Entah aku yang salah,
Atau memang kamu yang berubah?!___________________________
Pagi menyongsong, matahari menyapa, membuat seorang remaja terusik dalam tidurnya. Pandangannya menyorot lurus ke atap-atap kamar dengan tatapan kosong.
Tadi malam, panca tidur sendiri. Orang tua nya tidak pulang, sibuk bekerja. Karel, abangnya juga tidak pulang, dia sibuk mempersiapkan kegiatan untuk hari ini.
Panca menghembuskan nafas berat. Kakinya melangkah menuju kamar mandi. Dia bersiap-siap untuk sekolah.
Sepuluh menit berlalu, Panca keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Dia berjalan menuju cermin untuk melihat penampilannya.
'Drrttt
Suara ponsel mengalihkan tujuannya. Panca berjalan untuk melihat ponselnya.
Brother
Tunggu, gue jemput.Anda
OkeHanya itu balasan Panca. Dia terlalu Malas hanya untuk membalas pesan. Panca segera meraih tas nya lalu berjalan keluar kamar menunggu abangnya.
Panca duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Entah apa yang sedang ia mainkan, Panca terlihat sibuk dengan urusannya.
'Tin tin
Suara mobil di depan rumah membuat Panca mematikan ponselnya, lalu berjalan keluar rumah.
"Yuk!" ajak Karel tanpa basa-basi.
Panca hanya bergumam dan masuk ke dalam mobil dengan wajah datar. Mobil melaju dengan kecepatan sedang.
"Happy birthday, Pan," ucap Karel di tengah perjalanan.
Panca menoleh lalu tersenyum sekilas. "Thanks, Bang."
"Nih," Karel memberikan satu buah kotak berwarna hitam ke arah adiknya.
Panca melihat kotak itu dengan tatapan sendu dan meraih kotak itu. "Kapan mama sama papa inget ulang tahun gue?" lirih Panca.
Karel menghela nafas. Sungguh, ia tidak tega ketika harus melihat wajah adiknya seperti ini. "Nanti pasti mereka kasih kejutan, inikan ulang tahun lo yang ke tujuh belas," jawab Karel berusaha menghibur Panca walaupun dia juga ragu akan apa yang dia ucapkan.
"Gue gak berharap, takut sakit."
Hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tapi satu tujuan, orang tua.
Mobil Karel sudah sampai di parkiran SMU Pancasila. Panca turun dari mobil tanpa mengucapkan apapun. Dia berjalan menuju kelas dengan langkah tanpa energi.
Di tengah lapangan, Panca melihat kekasihnya sedang sibuk. Tanpa memperdulikan Sila, Panca masuk ke dalam kelas dan menelungkupkan wajahnya.
"Gal, gue punya pertanyaan," ucap Dikky.
"Apa?" tanya Galih tanpa minat pasalnya Dikky selalu menanyakan hal yang unfaedah.
"Upil itu bau atau wangi?"
"Bego!" hardik Galih
"Jawab," tegas Dikky.
"Ya, mana gue tau, gak ada kerjaan juga gue nyium upil," balas Galih sewot.
"Gak usah di cium, bego, kan upil ada di hidung lo."
Suara berisik membuat Panca mendongakkan wajahnya. Terlihat dua temannya sedang asik berdebat. Matanya menatap tajam ke arah Dikky dan Galih membuat mereka diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/179787968-288-k66677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCASILA
Teen FictionMengenai Dia... Seseorang yang penuh dengan asa, Seseorang yang juga penuh dengan luka. Mengenai masalalunya... Dimana ia mengerti apa itu luka, Yang membuatnya kehilangan jati dirinya. Mengenai lukanya... Dia pernah terluka, Karena seseorang dimas...