Kita tak bisa langsung percaya sekalipun dia terpercaya,
Kita terlahir di dunia dimana kebohonganlah yang merajalela.***
Hari Minggu pagi, Febrisya dan Arsy pergi ke taman kota untuk jogging. Mengapa Febrisya dan Arsy bisa bersama? Karena mereka bertetangga. Tetangga Arsy bernama Pak Danang pindah ke luar kota makanya rumah Pak Danang dijual dan pembelinya ayah Febrisya. Awalnya mereka tidak tahu. Mereka baru tahu ketika Febrisya disuruh mengantarkan makanan ke rumah Arsy.
Kini Febrisya memulai pemanasan dan melanjutakan jogging. Febrisya jogging memutari area taman kota. Sedangkan Arsy ia tidak suka berolahraga, lebih memilih menemani Febrisya dengan menaiki sepeda.
Arsy yang menaiki sepeda berada di belakang Febrisya saat Febrisya lari.
"Sya, cepetan dong larinya. Kesel nih gue mengayuh sepeda terus." protes Arsy sambil menahan capek.Febrisya yang menengok ke belakang, lalu mengacungkan jari tengah nya ke arah Arsy. Namun Arsy lebih tidak menggubrisnya, karena tau Febrisya terlalu ngos-ngosan dan tetap melanjutkan larinya.
Di setengah perjalanan, Arsy menyadari Nazril yang tengah menghampirinya namun Febrisya tidak mengetahui keberadaan Nazril.
Nazril yang kini mendekat ke arah Arsy, membuat Arsy menghentikan mengayuh sepedanya.
"Sy, nonton bareng yuk. Aku tadi udah chat kamu, tapi kamu belum bales. Terus aku telepon bunda katanya kamu lagi ke taman ya udah aku samperin ke sini. "jelas Nazril kepada Arsy.
"Aduh maaf kak, aku gak bawa hp, jadi nggak bisa bales. Sekarang nontonnya kak?" Arsy menjawab dengan menahan rasa gugupnya.
"Kita ke rumahmu dulu. Kamu ganti baju sama pamit sama orang rumah, kalau kita mau keluar dulu. Aku bonceng ya?"
"Iya, kak."
"Pegangan dong, syi." ucap Nazril dengan terkekeh.
"Apaan sih."
"Gak usah gugup gitu elah."
"Ayo buruan, keburu siang." Ucap Arsy yang berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya.Febrisya yang sudah mencapai 3 putaran ini, tiba-tiba melihat Arsy yang tengah dibonceng Nazril.
'bukannya itu Arsy?' pikir Febrisya dalam hati.
Arsy yang melewati Febrisya, dengan menampakkan deretan giginya, dan melambai-lambaikan tangan pada Febrisya. Febrisya yang mengetahui hal tersebut tak kuasa menahan amarah."Lah Sy, gimana sih. Katanya nemenin. Wah biadab sebagai temen lo. Liat aja lo bakal kenal azab." Febrisya yang teriak-teriak di jalanan, namun Arsy sudah jauh dari Febrisya. Untungnya suara kendaraan berlalu lalang terlalu keras, jadi semua orang tidak menjadikan Febrisya sebagai pusat perhatian.
"Gue doain kena azab tu orang. Azab meninggalkan teman sendirian jenazahnya hanya dilihati, liat aja di indosiar nanti." omel Febrisya tak jelas padahal ia tengah sendiri tak ada teman yang menemani.
Sampai ke-5 putaran, ia melihat dua orang yang tengah jogging sama hal nya Febrisya. Kedua orang tersebut kemudian mendekat pada Febrisya.
"Sempit banget sih Indonesia, kenapa gue bisa ketemu sama lo lagi?" omel Febrisya setelah tahu kedua orang tadi berlari berlawanan arah pada Febrisya. Siapa lagi kalau bukan Randi dan Aldan. Mendengar perkataan tersebut mereka berdua yang telah melewati Febrisya menoleh ke belakang, dan memberhentikan joggingnya.
"Dia siapa sih?" Tanya Aldan pada Randi yang berada di sampingnya. Karena baru sekali ia melihat Febrisya, jadi Aldan tidak terlalu hafal.
"Ngga tau gue, ditinggal pacarnya kali. Jadi stress akhirnya." jelas Randi pada Aldan
"Wah sarap lo. Kapan sih gue nggak liat lo sehari aja." Geram Febrisya menjadi-jadi
"Minggat aja sono ke atas." Randi kini menyahut omongan Febrisya,sembari melangkah mendekati Febrisya.
![](https://img.wattpad.com/cover/179354222-288-k65886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Replaceable
Fiksi RemajaDisini aku seperti berperan antagonis. Padahal kau yang memulai lebih dulu. Rasa apa ini yang aku hadapi, intinya aku cemburu melihatmu dengan dia. Aku tahu kau milik dia. Aku tak ada niat sedikit pun merebutmu dari dia. Tetapi mengapa perilakumu s...