{Nicholas} E n a m

6.7K 280 12
                                    

Sebulan sudah sejak kejadian itu.

Baxter, mengatakan bahwa gadis bergaun baby blue itu bernama Lian Jefferson. Anak bungsu keluarga Jefferson pemegang saham terbesar kedua di KOIN Group yang dimiliki Andrew Lim. Dan parahnya dia juga tunangan Andrew Lim itu!

Goddamn!

Gilanya disini.

Dengan mudahnya aku membuat sebuah proyek yang akan melibatkan KOIN Group yang bergerak di bidang properti. Oh ya, aku yang bergerak di bidang Teknologi dan real estate dapat dengan mudah bekerja sama dengan Andrew untuk kesekian kalinya. Niat gilaku sebenarnya hanya untuk dapat melihat gadis itu! hanya berpikir, barangkali saja jika aku berkunjung ke KOIN Group dia ada disana. Hei, Andrew ‘kan tunangannya.

Aku menekan tombol lift dan beberapa menit kemudian lift terbuka. Beberapa orang keluar dari lift meninggalkanku yang masuk ke lift sendirian. Dalam lift aku hanya menerawang jika hari ini aku bisa bertemu dengan gadis itu. Dadaku saja bergemuruh. Tapi di sudut hatiku paling dalam masih ada semua tentang Fleur. Aku merasa semakin brengsek saja. Bagaimana bisa aku menduakan istriku.

Lift terbuka dilantai teratas—lantai 25. Aku berjalan menuju ruangan CEO disini. hari ini aku hendak mengunjungi Andrew karena memang ada sesuatu yang ingin aku bicarakan soal kerja sama kami kedepannya. Ya sekalian berharap juga bertemu dengan gadis baby blue itu. siapa tahu sajakan.

Drttt….Drtt….

Aku merogoh saku jasku dan melihat nontifikasi pesan di ponselku.

Baxter.

'Tuan Handson, aku punya berita untukmu.Kuharap kau bisa menemuiku secepatnya.'

Aku memasukkan kembali ponsel ke dalam jas dan kembali berjalan hingga berhenti didepan meja sekertaris yang kosong. Aku hanya mengangkat bahu dan memilih langsung masuk.

Sialan lagi untuk beribu kali dan demi miliaran juta uang yang kumiliki.

Aku menggeram kesal saat membuka pintu CEO itu. Yah, aku melihat gadis baby blue itu disana. Benar-benar melihatnya dengan mata melotot dan marah. Sungguh, sebagai pemain bagaimana bisa aku sangat jijik dengan pemandangan itu. dan ku akui ini pertama kalinya aku merasa marah dan cemburu sebesar ini.

Disana, Lian duduk diatas meja kerja Andrew Lim, tepat menghadap Andrew yang duduk di kursi kebesarannya. Mereka saling berciuman intens dengan badan Lian yang membungkuk untuk menggapai bibir Andrew. Sialan sekali tangan Andrew yang bahkan berani meremas dada gadis itu. brengsek!

Aku menutup pintu itu kembali dengan keras. Tak peduli jika kedua orang itu kaget karena saking kerasnya aku membanting pintu itu. jika kuteruskan melihat, bisa-bisa aku menghajar Andrew hingga masuk UGD. Parahnya mati.

Aku berjalan cepat keluar gedung KOIN Group. Rasanya kepalaku ingin pecah dan dadaku berdenyut sakit.

Tidak. rasanya sangat sakit. bisakah ini berhenti. Aku sudah seperti orang bodoh yang merasa sakit hanya karena melihat wanita yang tidak kukenal becumbu dengan pria lain.

Aku kembali merogoh ponselku dan menekan angka 3—panggilan cepat untuk Baxter.

“Datang ke kantorku sekarang!”

Tutttttt—

.

.

.

Aku ingin membanting seluruh barang yang ada diruanganku rasanya. Belum sampai semenit yang lalu Baxter keluar dari ruanganku. Bahkan kalimat pertama Baxter tadi membuatku mematung. Aku sangat senang pertamanya, tapi selanjutnya, aku ingin sekali membanting barang-barang diruanganku ini.

“Nona, Fleur Jasmine masih hidup tuan Handson.” Ucap Baxter mengawali percakapan itu.

Aku hanya bisa menganga mendengar ucapan barusan. Kumpulan Kupu-kupu secara mendadak pecah di rongga dadaku. Rasa bahagia menelusup dalam setiap peredaran darahku.

“Lalu dimana dia?” tanyaku tidak sabaran.

“Dia seperti tak ingin lagi bertemu denganmu tuan Handson, maaf.”saat ucapan itu selesai, aku ingin sekali mencekik Baxter.

