17. Hari H

77 11 2
                                    


HARI H pemilihan ketua OSIS pun tiba. Semua anggota OSIS mulai berwara-wiri keluar masuk ruang aula. Ada yang sedang membukus jajan-jajan, ada yang sedang merapikan kursi-kursi, ada juga yang cuma menyuruh-nyuruh saja.

Juletta nampak anggun dengan kebaya yang nampak kebesaran itu. Namun, ia tetap cantik dengan polesan make up natural. Sebelumnya ia memberontak  saat Alya dan Baila ingin memakaikan make up kepadanya. Karena Juletta tidak suka dengan benda yang membuat orang cantik secara instan itu.

Namun, dengan kesabaran tingkat dewa Alya dan Baila akhirnya dapat memoles wajahnya dengan make up tipis.

Dan untuk kebaya, Juletta membawanya sendiri dari rumah. Itu pula bukan miliknya, bukan milik teman-temannya, bukan juga milik Ibu dan kakaknya juga. Melainkan kebaya tersebut milik nenek Juletta yang tertinggal di rumah Juletta waktu ia berkunjung.

Kebaya itu nampak kebesaran membuat Juletta terlihat tenggelam memakainya. Tapi, menurut Juletta itu tak menjadi masalah yang besar. Yang menjadi masalahnya sekarang, ia hanya ingin dapat vote tertinggi.

Lalu tibalah mereka di aula di mana tempat para calon ketua OSIS dan siswa-siswi SMA MERKURIUS berkumpul untuk acara pemilihan ketua OSIS.

Di urutan nomor satu ada Julian yang gagah dengan jas warna abu-abunya. Di samping Julian ada calon wakil ketua OSIS namanya Mala, cewek blasteran Indonesia-Spanyol. Di urutan ke dua, ada Juletta dan wakilnya, Aldo. Aldo nampak gugup sementara Juletta asyik mengupas kacang yang menjadi suguhannya. Dan di urutan terakhir, ada Elisya Rahella Rahmawati yang biasanya dipanggil Elis, di sampingnya ada Iqmal sebagai wakilnya. Elis nampak anggun nan seksi dengan memakai kebaya modern warna ungu.

Nampak Julian memincingkan matanya ke arah Juletta. Lalu berbicara pelan, "Lebih baik elu nyerah sekarang, karena gue yang bakal menang!"

Tak seperti biasa ia selalu mengacuhkan omongan, kini malah sebaliknya, ia membalas ucapan Julian dengan pelan pula, "Bullshit!!"

Tak sengaja wakil dari Julian mendengar. "Hah? Apa? Bulldog? Siapa yang bulldog?" tanya Mala dengan pelan pula.

"Itu cowok pinggir lu!" jawab Juletta.

Mala mengangguk mengerti.

Lirikan tajam langsung terpancar dari mata Juletta.

"Elu yang bulldog!!" Terka Julian sambil melempar kulit kacang ke arah Juletta.

"Ih, bulldog kok enggak mau ngakuin kalo dia bulldog, sih!" Timpal Juletta.

"Cek cek ... Satu dua tiga ..." Seorang panitia sedang mengecek sound membuat dua insan yang sedang bertengkar langsung membungkam. "Mohon untuk anak-anak yang masih ada di depan aula, untuk segera masuk ke dalam!" Tambahnya.

"Acara akan segera kami mulai!" Ujar panitia lainnya.

Alya dan Baila pun langsung masuk ke dalam aula. Tak lupa, Baila membawa spanduk seumuran buku gambar bertuliskan semangat untuk temannya yang sedang menyalonkan diri sebagai ketua OSIS itu.

"Ngapain elu bawa ginian segala?" Heran Alya.

"Biar Juletta semangat!" jawab Baila.

"Hilihh, enggak perlu. Juletta mah pasti semangat kalo ada makanan di depannya!" Ujar Alya.

"Oh, gitu," Baila mengangguk. "Yaudah, Aku mau ke kantin dulu ya!"

"Mau apa? Acaranya udah mau mulai loh!"

"Mau beli gorengan buat Juletta, biar semangat!" Baila mulai berdiri.

"Maaf, buat yang lagi berdiri, harap duduk kembali ya. Sebentar lagi acara akan dimulai!" Tegur panitia yang menjadi MC di acara.

Juletta (BELUM KELAR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang