Tak banyak yang bisa ku lakukan,
Terlalu sulit untuk ku mengungkapkan,
Harus dengan apa aku jelaskan,
Jika akhirnya hatimu tak bisa kumenangkan.
*Febrisya memasuki kelas dengan ekspresi kesal kemudian duduk dibangkunya.
Arsy bertanya kepada Febrisya, "Kok baru dateng Sya?" Akan tetapi Febrisya hanya diam. "Cangcimen cangcimen, kacang kuaci permen." Ucap Arsy dengan kerasnya. "Diem deh Sy.""Lo kenapa sih sebenarnya?" Tanya Arsy tanpa menyerah.
"Gue tuh telat, terus dihukum bareng cowok sok kecakepan." gerutu Febrisya.Arsy mengerutkan keningnya. "Maksud lo siapa?"
"Gak tau gue. Ran ran siapa gitu. Tau ah bodo amat." Jelas Febrisya.
"Randi maksud lo? Dia memang sering telat, dia memang gitu orangnya."
"Kok lo bisa nyimpulin gitu?" Tanya Febrisya penasaran.
"Itu anu..." Ujar Arsy dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Anu apa sih?" desak Febrisya.
"Anu Sya, kata orang orang dia memang gitu orangnya." Jelas Arsy.Akan tetapi Febrisya belum percaya. "Masa? Gak mungkin deh. Kita kan teman. Gak baik bohongin teman sendiri. Cerita dong sama gue." Ujar Febrisya dengan wajah memohon.
Akhirnya Arsy menyerah, diapun mulai bercerita. "Jadi gini sya, Randi itu panggilannya Ran. Dia itu sepupu cowok gue, tapi cowok gue orang baik kok gak kaya Ran yang sering telat. Ran itu kelas XI MIPA 5."
"Oh jadi lo udah punya cowok." Ucap Febrisya sambil mengangguk nganggukkan kepala paham.
"Oh iya, kenapa lo bisa telat sya?" tanya Arsy mengalihkan perhatian. "Gue semalem gak bisa tidur gegara, sepupu gue ngajakin nonton film horor."Jawab Febrisya malu.
"Hahaha, jadi lo penakut?" Tawa Arsy. "Enggak, gue gak takut, cuma gak berani." Elak Febriysa.
"Sama aja." Ujar Arsy. "BTW, kenapa gak ada guru di kelas?" Tanya Febrisya.
"Oh itu, guru ada rapat dadakan katanya. Beruntung banget lo, berkat ada rapat dadakan lo gak kena omel sama Bu Indah. Dia guru kimia yang killer." Jawab Arsy. "Dia tuh gak killer. Sebenarnya dia itu sayang sama kalian tapi penyampaiannya berbeda." Ucap Febrisya sok bijak."Emang lo pernah diajar? Lo tau gurunya mana? Lo kan murid baru. Asal lo tau aja, setelah lo kenal, lo bakal lambai in tangan di depan kamera" jelasnya panjang lebar karna tak tahan dengan guru yang satu ini.
"gitu aja udah nyerah, kayak Alia dong gak gampang nyerah, tuh liat dari tadi senyam senyum sama hp. Padahal doi nya ngga noleh ke dia. Kasian" Febrisya berterus terang. "Dia mah antara oon sama ngga punya gebetan aja, cupet banget otaknya suka kok sama es"mendengar hal tersebut, Febrisya hanya menggeleng gelengkan kepala sembari tersenyum renyah.
Setelah sekian lama bercerita mereka pun sibuk dengan kegiatan masing masing. Febrisya memilih membaca cerita di aplikasi bertuliskan huruf "W", sedangkan Arsy sibuk membalas pesan dari lelaki yang selama ini mengisi hatinya.
Deringan bel kini menandai bahwa pembelajaran usai sementara. Kantin dan koperasi sekolah menjadi tujuan utama murid-murid SMA HARSA.
"Kantin yuk Sy, capek nih abis diukum" Arsy yang mendengar ajakan Febrisya, tak kuasa menolak.
"Bentar dulu" Arsy mempercepat memasukkan sebagian bukunya ke dalam tas. Setelah selesai, mereka memilih berjalan ke kantin
"Eh, ke kantin kan? Ikut dong'' hadang Alia membuat Febrisya dan Arsy berhenti.''Bole--"
"Nggak" Arsy memotong pembicaraan Febrisya
"Dia mah sekalinya sama temen ngorotin duit Sya, jangan mau" jelas Arsy pada Febrisya
"Aku yang alim seperti ini kenapa kau sakiti?" Ucap Alia sembari mengelus elus dada"Ehh kok kalian berisik sih, iya Alia boleh ikut. Kasian dia nggak punya temen jajan, nanti kalau uang Alia kurang, aku bisa nambahin" Febrisya melerai keduanya agar tak menjadi percekcokan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Replaceable
Novela JuvenilDisini aku seperti berperan antagonis. Padahal kau yang memulai lebih dulu. Rasa apa ini yang aku hadapi, intinya aku cemburu melihatmu dengan dia. Aku tahu kau milik dia. Aku tak ada niat sedikit pun merebutmu dari dia. Tetapi mengapa perilakumu s...