4. Mengingat

377 16 2
                                    

Kau yang mengakhiri,
Kau yang memilih pergi,
Tapi kau juga yang memutuskan untuk kembali.

_____________________________

Awan hitam dan gelap, menutup sinar mentari yang seharusnya bersinar terang pagi ini. Sepertinya, pagi ini akan turun hujan. Hujan--sesuatu yang di benci Panca selain kegelapan. Hal yang mungkin akan mengingatkannya akan suatu hal pada masa lalunya.

Panca menuruni tangga dengan tergesa. Tangan kirinya terangkat. Sekilas netra hitam legam miliknya menatap sebuah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

07.00
Sontak matanya membulat melihat angka yang tertera di jam yang melingkar dengan manis di pergelangan tangannya.

Seharusnya, saat ini ia sudah berada di sekolah.
Tapi apa ini?
Dimana kakaknya?
Kenapa kakaknya tidak membangunkannya pagi ini?
Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, saat tak mendapati kakaknya pagi ini.

Pikirannya sudah melayang pada tiang bendera di lapangan upacara sekolahnya.
Karena sudah bisa dipastikan, bahwa ia akan kembali menjadi penunggu setia di bawah tiang bendera itu.

Ya, walaupun SMU PANCASILA merupakan sekolah yang didirikan oleh kakeknya, tetapi itu tidak menjadikan ia akan bebas dari segala hukuman dari kesalahan yang diperbuatnya.
Itu dikarenakan permintaan dari orang tua Panca sendiri.

"Sial! Gue telat lagi." Gerutu Panca."Ini gara-gara Karel nih. Hah..." Lanjutnya sambil menghela nafas kasar.

Tak ingin membuang waktu lagi, kini Panca meneruskan langkahnya dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya--tergesa.

Drrtt...
Tepat di anak tangga terakhir ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk di sana.

Dengan segera Panca merogoh saku celananya, untuk mengambil benda pintar itu. Saat benda pipih itu berhasil ia dapatkan, dengan segera Panca melihat siapa yang mengirimi ia pesan disaat dia sedang terburu-buru seperti saat ini.
Dan ternyata pesan yang masuk pagi ini dari kakaknya--Karel.

Brother
Pan, sori gue
berangkat duluan.
Soalnya ada tugas OSIS
buat bikin proposal
ultah sekolah
besok.

Anda
Terus gue berangkatnya
gimana?

Brother
Pesen taxi online aja!!!

~READ~

"Huft..." Panca menghela nafas pasrah.

🍃 🍃 🍃 🍃

"Yah pak bukain dong gerbangnya!" Pinta seorang pria dari luar gerbang sekolah.

"Mas Panca mah kebiasaan...
Makannya mas, bangunnya pagi biar gak kesiangan!" Jawab Pak Bimo, selaku satpam di SMU PANCASILA.

"Ya, saya telat kan ada alasannya pak. Lagian sebenernya saya juga gak mau telat kok." Jawab Panca dengan wajah memelas.

"Ya udah sebentar, saya lapor ke Bu Indri dulu"

"Ya elah pak, ngapain pakek lapor segala sih? Tinggal bukain aja gerbangnya apa susahnya coba?" Balas Panca.

"Ya, mas Panca kan telatnya-- " Ucapan Pak Bimo terpotong karena ada seseorang yang meneriaki namanya, dari arah belakang.

"Pak Bimo..." Teriak Karel, dari arah belakang sambil berlari ke arah pak Bimo.

"Iya mas kenapa?" Tanya Pak Bimo langsung pada Karel yang baru saja sampai di hadapannya.

PANCASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang