AKU TIDAK PAHAM LAGI

13.3K 571 46
                                    

Aku mengambil tisu sembarang yang ada di dekatku. Aku mengelap pelipis Mas Reygan yang penuh dengan keringat. Dia tidak berbicara apapun. Dia gemetaran.

"Mas Reygan Sakit?" tanyaku.

"Sedikit" gumamnya.

Aku beralih mengambil kotak p3k yang ada di ruang ganti karyawan. Aku membukanya dan mencari perban, kapas, plester dan juga cairan pembersih luka.

"Maaf sebentar" aku menarik tangan Mas Reygan membuka perbannya. Betapa kagetnya aku darahnya mengalir. Sepertinya lukanya sangat dalam. Aku membersihkannya dengan kapaa dan berusaha membuat darahnya tak keluar lagi.

"Awwh" ringis Mas Reygan, aku tetap melanjutkan.

Aku juga ikut meringis melihat luka pada telapak tangan Mas Reygan yang cukup dalam. Tidak hanya di telapak tangan di punggung tangannya pun banyak goresan. Sebenarnya kenapa Mas Reygan?

"Sudah selesai, apa masih sakit?" tanyaku setelah selesai.

"Sedikit tapi makasih Aiza"

"Hm"

Aku lihat Mas Reygan masih berkeringat, apa mungkin dia pusing? Aku berjalan keluar menuju pantry. Aku membuatkan teh hangat untuknya.

"Ini diminum dulu tuan"

"Aiza, maafkan aku"

"Minum dulu tuan, tuan sepertinya butuh istirahat"

"Aiza, please jangan panggil aku tuan lagi"

"Maaf ini memang sudah tugas saya menghormati setiap tamu di hotel ini"

Mas Reygan tidak menjawab lagi, dia mulai meraih teh hangat yang aku berikan tapi dengan tangan kiri.

"Maaf, jangan minum dengan tangan kiri tuan"

Astaga Aiza apa peduli kamu, kenapa kamu terus memperdulikannya huh- sisi lain di dalam hati memberontak

"Tangan kananku sakit, kamu bisa lihat sendiri kan Aiza"

"Saya bantu tuan"

Aku duduk di samping Mas Reygan lalu meraih gelas itu dan mendekatkan pada bibir Mas Reygan. Aku gugup saat mata Mas Reygan menatapku dalam- dalam. Semoga saja Mas Reygan tidak sadar.

Aiza, sebenarnya apa yang kamu lakukan, cukup abaikan, tidak perlu seperti ini- batinku bergejolak

"Aku tahu kamu masih mencintaiku Aiza" ujar Reygan.

"Maaf tuan, sepertinya anda sudah ditunggu di ruang meeting" aku mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku sudah menyuruh Bagas untuk menggantikanku"

Matilah kau Aiza

"Rumah sepi tanpa kamu Aiza" ucapnya lirih.

Dia berbohong hah? Sepi? Bukannya ada Mbak Najla- batinku

"Maaf saya tidak mengerti maksud tuan, saya masih banyak pekerjaan, tolong cepat ganti baju tuan, atau saya pergi sekarang"

"Baik" ucapnya lalu berdiri dan mengambil jas dan kemejanya.

"Aiza.."

Aku menoleh.

"Aku tidak bisa memakainya sendiri, aku butuh bantuan"

Pasti Mbak Najla yang membantu memakaikannya tadi pagi

Aku bergegas mendekat dan membantunya. Aku sangat tidak nyaman saat Mas Reygan terus- terusan memperhatikanku.

AIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang