Orang tua Gracia merindukan putri sulungnya, itulah alasan mengapa Kevin mengantarkan Ira terlebih dahulu kemudian menjemput Gracia di kafe tempat perempuan itu tadi turun. Mereka bersama-sama pergi ke rumah orang tua Gracia yang berada di Jakarta Pusat.
Seperti sebelumnya, mereka hanya bungkam mulut, membiarkan keheningan menyelimuti mereka berdua. Karena terlalu hening, Kevin sampai tidak sadar jika Gracia sudah tertidur lelap di bangku penumpang. Satu-satunya yang membuatnya sadar Gracia sudah tertidur adalah suara benturan kepala cewek itu dengan kaca jendela mobil.
Kevin menepikan mobilnya sejenak untuk memastikan Gracia benar-benar tidur. Setelah lima menit memandangi Gracia yang seolah sedang membuang muka darinya, Kevin memutuskan mengambil bantal kecil yang selalu dia letakkan di bangku penumpang belakang kemudian dengan sangat hati-hati menyelipkannya di antara kaca jendela dan kepala gadis itu. Saat itulah Kevin menyadari jika Gracia merasa kedinginan, ketika memegang tangan gadis itu rasanya sangat dingin.
Kevin menghela napas panjang mengamil sesuatu yang mungkin bisa menghangatkan Gracia. Dia menemukan kain pantai milik Alya yang tertinggal di mobilnya. Dengan sangat hati-hati Kevin menyelimuti Gracia kemudian merapikan rambut gadis itu yang menutupi wajah.
Tidak bisa dipungkiri, Gracia memang cantik.
*****
Ketika terbangun, Gracia kaget karena sudah berada di garasi mobil rumahnya, Kevin sudah tidak ada lagi di sampingnya. Semua jendela mobil terbuka, tapi tidak dengan jendela tempatnya bersandar. Kepalanya sudah beralaskan bantal sedangkan tubuhnya ditutup oleh kain.
Usai mengumpulkan seluruh kesadarannya, Gracia keluar dari mobil itu menuju ke dalam rumah. Kurang ajar sekali Kevin meninggalkannya dalam mobil sendirian. Entah sudah berapa lama Gracia berada di dalam mobil itu.
"Eh ini dia orangnya udah bangun," kata Kevin menoleh ke arahnya. Cowok itu sedang bermain catur dengan Ayah.
"Lo kenapa ninggalin gue dalem mobil sih?! Kalau gue mati kehabisan napas gimana?!" protes Gracia setelah mencium punggung tangan Ayah.
"Nggak akan, jendela udah gue buka semua jadi lo nggak akan kehabisa napas," jawab Kevin dengan entengnya.
"Ayah kok nggak marahin dia sih?" tanya Gracia kesal pada ayahnya yang tampak santai saja.
"Tadi kamu itu susah dibangunin, kalau Kevin buka pintunya, kamu pasti kaget terus marah-marah soalnya tidurnya keganggu. Jalan satu-satunya ya emang ninggalin kamu di mobil."
Gracia tidak percaya ayahnya memihak pada Kevin, bukan padanya yang notabene anak sendiri. Dia mengerang kesal lantas mencari keberadaan bundanya.
"Eh anak Bunda udah bangun," kata Bunda yang sedang membantu Bi Ijah memasak makan malam.
"Bunda juga tau kalau aku ditinggalin di mobil sama Kevin?" tanya Gracia.
"Tau, tadi Kevin bilang sama Bunda," jawab Bunda santai. "Tuh Kevin baik banget sama kamu, dia itu perhatian. Tau kamu itu capek, jadi dia nggak mau bangunin kamu yang lagi pules tidurnya."
Baru saja Gracia mau mengomel lagi, sang bunda langsung membungkam mulut gadis itu dengan roti tawar. Beliau juga bisa pusing jika putrinya yang satu ini mengomel terus-terusan.
"Mataharinya udah mau hilang, kamu cepetan mandi terus makan malem. Ajak Kevin ke kamar kamu juga, kasihan dari tadi nggak mau istirahat, nunggu kamu katanya."
Sok baik banget sih, orang tua gue jadi makin suka kan sama dia. Omel Gracia di dalam hati. Dia memang tidak suka sama sekali dengan sikap baik Kevin di depan orang tuanya yang malah menyusahkannya untuk lepas dari lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (KSS) ✔
FanficTentang mereka yang bingung pada perasaan sendiri Tentang mereka yang bingung harus mempertahankan atau melepaskan Tentang mereka yang menjalani hidup berdua dalam status yang serius