“Apa Maksudmu?”

“Selama ini, dia menutupi masa lalunya dari orang-orang. Aku sempat kesulitan mencarinya. Dia bahkan sampai merubah wajahnya, ah maaf bukan sengaja merubah.” Baxter tampak terdiam sebentar dan membasahi bibirnya. aku mengernyit tak mengerti, berharap Baxter cepat melanjutkan kalimatnya. “Anda ingat kebakaran rumah sakit dulu Tuan Handson? Ternyata malam itu Nona Fleur sadar, dan dia sempat melarikan diri dari rumah sakit yang terbakar hebat itu. tapi sayang tubuhnya masih lemah hingga beberapa bagian tubuhnya terbakar. Dan saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Tapi saat saya mencari tentang Lian Jefferson, saya menemukan hal yang ganjil. Dia merupakan anak angkat keluarga Jefferson, menggantikan putri mereka yang meninggal seminggu sebelum kebakaran itu terjadi. Dan saat saya mencari lebih dalam, ada hal yang aneh. Ada operasi plastik sehari setelah kebakaran itu atas nama Lian Jefferson. Saat itu juga saya mencocokkan foto mereka—Lian sebelum operasi dan nona Fleur—dan itu mirip. Yah saya juga sempat melakukan tes DNA dengan mengambil sampel nona Lian dan anda ingat seminggu lalu saya juga meminta sikap gigi yang pernah nona Fleur pakai. Dan hasilnya keluar hari ini, mereka 99% cocok. Mereka orang yang sama. Lian Jefferson dan Fleur Jasmine orang yang sama.”

Kepalaku ingin pecah rasanya saat mengetahui kenyataan itu. disatu sisi aku sangat bahagia dan disisi lain aku sangat marah. Segala pertanyaan berputar dikepalaku.

Kenapa dia tak menemuiku dan bilang bahwa dia Fleur?

Kenapa dia besikap tak mengenalku?

Apa sebegitu bencikah dia denganku?

Dan kenapa dia bertunangan dengan Andrew?! Hey, dia masih istriku meski semua orang tak tahu!

Dan yang paling penting, pernahkah dia mencintaiku?

Aku ingin meledak!

.

.

.

Aku merasa bukan menjadi diriku hari ini.

Jangan salahkan aku. aku melakukan ini semua karena gadisku, istriku, orang yang kucintai. Tindakannya yang bercumbu dengan Andrew tempo hari selalu berputar dalam kepalaku dan menyulut amarahku. Bahkan aku tak berani membayangkan ataupun bertanya pada diriku sendiri, apakah Fleur sudah melakukan hal ‘itu’ dengan Amdrew?

Aku seperti orang gila saat mengetahui bahwa Lian dan Fleur orang yang sama. Aku jatuh cinta pada orang yang sama.

Malam semakin pekat dengan awan mendung yang menghiasi langit. Bulan pun tak nampak. Hhh.. benar-benar malam yang gelap. Aku berdiri disamping sebuah pilar di basmen sebuah gedung pameran lukisan. Aku tahu hari ini Fleur akan menggelar pameran pertamanya di Colchester setelah sebelumnya mengadakannya di London. Aku merasa menjadi pria bodoh, ternyata selama ini aku tak benar-benar tahu gadisku. Bahkan banyak yang tak kuketahui. Selain profesinya dulu, aku tak tahu jika dia bisa melukis seindah itu. aku sempat masuk sebentar sebelum keluar lagi tadi dan membeli beberapa lukisan yang sangat kusukai karena menggambarkan dirinya.

Sweater hitam lengan panjang dan jeans hitam serta sepatu kets hitam membalut tubuh tegap tinggiku. Aku sesekali melihat arloji di tangan kiriku dan melihat kearah pintu basmen. Jam 11.30 malam dan gadis itu belum keluar, padahal pameran 2 jam lalu sudah di tutup.

17 menit kemudian aku melihatnya. Gadis cantik dengan sweater musim dingin kebesarannya dan celana jeans putih. Dia berjalan dengan santai kearah mobil yang tepat berada dekat dengan pilar yang menjadi tempat bersembunyiku. Aku menyeringai.

Akan kubuat kau menjadi milikku lagi sayang.

Yah, milikku.

Dan kutaruh sapu tangan dengan obat bius itu hingga menutupi mulut dan hidungnya. dan beberapa detik kemudian tubuh itu jatuh dalam pelukanku.

Aku kembali menyeringai. Kau akan menjadi milikku sayang. Lagi.

.

.

.

The Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang