1

13K 579 19
                                    

Setiap anak memiliki karakter berbeda. Namun sejatinya semua anak memiliki kebaikan dalam dirinya. Nakal-pemberontak-keras kepala terbentuk akibat adanya kemarahan yang tak mampu diungkapkan.

***

Gangnam-gu

Cho Yoongi adalah namanya. Ia seorang single parent yang harus membesarkan dua orang putranya setelah sang istri meninggal akibat kanker rahim yang di deritanya.

Yoongi memiliki sebuah agency yang cukup ternama dan bergerak di bidang industri hiburan.

Sibuk?

Tentu saja ia sangat sibuk. Bahkan ia merelakan kedua anaknya di asuh oleh pembantu di rumahnya.

Anak sulungnya bernama Cho Seokjin. Ia berusia sekitar 18 tahun, sedangkan adiknya bernama Cho Jungkook dan baru berumur 15 tahun.

Seokjin anak yang memiliki hati keras. Dia mudah sekali marah, dia juga sering adu argumen dengannya. Yoongi sering dibuat pusing menghadapi tingkahnya.

Jungkook adalah anak yang penurut. Ia sangat menyayangi kakaknya. Terkadang, ia juga ikut-ikutan berulah seperti kakaknya.

Yoongi sering kali menerima telepon dari pihak sekolah Seokjin. Setiap kali dirinya menerima telepon atau surat panggilan yang berhubungan dengan Seokjin, maka ia sering memarahinya, bahkan menamparnya, dan ia juga tidak peduli harus memarahinya di depan banyak orang.

Seokjin dan Jungkook sangat berbeda. Seokjin berhati keras, tapi Jungkook berhati lembut. Jika ingin membedakannya maka Yoongi lebih memilih Jungkook dibandingkan Seokjin.

Semarah-marahnya ia pada anak sulungnya, namun tanpa diketahui sang anak– Yoongi sangat menyayanginya.

---

Gangnam school

Prang!!!

Terdengar suara yang memekakkan telinga para guru juga siswa-siswi yang saat itu fokus dengan pelajaran mereka. Hanya saja, sekarang konsentrasi mereka buyar akibat ulah seorang siswa yang memang terkenal selalu berbuat ulah di sekolah mereka.

Nama siswa itu adalah Cho Seokjin. Siswa itu sangat tampan, tapi tidak dengan perilaku buruknya. Banyak guru yang tidak menyukainya, bahkan kepala sekolah juga sering menegurnya, namun baginya-omelan atau teguran yang ditujukan padanya hanyalah omong kosong dan tidak ada gunanya.

Seokjin bisa dikatakan bengal. Ia tidak suka menerima nasehat dari para guru maupun kepala sekolah.

Seokjin menyeringai sesaat setelah ia berhasil membuat banyak perhatian tertuju padanya, kemudian ia pergi menuju lapangan dan duduk di kursi panjang — tepatnya di bawah pohon pinus.

Seokjin terlihat acuh, setelah dirinya sengaja melemparkan bola kasti ke jendela ruang laboratorium bahasa, hingga pecah berkeping-keping.

Seokjin sengaja memasang earphone di kedua telinganya. Ia tahu jika dirinya pasti akan menerima teguran dari pihak sekolah. Namun itu sudah menjadi makanan sehari-harinya di sekolah. Bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumah, ia selalu menerima omelan.

"Cho Seokjin!!!!"

Seokjin yang merasa dipanggil namanya. Ia hanya diam, dan menatap dingin wajah seorang pria yang mengenakan kemeja putih serta celana kain berwarna hitam. Pria itu berdiri di depannya, kemudian menarik paksa lengan Seokjin, dan membawanya menuju ruang kepala sekolah.

Seokjin diam saja tak memberikan perlawanan. Dipikirannya penuh dengan rasa amarah, tapi ia selalu memendamnya saja.

Bruk!!

"Uljima" (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang