3

5.3K 487 32
                                    

Yang diinginkan seorang anak, hanyalah di dengar

***

Seokjin rebah tidak sadarkan diri, akibat demam tinggi. Hoseok segera menggendong tubuh Seokjin, dan merebahkannya di kasur.

Jungkook terlihat menangis, dan ia segera duduk di tepi kasur sambil menggenggam erat tangan kakaknya.

"Jin hyung..." tangis Jungkook

"Appa, sebaiknya pakaian Jin di ganti dulu" saran Namjoon

"Kau benar. Kau ambilkan piyamanya di lemari. Appa akan melepaskan pakaiannya" jawab Hoseok.

"Baik, appa" ucap Namjoon, dan ia segera menuju lemari, lalu mengambil piyama milik Seokjin.

Pandangan Namjoon tertuju pada sebuah buku bersampul hitam yang di selipkan di antara pakaian milik adik sepupunya.

Namjoon penasaran dengan isi buku tersebut. Namun ia mengurungkan niatnya, karena yang lebih utama adalah mengganti pakaian basah yang masih dikenakan adik sepupunya.

"Pasti appa yang membuat Jin hyung seperti ini!" spekulasi Jungkook seraya menghapus air matanya.

"Kookie, ayahmu memiliki alasan kenapa menghukum Seokjin" ucap Hoseok.

"Tapi – Jin hyung selalu melakukan kesalahan, karena appa tidak pernah memberikan Jin hyung kesempatan untuk menjelaskan – kenapa Jin hyung melakukan ini semua, samchon"

"Maksudmu apa Kookie?" tanya Hoseok yang masih bingung dengan maksud ucapan keponakannya itu.

"Appa selalu saja menyalahkan Jin hyung. Apa pun yang dilakukan Jin hyung selalu salah di mata appa!"

"Sudah, Kookie. Kau tenanglah" Namjoon merangkul pundak adik sepupunya, dan menepuknya pelan agar Jungkook sedikit tenang.

Jungkook menghela napas panjang. Ia benar-benar marah pada ayahnya. Hoseok selesai mengganti pakaian basah Seokjin dengan piyamanya.

Seokjin mengalami demam tinggi. Hoseok juga telah menghubungi dokter keluarga Yoongi, untuk memeriksa keponakannya.

Jungkook duduk di lantai sambil memegangi tangan Seokjin. Ia sangat menyayangi kakaknya. Baginya, kakaknya lebih berarti dibandingkan ayahnya.

"hyung. Jangan sakit" gumamnya dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

-

-

-

Yoongi pergi ke taman, tidak jauh dari komplek perumahan di mana ia tinggal.

Malam semakin larut. Tapi Yoongi seakan-akan tidak peduli dengan cuaca dingin, hingga terasa sampai ke tulang.

Ia memandangi salah satu Bintang yang cukup terang.

"Kau...marah padaku 'kan?"

"Aku tahu..."

"Kau kecewa, karena aku sering menghukumnya"

"Aku tahu, aku salah"

"Aku tahu, aku egois"

"Tapi..."

"Aku melakukannya – karena aku ingin mendidiknya. Aku tidak ingin Seokjin melakukan kesalahan terus menerus. Tapi..."

"Aku berpikir..." Yoongi mendesah napas pendek.

"Didikan kerasku, tidak pernah ia pedulikan. Kau tahu sendiri 'kan? Aku akan sangat marah, jika mereka tidak mau mendengarkan nasehatku! Aku melakukannya untuk kebaikan mereka juga!" ia bicara seorang diri. Ia bicara seakan isterinya ada di depannya.

"Uljima" (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang