{Fleur} T i g a

11K 376 31
                                        

Suara memekakkan telinga tak sama sekali dihiraukan gadis itu, berbeda dengan pria di sebelahnya yang sejak tadi mengomel ini itu karena mereka datang ke tempat ini. biasanya juga mereka hanya datang ke sebuah cafe pinggir jalan untuk minum atau apalah. Yang penting tidak sampai ketempat yang bernama Club malam.

Pria disebelah gadis itu memang terkesan polos atau lebih tepatnya kolot. Nah, bahkan wanita-wanita yang mendekati pria tampan itu langsung diberi tatapan tajam dan menusuk. Gadis disebelahnya hanya tertawa setengah sadar. Sesekali membantu pria itu membuat wanita disana pergi dari dekat mereka dengan mengacungkan botol wine yang telah dipegangnya. Mengancam akan memukul itu ke kepala wanita yang berani mendekati pria itu.

Sang pria pun hanya geleng-geleng melihat tingkah pasien sekaligus sahabatnya itu. oh ya, dia seorang Psikolog.

"Hei, Kenny. Tiduri saja salah satu dari mereka. Kau membuatku repot dengan membantumu mengusir mereka. Selain itu mereka berisik sekali membuatku mual mendengar kata-kata menjijikkan mereka yang tak berhenti hanya untuk menggodamu. memang kau tampan apa, huh" racau gadis itu yang tak lain Fleur Jasmine dengan wajah yang agak memerah karena mabuk.

Oh lihat. Bahkan gadis itu nyaris menghabiskan 2 botol Wine. Sialan bagi Kenneth karena dia yang membayar itu semua. Mana alkoholnya cukup tinggi. Biasanya gadis itu akan langsung tak sadarkan diri saat mendekati botol ke-3 alkohol murahan di cafe pinggir jalan yang mereka datangi dan berakhir dengan Kenneth yang menggotong gadis itu pulang karena gadis itu akan tidak sadarkan diri setelah itu.

Bahkan ribuan ceramah dilakukan Kenneth agar sahabatnya itu tidak mabuk-mabukan. Tapi apa, gadis itu akan pergi sendirian. Dan itu justru membuat Kenneth khawatir dan sungguh menyusahkan. Lebih baik dia diam dan menemani. Itu lebih baik menurutnya. Dan gadis itu akan selamat dari bahaya.

"Hei, aku pria baik-baik Fleur. Dan kenapa sekarang kau mabuk-mabukan di tempat seperti ini?!" teriak kenneth karena suara musik yang memekakkan telinga.

"Aku hanya ingin disini. mengganti suasana, tuan Kolot." Fleur sekarang bahkan tak peduli pada gelas. Diraihnya botol wine yang tinggal sedikit dan langsung meminumnya dari botol itu sendiri. Kenneth hanya mendengus. Ini sudah menjadi pandangannya hampir setiap malam selama 1 tahun. "Memang kau tak bernafsu apa? Pria itu saja melakukannya setiap hari dengan wanita berbeda. Bahkan malam ini dia pasti tidur dengan wanita yang entah siapa. Ah mungkin 2 wanita!" racau Fleur dengan nada ceria di akhir. Pura-pura ceria tepatnya. Menutupi perasaannya yang mulai terlupa karena pikirannya yang sudah kacau karena mabuk."Tambah Lagi!" teriak Fleur pada sang bartender. Kenneth bahkan tak minum sama sekali.

"Tidak. sudah cukup. Kau sudah hampir mabuk."

"Tapi aku belum kehilangan akal. Hanya mabuk belum kehilangan kesadaran." Fleur menyandarkan kepalanya pada meja dan menatap Kenneth dari samping dengan ekspresi sedih.

"Kau bisa merusak kesehatanmu Fleur. Hampir setiap malam kau berakhir dengan tidak sadarkan diri. Apa kau tak bisa berhenti. Kau tidak kasihan padaku? Aku tak bisa melihatmu seperti ini terus." Kenneth mengacak rambutnya frustasi. Dia sangat sayang pada sahabatnya. Dia dulu berasal dari panti asuhan yang sama dengan gadis itu. hingga saat umur 11 tahun dia diadopsi oleh sebuah keluarga kaya. Meninggalkan sahabat kecilnya. Tapi takdir mempertemukan mereka kembali saat mereka sama-sama menginjak bangku kuliah.

"Aku akan berhenti jika semua ini berhenti!" teriak Fleur keras membuat beberapa mata disekitar mereka menoleh. Kenneth memeluknya dan mengelus rambutnya naik turun. "Aku lelah." lanjutnya lirih.

"Ayo tenangkan dirimu. Aku akan menerapimu malam ini hm. Meski aku tak bisa menghentikannya, tapi aku bisa menenangkanmu untuk sementara. Ayo kita ke tempatku."

The Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang