jhope

146 7 0
                                    

Ini sudah satu bulan lebih sejak pertemuanku dengan Ryujin, tapi efeknya masih terasa, jantung yang berdebar dan senyum yang otomatis terbentuk saat aku mengingatnya.

Kenapa? Hanya Ryujin yang saat ini berpengaruh pada diriku, rasanya rindu berat. Aku sangat rindu padanya, apa aku adakan janji dengannya saja ya? Ah tapi bagaimana caranya? Jimin! Aku minta nomornya saja pada Jimin, tapi apa sopan jika aku meminta nomornya? Ryujin kan pacarnya Jimin. Beruntungnya Jimin.

Aku ke kamar Jimin saja.

"mau kemana kau?"

Namjoon bertanya saat aku membuka pintu kamar.

"aku ingin ke kamar sebelah, mau ikut?"

"kupikir kau mau ke dapur, tadinya aku ingin menitip air minum. Yasudah sana pergi."

Aku diusir?

"dagh."

Aku menuju kamar Jimin.

"yak gambar kelinci, hahaha apa kau tidak malu dengan usia mu yang tidak sebanding dengan celana dalammu."

"kau juga Jungkook, gambar baby shark."

"sudahlah Tae kook hentikan."

Dengar, dari luar saja sudah terdengar betapa berisiknya kamar ini.

Aku membuka pintu.

Terlihat mereka sedang perang bantal dan Jimin sebagai penengah.

"JIMIN!" panggilku sedikit kencang.

Bukan Jimin saja yang menoleh, tapi Tae Kook juga.

"hoh Hoseok hyung. Ada apa?" Jimin menghampiriku.

"besok kan jatah libur kita, bagaimana jika kita pergi keluar?"

"boleh, kemana?"

"ke mall? Kita nonton."

"baiklah."

"tapi kalau hanya berdua tidak seru."

"yasudah kita ajak mereka."

Kami menoleh, dan melihat Tae Kook masih perang.

"ah tidak usah, bagaimana kalau para Hyung?"

"yonggi Namjoon? Rasanya terlalu kaku."

"lalu siapa yang akan kita ajak?"

Yap! Ini dia

"hmn bagaimana kalau Ryujin?" tanyaku hati-hati. "jangan salah faham dulu, maksudku kau bisa bermain dan berkencan dalam waktu yang sama, dan ya kita seru-seruan. Bagaimana?"

"baiklah, nanti ku hubungi Ryujin. Tapi sepertinya besok dia libur juga."

Bahkan Jimin tahu jadwalnya.

"kalau begitu aku kembali ke kamar ya, nanti kabari aku."

"baik Hoseok hyung."

Akhh aku tidak percaya kalau niat terselubungku akan berhasil, ya setidaknya aku bisa melihat Ryujin besok.

esoknya

sesuai rencana, main plus kencan kami terlaksana. ah hari ini Ryujin tampak cantik sekali dengan celana jeans dan kaos putihnya, tapi Ryujin memang selalu cantik, aku saja yang baru menyadarinya.

Ryujin berjalan ditengah antara aku dan Jimin.

"kita mau makan apa? sejak tadi kita hanya berjalan berputar," beo Ryujin.

"aku tidak tahu, tanya Hoseok hyung."

"eoh, hmn apa ya? aku juga bingung, kau mau makan apa Ryujin?"

"bagaimana kalau itu?" Ryujin menunjuk tempat makan di depan kami.

"terlihat enak."

kami menuju restoran tersebut dan memesan makanan.

"aku heran kenapa para trainee dilarang makan daging babi, padahal kan enak," Ryujin malahap daging yang tadi dipanggangnya, imut sekali dia dengan mulut penuh makanan.

"kalau begitu kau makan ini ya," aku memberinya daging. "makanlah selagi tidak ada yang tahu."

"eoh Jimin kau juga harus makan banyak supaya cepat tinggi, ini makanlah aa-" Ryujin menyuapi Jimin.

"enak," Jimin tersenyum Gummy.

ah aku jadi iri.

"ini kau juga makan ya Hoseok supaya kau... supaya apa ya? kau kan sudah tinggi. ah entahlah pokoknya makan ini," Ryujin meletakan beberapa potong daging ke piringku.

"trimakasih."

rupanya aku salah langkah, kupikir dengan mengajak Ryujin akan mengobati rinduku, ternyata aku malah cemburu.

wajar saja kan kalau mereka akrab seperti itu? namanya juga pacaran, akhh kenapa aku jadi kesal begini.

"sebentar ya aku mau ke toilet," pamit Jimin kemudian meninggalkan kami berdua.

"kalian cocok ya."

"apa?"

"kau. kau dan Jimin, cocok."

"Jimin sangat baik dan perhatian."

"ya maka dari itu kalian cocok menjadi sepasang kekasih."

"aku dan Jimin? sepasang kekasih? Jimin itu sudah mempunyai wanita pujaannya tapi aku tidak tahu siapa karna Jimin tidak mau memberitahuku."

tunggu!

jadi aku salah sangka?

"jadi kalian tidak pacaran?"

"tidak lah."

Yessss!
huft lega rasanya

aku jadi ingat saat aku bertanya pada Jimin di ruang latihan, benar juga aku memotong ucapannya.

"Hoseok, apa kau tau tipe wanita Jimin?"

tipenya? Jimin sangat jarang bercerita tentang wanita maupun kisah cintanya, jadi sangat minim informasi tentang tipe wanita Jimin.

"tidak tahu, tapi kalau aku nilai Jimin itu menyukai hal-hal imut dan lucu."

"memangnya ada tipe wanita imut dan lucu? ada-ada saja kau ini."

ada. kau .

"kalau kau Hoseok, bagaimana tipemu?"

persis seperti kau

"apa saja yang penting baik dan enak dipandang."

Ryujin tertawa.

"kalian berdua tipenya tidak jelas, enak dipandang? kau pikir lukisan?"

aku tersenyum dan menggaruk tengkuk meski tidak gatal.

tiba-tiba aku teringat masa-masa audisi, rasanya sangat minim ingatan ku tentang Ryujin, bahkan Jimin juga. Obsesiku hanyalah Lolos audisi.

kalau diingat-ingat....
Ryujin? hmn Ryujin ya?
oh iya, dulu dia pernah memberiku minum, tapi.... malah aku acuhkan dan lanjut latihan.

oh dia juga pernah memberiku sapuk tangan, tapi aku tolak karna aku sudah punya.

rasanya...

dia selalu membuatkan ku bento, meski tidak aku makan karna aku tidak doyan. Terlalu imut ku pikir menjijikan.

dia juga khawatir sekali padahal aku hanya terkilir saat latihan.

aku tidak pernah menyadari kehadiran Ryujin dalam hidupku yang kini berpengaruh.

sepertinya dulu aku menutup mata dan apatis terhadapnya, padahal dia sangat baik padaku, bahkan saat ulang tahun ku dia memberiku kejutan kecil dan berakhir dengan kekacauan karna trauma ku kambuh saat melihat kue ulang tahun.

kalau dipikir-pikir, Jimin ada sebagai 'tempat sampah'ku dengan Ryujin.

bento akhirnya dimakan oleh Jimin
minum jadi untuknya
dan sapuk tangan itu, yang benar-benar baru saja aku sadari, masih disimpan oleh Jimin.

sejak sekarang hingga kami kembali ke dorm masing-masing, aku malah terniang masa-masa Audisi, otakku berusaha mencari kehadiran Ryujin dulu.

Meet You Lost you (BTS X ITZY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang