“Alisha!” ia melambaikan tangannya dan melangkah menghampiriku “Pangling euy! Dari jauh kaya yang gakenal gitu”
“Reza.. mulai deh lebaynya. Gausah dilebih-lebihkan gitu dong Za”
“Ngga lebay. Sumpah, lo cantik banget hari ini” ia mendekatkan kepalanya padaku “Hari ini doang loh yaa” lalu menutup mulutnya untuk menahan tawa
“Ihh Reza! Ngeselin banget sih!” aku memukul lengannya perlahan
“Hahaha iya iya sorry. By the way, Happy Graduation ya Sha”
“Iyaa makasih Za. Lo juga, selamat wisuda” aku menunduk menyembunyikan senyumku
“Nih, buat lo” se-bucket bunga mawar ia berikan padaku “Nih, hati-hati megangnya”
“Ko buat gue?”
“Kayanya gue salah beli deh” Reza memperhatikan aku yang sedang memegang bunga pemberiannya
“Ohh karena lo salah beli, jadi lo kasih ke gue gitu?”
“Ngga, ngga bukan begitu. Tadi pas gue lagi milih-milih, gue mutusin buat milih bunga ini karena menurut gue rangkaian bunga ini yang paling cantik dibanding yang lain. Tapi pas udah lo pegang kok kayanya jadi kalah cantik gitu bunganya sama yang megang”
“Ish apaan sih, gombal”
“Kapan lagi bisa ngegombalin lo yang super judes gini? Hahaha”
“Gajelas”
“Tuh kan langsung ngambek” Reza memandang sekitar, seperti memastikan keadaan “Ikut gue yuk” ia menggandeng tanganku dan menariknya. Memaksaku untuk ikut dengannya
“Ngapain kesini?”
“Gue mau ngomong sesuatu” wajahnya berubah serius. Tak pernah ku lihat wajahnya seserius ini
“Tentang apa? Serius banget sih kayanya” aku tertawa kecil
“Maaf Sha, gue lagi gamau bercanda”
“Okey, maaf”
“Gue cuma gamau dianggap main-main. Karena gue mau bener-bener serius. Bukan cuma kali ini, tapi juga seterusnya”
“Hng?”
“Sebenernya gue udah lama suka sama lo, tapi gue takut buat ngungkapinnya. Bukan karena gue ga gantle, tapi karena gue gamau salah ambil keputusan. Butuh waktu berbulan-bulan buat ngeyakinin diri gue kalo perasaan gue buat lo bukan cuma sekedar suka”
Aku terdiam. Angin malam dan juga situasi yang tidak memungkinkan aku untuk berbicara banyak, membuatku tak bisa berkata-kata.
“Mungkin lo sempet peka sama perasaan gue buat lo. Tapi mungkin juga lo berfikir kalo gue gabakal nerusin perasaan itu setelah kejadian... ya, you know lah kejadian yang mana”
“Iya..”
“Kalo lo kira gue bakal berhenti karena kejadian itu.. lo salah besar. Perasaan gue ngga sesepele itu. Gue cuma berusaha nerima apa yang jadi keputusan lo saat itu. Lo milih Reifan kan jadi pacar lo? Gue cuma bisa nerima apa adanya. Gue gabisa maksain kehendak gue”
“T-tapi waktu it-“
“Gue berusaha buat bersikap biasa aja setiap gue liat lo yang selalu berduaan sama Reifan. Gue cemburu? Iya, jelas. Tapi ya gue gabisa ngapa-ngapain”
“Reza..”
“M-maaf ya Sha” Reza mengelap sudut matanya “Reza bukan cowo kuat, Reza juga bukan cowo hebat. Tapi Reza harap, Alisha bisa nerima Reza apa adanya”
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Hujan Satukan Kita
Teen Fiction[-Completed-] Namanya Alisha, cewek cantik yang terkenal cuek. Baginya, jatuh cinta adalah hal yang sangat asing dihidupnya. Namun, hujan menuntunnya untuk bertemu cinta sejatinya.
