jimin

77 5 0
                                    

Seperti biasa, pukul 10 malam aku bertemu dengan Ryujin di bangku taman ini.

"kau sudah makan?" tanya ku ke Ryujin yang duduk disampingku. Ryujin mengangguk.

"kalau kau?"

"sudah juga."

"jimin, kira-kira seperti apa ya tipe ideal Hoseok?"

"entahlah. Dia jarang cerita mengenai wanita. Kupikir Hoseok bukan tipe orang yang muluk-muluk."

"jiminieee aku rindu Hoseok, aku rindu masa-masa audisi dimana kita masih bersama, latihan bersama, jalan-jalan bersama, membuatkan bekal untuk Hoseok."

"kenapa kau tidak mengajaknya bertemu?"

"tidak bisa, aku takut ditolak karna dia begitu sibuk."

"kupikir karna ambisinya untuk debut."

"tapi aku benar-benar rindu padanya, aku mengagumi tariannya yang bahkan kibasan rambutnya saja terlihat menari dan juga,--"

Ryujin, kau cerita tentang Hoseok padaku yang mencintaimu.
Apa aku sanggup mendengarnya? Tidak. Makanya aku fokus memperhatikan mimik wajahnya yang begitu bahagia saat menceritakan tentang Hoseok.

Aku tertawa ringan menanggapi Ryujin yang selesai cerita.

"ingatan mu bagus jika berkaitan dengan Hoseok ya."

"tentu saja. Hmn jiminie sebenarnya aku masih penasaran," dahinya berkerut.

"tentang?"

"trauma Hoseok. Apa kau tahu sesuatu?"

Oh apa tentang ulang tahun itu?

"jimin. Kenapa diam?"

"tidak tahu banyak."

"ceritakan cepat."

Tidak apa kalau aku cerita? Apa ini termasuk bongkar rahasia?

"pleaseeee," Ryujin menyatukan tangannya kearahku. Astaga aegyonya.....

"jimin."

Bukan Ryujin yang memanggil. Aku menoleh.

Astaga?!

YOONGI HYUNG?!

(*kira2 kek gitu Suga natap Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(*kira2 kek gitu Suga natap Jimin. Sadissss*)

dia berjalan mendekat dan berdiri dihadapan kami berdua. Aku bangkit dan salah tingkah.

Sedang apa dia kesini? Dia mengikuti untuk memata-matai aku?

"Yoongi hyung, hmn sedang apa?"

"eoh aku mencari apotek 24jam, tapi tidak ketemu. Untung ada kau, apa kau tau dimana apotek yang 24 jam?"

Wajahnya tampak datar, apa dia tidak mengindahkan pertemuan ku dengan Ryujin? Atau hanya 'pura-pura' biasa saja?

"y-ya aku tahu haha," duh kenapa gugup begini sih

Ryujin ikut bangkit berdiri kemudian membungkuk ke arah Yoongi dan dibalas anggukan kecil.

"sepertinya aku tahu letak apotek 24 jam sekitar sini. Mau ku antar? Bagaimana Jiminie?"

Demi tanah kubur neptunus!

Pergi bertiga bersama Yoongi hyung?

"yaya...terserah."

"baiklah, ayo," Yoongi berbalik kemudian berjalan dan disusul kami.

Aku berjalan diantara Suga dan Ryujin. Sungguh atmosfer yang aneh.

"apa kau temannya Jiminie?" Ryujin bersuara. Suga berdehem mengiyakan.

"iya kami satu grup," jelasku.

"sunggu? Berarti temannya Hoseok juga?"

Jika sudah berhubungan dengan Hoseok, Ryujin menjadi bersemangat.

Lagi-lagi Yoongi hanya mengangguk.

"jadi apa kau sangat mengenal Hoseok?"

Aku melihat Yoongi menantikan jawabannya juga.

"dia tertawa seperti kuda, aku tidak suka berisik."

"sungguh? Hahaha aku tahu apa yang mau maksud," Ryujin tertawa. Entah kenapa mereka berdua terlihat menikmati obrolan santai ini, atau hanya aku yang terlalu tegang?

Akh sudahlah.

Akhirnya kami sampai Di Apotek, aku dan Ryujin menunggu diluar sedangkan Yoongi masuk ke dalam dan membeli apa yang dia butuhkan.

"Hyung Mu itu sangat irit bicara ya."

"bagus, karna jika dia banyak bicara maka kau tidak akan mengerti apa yang dia bicarakan saking cepatnya."

"kenapa?"

"karna dia Rapper hahaha."

"sungguh? Wah sungguh tidak terlihat. Biasanya seorang rapper orangnya cerewet."

Kami menoleh begitu dengar suara pintu terbuka. Yoongi sudah selesai dengan urusannya maka sekarang tiba saatnya kami untuk mengantar Ryujin kembali ke dorm.

"sampai sini saja," Ryujin berhenti di sebrang jalan Dorm. "terimakasih untuk hari ini Jiminie dan Yoongi oppa."

"iya, hati-hati ya. Lain waktu kita bertemu lagi."

"hmn dagh!"

Ryujin melangkah pergi. Aku masih memandanginya sampai dia masuk ke gedung.

"kau mau berdiri terus disini sampai pagi?"

Suara Yoongi hyung menyadarkanku. Oh iya aku hampir lupa kalau aku tidak sendiri.

"ah maaf maaf, baiklah ayo."

Kami lanjut berjalan menuju halte bus untuk menunggu taksi. Jujur saja, hari ini cukup lelah jika harus berjalan kaki lagi.

Apa yang dipikirkan hyung tentang ini ya? Apa dia akan mengadukan semuanya?

Apa yang dipikirkan hyung tentang ini ya? Apa dia akan mengadukan semuanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melirik dia, kemudian menunduk lagi. Meliriknya lagi dan menunduk lagi. Eskpresinya terlihat datar.

"kau akan jatuh cinta jika melirikku terus."

Aku tertawa ringan. "hehe maaf."

"wajahmu seolah berkata 'apa dia akan mengadu ya?' seperti itu."

Yap! Tepat sekali.

"jadi?"

"anggap saja aku tidak melihatnya tadi."

Apa artinya dia akan tutup mulut?

"apa itu? Jiminie? Sungguh? Aku ingin terbahak jika tidak menghargai pacarmu."

"jangan meledek. Dan dia bukan pacarku."

"ya terserahlah. Eoh itu taksinya."

Meet You Lost you (BTS X ITZY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang