama sekali belum pernah mencicipi makanan Aiza.

Mas, kapan kamu mau makan makanan aku- Aiza.

Kapan aku bisa pakein dasi kamu lagi mas? Dulu kamu pernah maksa aku buat pakein dasi. Sekarang kenapa kamu sama sekali gak mau?- Aiza

Dengan langkah lesu Aiza kembali ke dapur dan melanjutkan menata makanan di meja makan.

"Gimana non?" tanya Bibi.

"Gak mau Bi" lirih Aiza.

"Yasudah gakpapa non, pasti suatu saat nanti den Reygan mau non"

"Iya Bi, yaudah Bi ayo kita sarapan, ajak Mang Senin sama Pak Sapto, kita sarapan kayak biasanya aja Bi"

Memang sejak Aiza ada di rumah Reygan, Aiza selalu sarapan bersama dengan Bibi, Mang Senin dan Pak Sapto. Aiza tak masalah satu meja dengan mereka, malah Aiza senang bisa bercanda gurau dengan mereka.

"Wahh non, enak sekali makanan non" puji Mang Senin.

"Sudah pasti mang, masakan non Aiza mah tiap hari selalu enak, ya kan Pak Sapto?" ujar Bibi sambil melirik ke arah Pak Sapto yang sudah fokus pada makananya.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang