Calon/ Mantan SUAMI?

12.6K 459 63
                                    

Mas Reygan menarik tanganku sampai ke basement, Mas Reygan menyuruhku masuk dengan membukakan pintu, dia tak mengeluarkan satu patah katapun.

"Mbak Jihan udah pulang mas?" tanyaku sesaat setelah Mas Reygan masuk ke dalam mobil.

Bukannya menjawab, Mas Reygan malah kembali meraih tanganku. Seakan- akan aku akan pergi melarikan diri.

"Mas, ini udah di dalem mobil, aku juga gak akan kabur"

"Bagus ya suara Rino?" tanya Mas Reygan tiba- tiba.

Apa- apaan Mas Reygan ini, aku bilang apa, dia bilang apa.

"Bagus" jawabku singkat sambil mencoba melepaskan tanganku dari gengamannya.

"Kenapa? Oh gitu? Kamu gak suka aku pegang?" Ketus Mas Reygan, sontak Mas Reygan melepaskan tanganku begitu saja.

Aku menarik napas dalam- dalam, sudah seperti anak kecil saja Mas Reygan ini.

"Mas Reygan, kita ini belum sah, tidak baik jika bersentuhan seperti tadi" jelasku perlahan.

"Yaudah ayo cepetan nikah, sekarang kita ke KUA" ujarnya gegabah.

"Mas?"

"Ya?"

"KUA udah tutup jam segini"

Mas Reygan terdiam, lalu menatapku.

"Aku takut kamu berpaling Aiza" ujarnya sangat pelan dengan tatapan yang teramat dalam.

"Mas, jujur..aku masih cinta Mas Reygan dari dulu sampai sekarang" ucapku pelan tapi pasti.

Mas Reygan terdiam mendengar perkataanku, begitu juga dengan diriku. Suasana menjadi hening sejenak sampai Mas Reygan mengeluarkan celetukan yang sangat tidak berfaedah.

"Boleh peluk gak?" celetuknya sambil cengegesan.

"Iiih jauh jauh sana" kataku sambil mendorong tubuh Mas Reygan dengan tasku.

"Ehehehe, pulang yuk"

"Hm"

***

Pagi hari yang cukup cerah, tidurku juga cukup nyenyak semalam. Aku beranjak turun menuju dapur. Benar saja, bibi sudah memasak sarapan.

"Bibi, sini Aiza bantu"

"Eh non Aiza sudah non, ini sudah mau selesai, den Reygan belum bangun tuh non"

"Masa sih bi? Udah jam berapa ini, harusnya kan siap- siap berangkat ke kantor dia"

"Iya non, coba deh non di lihat"

Aku pun bergegas ke arah kamar Mas Reygan, aku mengetuknya beberapa kali dan tidak ada jawaban sama sekali.

"Mas Reygan? Mas?"

Akhirnya aku memutuskan untuk membuka pintu, untungnya pintu tidak di kunci.

Aku berjalan perlahan menuju Mas Reygan yang masih menyelimuti diri dengan selimut tebalnya.

"Mas Reygan? Bangun mas!"

"Enggh" Mas Reygan menggeliat lalu membuka matanya perlahan.

"Mas, udah solat subuh belum?"

Mas Reygan menggeleng pelan, wajahnya terlihat sedikit pucat.

"Mas sakit?" Tanyaku ragu, perasaan kemarin baik- baik saja.

"Kangen" lirih Mas Reygan.

"Kangen sama kamu hehe" lanjutnya lagi.

Aku mengerutkan dahiku, aneh- aneh saja Mas Reygan ini.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang