1. Pagi

1.9K 47 10
                                    

Matahari mulai terbit dari ufuk Timur. Menyinari dunia seorang remaja berusia 16 tahun. Dia adalah Arkhana Dwipanca Gautama.

"Pagi bang," sambut Panca pada seorang yang sejak tadi sudah menungunya di meja makan.

"Pagi, lama banget dandannya udah kayak PRINCE aja," jawab Karel dengan wajah kesalnya.

Ya, Karel Putra Gautama. Remaja yang sebentar lagi akan menginjak usia 18 tahun. Yang notabenenya adalah kakak sekandung dari Panca.

"Elah,, siapa juga yang dandan?
Gue mah gak perlu dandan juga udah cakep kali.
Gak kayak lo, mau di apa-apain juga tuh muka gk bakal berubah" Balas Panca dengan PD nya.

"Ngomong apa lo?"
ucap Karel tidak terima dengan ucapan adiknya itu.

"Emang gitu kan?"
balas Panca lagi sambil menaik turunkan kedua alis tebal nya.

"Njir lo..." ketus Karel sambil melempar sebuah garpu ke arah Panca, yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Panca.

"Udah buruan makan! entar telat lagi." Lanjutnya lagi.

Panca pun berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati ketika di ruang makan, disamping kursi milik Karel tepatnya.

"Papa mana?" tanya Panca sambil mengolesi selai coklat kesukaannya di atas roti yang dipegangnya.

"Kata bi Inah sih udah berangkat," jawab Karel santai.

"Oh" Balas Panca singkat yang sudah mulai melahap sebagian rotinya.

🍃 🍃 🍃 🍃

"Pagi mi, pi" Sapa seorang gadis cantik berusia 16 tahun yang mengenakan seragam sekolah kebanggaan miliknya.

"Pagi sayang" Jawab dua orang yang tadi disapa nya, yang tak lain adalah orang tua nya.

"Sila, papi denger sekolah kamu mau ngadain acara ulang tahun sekolah ya?" Ucap pria yang menjadi kepala keluarga di rumah besar itu.
    
Ya. Asila Naurendita yang kerap disapa SILA itu adalah putri tunggal dari pasangan Naurendita & Bagas Pratama.

"Beneran, sayang? Kapan?" Tanya Nauren penasaran.

"Mm... tanggal 5 mei mi" Ucap Sila memberi jawaban.

"Berarti lusa donk?" Tanya Nauren lagi.

"Ya, gitu deh mi" Sila berucap lagi.

"Mm... mi, pi, Sila udah selesai.
Sila berangkat dulu ya!"
Ucap Sila sambil mengambil tas sekolah di sampingnya.

"Iya sayang. Hati hati ya"
Balas Nauren sambil memberi senyum manisnya.

"Assalamualaikum" sambil mencium tangan kedua orang tuanya dan berlalu pergi menuju garasi mobil miliknya.

🍃 🍃 🍃 🍃

"Bang, Kenapa sih kita punya orang tua kayak mereka?"
Ucap Panca memecah keheningan di dalam mobil yang sedang melaju di jalanan yang licin akibat guyuran hujan yang turun begitu deras semalam.

"Lo ngomong apaan sih?"
Ketus Karel kesal dengan ucapannya adiknya itu, sambil tetap fokus menyetir mobilnya.

"Ya, emang lo gk ngerasa apa?
Kalo papa itu terlalu sibuk sama perusahaannya? Dan ditambah lagi sama mama yang kerjaannya ngurusin butik mulu tiap hari." Jawab Panca memperjelas renungannya tadi.

Karel terdiam tak menjawab ucapan adiknya itu. Ya, memang benar, perusahaan milik papanya & butik mamanya membuat mereka seolah olah lupa aka Karel & Panca.

"Omongannya Panca ada benernya juga sih. Mama sama Papa terlalu sibuk & seakan akan gak pernah peduli sama anak anaknya" Batin Karel.

"Oii... kok malah diem?" Ucap Panca menyadarkan Karel dari lamunannya.

"Eh ng...gak kok. Mm... udah ah apaan sih ngomongin kayak gitu.
Mendingan lo belajar, katanya hari ini lo ada ulangan harian?"
Jawab Karel mengalihkan topik.

"Helah, sejak kapan gue peduli sama Ulangan Harian?"
Jawab Panca acuh.

Karel hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan adiknya itu.

Ia sudah tahu jika membahas tentang pelajaran, adiknya itu akan acuh tak perduli.

🍃 🍃 🍃 🍃

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Karel & Panca pun sampai di sekolah.
SMU PANCASILA tepatnya.

 Sekarang sudah pukul 07.00. Itu artinya jam pelajaran sekolah akan dimulai 15 menit lagi.

🍁 🍁 🍁 🍁

Segitu dulu yah gaes, ini cerita pertama saya. Mohon dimaklumin ya kalo ada penulisan yang salah atau kalimat yang susah di mengerti atau gak nyambung.

Kasih kesannya dong buat cerita *PANCASILA*

         Senin

25 Februari 2019

PANCASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang