Nicholas menatap punggung yang membelakanginya terus menerus. Cahaya matahari menembus dari celah gorden biru tua yang kini menutupi jendela besar di kamarnya dengan cukup rapat. Tak bisa tidur sama sekali. mungkin sesaat dia bisa tertidur tapi tak lama dia akan bangun lagi dan menatap punggung gadis itu. dia sangat merindukan gadis itu hingga matanya pun tak ingin melewatkan sedikitpun untuk menatap setiap inci tubuh gadis itu. jam dinakas menunjukkan pukul 6 pagi.
Nicholas ingin memeluk tubuh itu sejak ia terbangun pada pukul 3 pagi tadi. Tapi dia tak berani karena gadis itu gampang terbangun saat mendapatkan sentuhan tiba-tiba. Dan gadis itu sendiri tak terlalu suka dipeluk Nicholas. Miris memang.
Menilik lagi jam di nakas. Pukul 6.17. sialan sekali. dia tak tahan jika seperti ini terus. Dia ingin menyentuh gadisnya. Sudah cukup, sekarang saatnya gadis itu bangun.
Dengan cepat Nicholas mendekat pada Fleur dan membalik tubuh itu hingga terlentang dengan lembut, membuat gadis itu melenguh dalam tidurnya. Nicholas menindihnya dengan ringan sama sekali tak ingin menyesakkan gadis itu dan memeluk tubuh mungil gadis itu. meletakkan kepalanya di perpotongan leher Fleur. Membaui feromon yang menguar dari tubuh gadis itu. Mengendus dan menyimpannya baik-baik. Sesekali mengecup lembut. Gadis itu mengerang merasakan sesuatu mengganggu tidurnya. Sudah dibilang Fleur cukup sensitif dengan sentuhan.
Sebuah tangan menyentuh punggungnya membuat Nicholas mendongak dan menatap gadis yang mulai membuka matanya. Fleur mengerjap bingung masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang terbawa ke dunia mimpi. Nicholas tersenyum manis dan segera menerjang Fleur. Menghujatkan ciumannya dengan lembut. Melumat kecil bibir atas dan bawah Fleur tanpa menunggu terkumpulnya nyawa gadis itu.
Fleur melenguh pelan. sekarang dia cukup sadar dengan apa yang terjadi-tepatnya apa yang dilakukan suaminya itu. Fleur tampak berusaha mendorong Nicholas untuk segera melepaskannya. Tapi Nicholas bahkan tak bergeming dan terus mencium bibir Fleur dengan lembut tapi menuntut. Mencium bibir bawah dan atasnya bergantian. Melumat dan menghisap bibir itu. Nicholas menjulurkan lidahnya dicelah bibir Fleur dan menjilati bibir itu. niatnya agar Fleur membuka mulutnya, tapi Nihil. bibir Fleur bahkan tetap tertutup rapat.
"Nick..." Fleur mengerang dan menggigit bibir Nicholas. membuat Nicholas mengerang dan melepaskan tautan bibir mereka. Pria itu menatap Fleur pura-pura kesal. Merasa tak suka kegiatannya terganggu. "Kau bau sex." Ucar Fleur datar membuat Nicholas tersentak dan merutuki dirinya sendiri. "Kau tak membersihkan dirimu kan semalam."
Nicholas memejamkan matanya, memaki dirinya sendiri. bagaimana bisa dia lupa membersihkan dirinya semalam. Oh ya, karena dia terlalu merindukan gadisnya hingga memilih tidur di sebelah gadis itu dan menatap punggungnya. Sial.
"Aku tak suka menyentuh bekas gadis lain."
Fleur mengenyahkan tubuh besar Nicholas. bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. sejenak menoleh kearah Nicholas, menatapnya datar dan kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Nicholas mendesah di tempatnya. Dan bangkit untuk mengikuti gadisnya masuk ke kamar mandi. Dia tahu maksud Fleur menatapnya tadi dan percayalah jika kamar mandi itu tak terkunci. Nicholas masuk begitu saja melihat Fleur yang sedang menyiapkan air Hangat.
"Lepaskan."
Nicholas menuruti perintah Fleur dan mulai menanggalkan pakaiannya. Tak menyisakan satupun kain untuk melekat pada tubuh tegap berisinya. Menghampiri gadis itu dan memeluknya dari belakang.
"Tak ada acara menyentuh Nick sebelum kau bersih dari noda menjijikkan itu." Nicholas mengangkat kedua tangannya dan mundur selangkah. Perintah gadis itu jelas baginya. Dan Nicholas selalu ingin menjadi anak baik bagi istrinya itu. beginilah hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Short StoryAku mencintaimu, tapi aku tidak bisa melepaskan kebiasaan ini. -Nicholas Handson, sang penderita HyperSex . . Aku mengingat semuanya. Setiap detik kebersamaan kita dan setiap detik kau menyakitiku. Maaf, aku takut tak bisa bertahan. -Fleur Jasmi...