{Fleur} S e b e l a s

4.7K 236 5
                                    


Jika pria menangis untuk wanita, berarti ia sangat mencintai wanita tersebut dan merasa telah sangat terluka. Dan satu lagi yang harus diingat, airmata pria tidak pernah berbohong’
=VENGEANCE=


..

Makanan dan minuman tahanan atau apapun yang diberikan padanya tak pernah dia sentuh sama sekali. dia seperti tak mempunyai nyawa. Hanya terdiam, mematung dan menatap dinding putih kotor sel tahanan dengan pandangan kosong.

Nicholas—pria itu nyaris seperti patung. Dalam kepalanya hanya berisi angka-angka. Angka-angka yang membawanya pada kesengsaraan—waktu. Dalam kepalanya dia hanya terus menghitung waktu—tiap jam, menit, bahkan detik. Hanya itu yang dilakukannya. dan besok… tepat istrinya menikah dengan pria lain. Tepatnya ‘mantan’. Dia ingin kembali mengulangi menghitung dari awal agar hari itu tak pernah terjadi. Tapi toh, meski dia mengulangi hitungan, waktu terus berjalan maju.

“Jangan tinggalkan aku…. hiks. Kumohon.” Akhirnya setelah merasa frustasi menghitung waktu pria itu menangis dalam kesunyian. Biar saja dia disebut pria cengeng nan bodoh karena menangisi cinta. Gadis itu satu-satunya yang dia miliki. Dia mencintai gadis itu. tapi kini gadis itu akan benar-benar meninggalkannya dengan menjadi milik orang lain.

Adakah yang lebih buruk lagi?

Ini sudah terlalu buruk untuknya. Bagaimana nanti saat dia sadar gadis itu sudah benar-benar menjadi milik orang lain? Mati saja!

..

..

..


“Akhirnya semua selesai sudah!!!”

Aiden terbahak dengan kerasnya. Tertawa dengan amat bahagia. Pria itu memeluk Fleur dengan erat dan memutar-mutar tubuh mereka dengan riangnya. Berhenti dan melompat-lompat lagi dengan kedua tangan yang saling bergenggaman dengan adiknya itu. Fleur yang lebih sering berwajah datar—minim Ekspresi—pun tersenyum lebar. Dia tak menyangkah hal ini akan terjadi. Tuan Adam yang duduk dikursi makan hanya menatap kedua anaknya itu dengan pancaran bahagia dan lega.

“Syukurlah.” Bisik pria tua itu dan memanjatkan rasa terimakasihnya sekaligus berdoa untuk kebahagiaan keluarga mereka.

Pagi ini adalah pagi yang amat membahagiakan bagi mereka semua. Akhirnya setelah sekian lama, semuanya berakhir.

Pagi ini mereka semua duduk di meja makan untuk sarapan—seperti biasanya. Tuan Jefferson seperti hari-hari sebelumnya selalu mengajak Fleur mengobrol apapun. Berusaha membuat gadis itu terbuka padanya. Dan seperti pemandangan biasanya juga, melihat Aiden mengutak-atik Tab-nya sambil memakan sarapannya. Tapi yang mengejutkan adalah Pria polos itu yang tiba-tiba berteriak seperti orang kesetanan. Menunjukkan layar tab-nya dan menarik adiknua kedalam pelukannya sambil melompat-lompat.

Akhirnya…. berita pagi ini membuat keluarga Jefferson bahagia. Tuduhan korupsi yang dilakukan tuan Adam dicabut. Pelaku sesungguhnya baru saja ditangkap dan memang benar jika Keluarga Jefferson hanya dikambing hitamkan. Dan semuanya menjadi jelas sekarang.

Fleur tersenyum menatap keluarganya yang juga ikut tersenyum bersamanya. Tiba-tiba sebuah pikiran melintas dipikirannya. Bukankah ini berarti….

“Kau tidak perlu menikah dengan Andrew sialan itu!” teriak Aiden tiba-tiba membuat tuan Adam dan Fleur menoleh kearahnya.

Gadis itu menatap Aiden penuh arti lalu beralih kearah tuan Adam yang menatapnya lembut seakan mempersilahkannya untuk memilih apapun tindakan yang dia mau. Fleur tanpa sadar menggigit bibir bawahnya keras. Dia memang tidak mencintai Andrew, tapi dia ingin belajar mencoba.

The Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang