"Ryujin!"
Aku menoleh ketika ada yang memanggil, tapi sekitar sepertinya tidak ada orang yang melihat ke arahku. Ya, pasti salah dengar.
"Ryujin!"
Aku menoleh lagi, siapa sih yang memanggilku? Tak lama mataku menangkap seorang pria berlari kecil membelah krumunan banyak orang. Wajahnya nampak tidak asing, tapi siapa?
"hai, apa kau Ryujin?" tanya pria itu begitu sampai dihadapanku.
"iya. Maaf apa kita pernah bertemu?"
"astaga aku lupa memperkenalkan diri, aku Jimin, kau ingat? Kita pernah satu grup lima tahun yang lalu, tepatnya saat audisi trainee GG entertaiment."
Aku mengorek masa lalu. Jimin? Audisi?
"Jimin?! Apa ini benar-benar kau? Astaga kau banyak berubah dan juga lebih tinggi sepertinya."
Aku yang tidak mengenalinya atau memang dari dulu aku tidak peduli dengannya? Ya karna dulu hanya Hoseok yang terlihat dimataku. Sial! Kenapa aku malah mengingatnya.
"kau saja yang semakin pendek."
"mana bisa Jimin."
"sedang apa kau disini?"
"aku sedang jalan-jalan saja, suntuk di dorm terus. Kalau kau Jimin?"
"aku juga."
"hmn kau sendiri?"
Kenapa kau bertanya seperti itu Ryujin? Apa kau berharap Jimin bersama Hoseok?
"iya."
"oh."
Jangan kecewa, jangan kecewa! Dasar Ryujin!
"berdua sih."
Kenapa ini? Mataku berbinar seolah berharap besar.
"bersama bayangan hahaha."
Lemas, rasanya lemas.
"huh dasar kau."
"aku belum mengucapkan selamat padamu, selamat karna kau diterima di GG entertaiment."
"hmn terimakasih. Lalu bagaimana kabarmu?"
"aku baik-baik saja walau sudah ditolak agency besar hahaha."
Tawanya tak asing ditelingaku.
"sekarang aku menjadi trainee di Bright entertaiment, ya bukan agency besar sepertimu."
"itu pencapaian yang bagus Jimin, selamat ya. "
"bagaimana kalau kita mampir ke caffe itu? Aku traktir dan tidak menerima ponolakan."
Aku menganguk sebagai jawaban. Kami lanjut berjalan, menuju caffe yang dimaksud Jimin. Saat ini aku sedang ada dipusat kota, tadi aku bertemu dengan Jimin saat hendak menyebrang jalan.
Kami memesan dua gelas americano dan dua buah donat coklat serta cup cake strobery.
Ditemani musik klasik dan pemandangan kota diluar jendela, aku dan Jimin melanjutkan obrolan kami.
"lalu bagaimana kabar rekan dance kita, hmn namanya.... -"
Ayo sebutkan jangan pura-pura lupa seperti ini.
"apa maksudmu Jung hoseok?"
Aku tersenyum merekah.
"dia satu agency denganku."
"sungguh?! "
Astaga aku terlalu berlebihan, memalukan.
"hmn su-sungguh? Maksudku bukankah itu luar biasa? A-aku senang mendengarnya."
Jimin meneguk americanonya. "dia bahkan sudah membuat nama panggung, padahal debut saja belum pasti hahaha."
Aku ikut tertawa, iya dia memang moodboster. Selalu punya tingkah lucu untuk memperbaikin suasana.
"apa kau sudah dipersiapkan untuk debut?"
"belum, huh sangat sulit ternyata. Aku bahkan sudah menghabiskan masa remajaku demi menjadi trainee."
"kau itu berbakat, suara bagus dan pandai bernyanyi pasti kau akan debut."
"kau juga Jimin, suara tinggi dan merdu jangan lupa dengan killer dance milikmu, ballad saja kau bisa."
"haha kau berlebihan memujiku Ryujin, aku bisa terbang nanti."
"kau akan menbrak atap caffe ini hahaha."
Sore ini aku ditemani Jimin, americano dan masa lalu. Menyenangkan.
Pertemuan hanya sebentar, kurang lebih 40 menit saja. Ya kami harus kembali ke dorm masing-masing. Sebelum berpisah kami sempat bertukar kontak telepon.
Jimin tadi aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku tidak mampu untuk berucap Titip salam untuk Jung Hoseok.
belakang layar
jhope : hai semua, duh seneng banget akhirnya Authornya mau make gue di worknya. ya kalian tau lah kalo author tuh maniak Namjoon. oke gue harap kalian suka peran gue disini, harus suka sih. menurut gue ceritanya bagus dan lumayan rumit, soalnya ini menyinggung tentang masa lalu yang belom kelar. intinya kalian harus suka.jimin : jujur aja gue gak percaya diri meranin karakter Jimin disini, soalnya gue mengkhianati hyung sendiri huhu :(
ryujin : gue seneng bisa kerja sama lagi bareng Jimin oppa dan Jhope oppa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You Lost you (BTS X ITZY)
Fanfictionhanya yang berjuang yang akan mendapatkan, berlaku dalam urusan apapun termasuk percintaan. Jimin dan Hoseok harus perang dingin demi meraih cintanya.