Dia lagi

66 26 6
                                    

Barangkali esok lebih parah,
Membuat hidup menjadi tak searah,
Bertolak belakang dengan sejarah,
Hingga tak dapat lagi dijarah.

***

Setelah mengumpulkan lembar ekstrakulikuler di ruang BK, Alia dan Febrisya mendapati seseorang yang tiba-tiba menghampiri mereka berdua.

"Dek, liat Arsy gak?" Tanya Kak Nazril yang tak lain adalah kekasih Arsy.
"Arsy..pergi ke kantin kak." Alia menjawab seadanya.
"Yaudah dek, makasih." tanpa pikir panjang Kak Nazril pergi meninggalkan Alia dan Febrisya.

"Yang tadi siapa Ya?" Febrisya menanyakan dengan nada ingin tahu.
"Kenapa? lo suka?" Alia tidak langsung manjawab ke inti dari pertanyaan Febrisya.

"Ganteng sih, tapi gue masih demenan sama Kak Agfali." Timpal Febrisya

"Kak Nazril itu, cowoknya Arsy, dia kelas 12 MIPA 1 dan dia juga anggota OSIS." jelas Alia
"Kok lo semua sukanya sama yang tua-tua sih?" pertanyaan Febrisya membuat Alia menatap Febrisya sinis.

"Muka lo tuh yang tua. Orang Mamas gue aja keliatan muda kok." Alia dengan nada sedikit membentak mencoba meredam amarah namun dapat untuk dikendalikan.

"Orang buta mah gitu."
"Maksud lo gue buta?" geram Alia mendengar hal tersebut.

"Ya maksud gue, dibutain sama Mamas lo." Alia hanya diam saja tidak menghiraukan perkataan Febrisya.

---

Sesampainya mereka di kelas, terdengar suara dari speaker yang berada di atas papan tulis.

''Assalamualaikum. Maaf mengganggu waktunya. Saya ingin menginformasikan, bahwa bagi yang mengikuti ekstrakurikuler karate diharap nanti sore latihan. Terimakasih, Wassamualaikum."

Tak berpikir panjang, Alia sudah tau siapa yang menginformasikan tadi.  Siapa lagi kalau bukan sang ketua karate.

"Nanti latihan karate,sya."
"Iya gue tahu. Gue juga denger pengumumannya."
"Oh, kirain."
"Maksud lo gue budeg gitu?!"
"Sansss gue gak bilang kaya gitu. PMS ya lo?"
"Iya!"
"Idihh ngegas."

Setelah beberapa menit.

"Oh iya gue kan gak bawa olahraga, gimana dong?" tanya Febrisya panik.
"Pinjem Hasna aja, dia nge-kost disini. Nanti pulang sekolah aja ngomongnya. Pelajaran kimia mau dimulai nih."
"Iya udah."

-----

Bel berbunyi menandakan pembelajaran selesai. Tibalah Febrisya menghampiri Hasna..

"Has, pinjem olharaganya ya, besok lusa gue balikin deh, kalo besok belum bisa kering bajunya." Febrisya meminta dengan wajah yang sok imut.

"Boleh boleh aja. Tapi anterin gue pulang sekalian. "
"Siap. Gue doain deh, semoga lo nggak terselingkuhi lagi."

"Kalo nggak jadi minjem nggak papa."
"Iya elah. Baper amat." Hasna tak lagi menggubris perkataan dari Febrisya.

Kemudian mereka berjalan ke parkiran. Febrisya yang mengambil motor, dan langsung membonceng Hasna ke Kost-an Hasna yang tak jauh dari sekolah.

Sementara itu, Alia tengah berdiam diri di masjid sekolah dan menunggu Febrisya kembali. Mereka bersepakat bertemu di masjid sekolah.

Ya siapa tahu pujaan Alia juga berada di tempat sama seperti Alia.
Sekian lama menunggu, Febrisya akhirnya datang, namun naas Alia tak  mendapati pujaannya saat di masjid.

15.30

Masjid..
Tempat yang mempertemukanku dengan kamu..
Tempat yang kusinggahi dua tahun ke depan tanpamu..
Kamu yang membuat panggilan kepada semua orang untuk berkumpul dan melaksanakan lima waktu.
Suaramu yang biasa ku dengar kala itu..
Aku berharap setiap hari kau berseru..
Sampai hari itu datang,
Masjid akan menjadi kediamanku. "

ReplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang