Aku masih di dalam mobil bersama Mas Reygan. Tapi, sepertinya dia tidak mengantarku pulang, aku masih ingat jalan yang dilalui Mas Reygan sekarang. Ini adalah jalan menuju rumah Mas Reygan.
"Mas?"
"Em"
"Kita mau kemana?"
"Pulang"
"Tapi, ini..."
"Kamu gak kangen emang sama rumah kita?"
Rumah kita?
Aku tersenyum dan mengangguk ragu, Mas Reygan sendiri juga tersenyum padaku.
Namun, tiba- tiba aku teringat dengan Reygan kecil yang aku tinggal sendiri di kos an.
"Mas, anterin Aiza pulang ke Bandung aja ya"
"Kenapa?"
"Reygan kecil aku tinggal sendiri, kasihan"
"Hehehe kamu ini lucu"
"Mas serius, aku gak mau kehilangan Reygan kecil, cukup Rizky imut"
"Udah kamu tenang aja, aku udah suruh Rizky buat ngrawat kucingnya dulu selama beberapa hari"
"Beneran?"
"Iya Sayang"
Deg
Aku menjadi tidak bisa berkata- kata dipanggil Mas Reygan seperti itu, aku lebih memilih memalingkan wajahku dari Mas Reygan.
"Mas? Aku besok kerja" celetukku tiba- tiba.
"Nanti aku yang bilang ke bos kamu, Bayu"
"Memang Mas kenal?"
"Kenal, Bayu itu kakaknya Jihan"
"Oo"
Aku sedikit terkejut mendengarnya, ternyata Jihan adik Pak Bayu.
Sekarang, sudah tidak ada alasan lagi untukku pulang ke Bandung.
Aku memilih untuk menikmati suasana jalan melewati jendela. Sudah lama aku tidak melihatnya.
"Sayang"
Mas Reygan memanggilku, aku diam saja masih setia memandang keluar ke arah Jendela. Aku sengaja.
"Sayang?"
Aku malu, aku gugup dipanggilnya seperti itu.
"Sayang!"
Lagi- lagi Mas Reygan memanggilku.
CIETTTT SREEEEEEETT
Tiba- tiba saja mobil berhenti mendadak, bahkan hampir saja kepalaku terjedot.
"Astaga, Kenapa?"
"Lampu merah" jawabnya cuek.
Jangan- jangan marah ya?
"Mas Reygan?"
"Hm"
"Mas Reygan tadi manggil Aiza kenapa?"
"Gakpapa, cuma mau nanya, jadi beli es krim nggak?"
"Gakusah Mas"
"Beneran loh ya? Jangan nangis ntar"
"Ih enggak"
"Hehehe, habis kamu dikit- dikit nangis"
"Itu juga gara- gara Mas"
"Loh kok jadi nyalahin Mas?"
"Emang kenyataannya gitu"
Mas Reygan tertawa sangat lepas, aku kesal melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AIZA
RomanceMengapa kau mendekatiku jika akhirnya kau tak mau mendekat padaku sejengkalpun? Mengapa kau memberikanku harapan jika pada akhirnya kau sendiri yang menutup harapan itu? Lalu pertanyaan terbesar dalam hidupku saat ini. MENGAPA KAU MENIKAHIKU JIKA...