1. Terlambat

334 64 38
                                    


GADIS yang bernama Juletta Oktavira itu masih memakai piyamanya pada jam tujuh pagi. Kakaknya--Dinda berusaha membangunkannya. Tapi ia hanya membuka satu matanya, lalu tertutup lagi.

Tak kehabisan ide, Dinda segera mengambil air es di kulkas. Setelah itu ia mengguyur wajah adiknya dengan air es itu.

"Kakaaaaaakk, banjir kaaaaaak. Ayo kita ngungsiiiiii!!" teriak Juletta.

"Ngungsi gigi elu. Bangun, woy. Udah jam tujuh, nih!" Dinda menyentil kening Juletta.

"Whaaatt, jam tujuh?! Kok enggak bangunin gua, siih!" Juletta melotot.

"Yaudah elu pergi ke kamar mandi sana. Cepeett!!" perintah Dinda. Lalu mengelap keringat di keningnya saking capeknya menghadapi adeknya.

Juletta akhirnya beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan malasnya. Dinda yang melihat itu langsung teriak; "Cepetan dikit, ya, adekku sayaaaanngg!"

Juletta mengangguk malas.

"Kaaaak, tolong ambilin handuk gua, dong. Gua udah telanjang, nih!!" teriak Juletta. Ia sudah berada di dalam kamar mandi. Namun ia kelupaan untuk membawa handuk.

Tak ada jawaban.

Juletta mengintip sedikit. Apa ada manusia atau tidak di kamarnya itu. Pertama, ia menoleh ke kanan. Tak ada siapa-siapa. Kedua, ia menoleh ke kiri.

"Whaaaaaaa!!" Dinda mengejutkannya.

Sontak Juletta juga ikut teriak lalu menutup pintunya. "Dindaaa Narindra pacarnya Manurios tapi haluuuu. Awas luuuuu!!" Teriak Juletta dari dalam kamar mandi.

***

Juletta berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor kesayangannya. Ia menekan gas dengan lambatnya. Tak ngebut. Santai. Ia tak takut terlambat padahal ia memang sudah terlambat.

Jam di tangan kirinya menunjukkan pukul 07.25. Namun ia tetap tenang. Ia ingin menghirup sejuknya angin di pagi hari. Walau matahari sudah terpancar panasnya. Ia tak peduli.

"Stop! Stop!" terdengar ada suara lelaki yang berusaha menghentikannya.

Juletta menoleh ke belakang. Aduh, dia salah apa hari ini. Kenapa Pak Polisi menghentikannya. Perasaan ia tidak ngebut.

Juletta langsung mematikan motornya.

"A-ada apa, Pak?" tanya Juletta gugup.

"Gini, dek. Ini sudah jam setengah delapan, loh. Kok, belum ke sekolah juga? Adek mau bolos, ya!" ucap Pak Polisi berkumis tebal dan memiliki perut buncit.

"Yaelah, Pak. Ini kan baru jam 07.25, bukan 07.30, Pak. Lagipula saya ini, kan, mau ke sekolah. Jangan suuzan dulu, dong," ucap Juletta dengan santai.

"Loh, di jam tangan saya, kok, menunjukkan pukul 07.30, ya, dek?"

"Lah, itu berarti jam Bapak rusak kali!"

"Oh," Pak Polisi mengangguk. "Kira-kira kalo servis di mana, ya?"

"Kayaknya ada tuh Pak, di deket toko ikan cupang itu!"

Pak Polisi mengangguk.

"Waduh, Pak. Ini saya lagi telat, Pak. Kok malah bahas jam tangan, sih!" Juletta langsung naik ke motornya dan segera menyalakannya. "Duluan ya, Pak!" lanjutnya.

"Eh, iya, dek. Hati-hati, ya!" ucap Pak Polisi. Melambaikan tangan. Ia masih melihat jam tangannya yang ia kira rusak padahal cuma lebih 5 menit saja.

Juletta langsung melesat mengendarai motornya, dengan pelan. Santai. Agar selamat sehat walafiat sampai tujuan.

***

Hai hai✋
Ini cuma cerpen ya gengs, makanya sedikit.
Thanks udah baca💞

AL

Juletta (BELUM KELAR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang