Penyakit Iqbal

653 39 3
                                    

Hari ini bantal guling serta selimut hijau putih itu menjadi saksi tentang betapa besar perasaan yang gadis itu sadari tapi masalah berusaha ia tutupi

Hari ini memang gadis itu sengaja mengurung diri di kamar agar leluasa mengeluarkan segala rasa yang ia juga tak tau apa, khawatir? Mungkin. Cinta? Masih ia sangkal

Tok tok tok

"Sayang kamu udah bangun? " Tanya seseorang dari balik belakang pintu

"Kenapa sih ma"

"Diluar ada Iqbal"

Nama itu... Nama yang selalu bisa menjadi sumber pemicu detak jantungnya

"Suruh dia pergi ma, Diva nggak mau ketemu dia lagi" Teriak Diva yang setelah menyelesaikan kalimatnya tak mampir menahan beningan air mata nya

"VA!!! AKU TAU KAMU ADA DI DALEM, AKU CUMAN MAU NGOMONG BENTAR SAMA KAU"

Gadis itu segera bangkit dari tempat tiduranya menuju jendela Balkon kamarnya

"VA!! AKU NGGAK BAKALAN NYERAH HANYA KARENA SEBUAH KALIMAT PERGI!! "

"AKU BAKALAN DISINI SAMPE KAMU TEMUIN AKU"

Gadis itu segera menutup gorden jendela nya saat Iqbal melihat kearah kamar Diva, kaki Diva lunglai dengan deraian air mata yang tak dapat dihentikan bersamaan dengan badai hujan yang mulai membasahi tubuh laki-laki yang berharap sebagian cintanya datang dan belajar untuk berhenti berbohong pada hatinya

1jam bahkan 2jam, 5jam setelah langit berubah menjadi warna hitam dengan badai yang tak kunjung terhenti. Gadis itu tak pernah mengalihkan pandangannya dari pria yang ada di depan rumahnya melalui jendela kamarnya

"Ayo donk bal... Pergi" Harap gadis itu cemas melihat keadaan Iqbal yang terus menerus diguyur hujan

"Engga bisa kek gini terus" Diva berusaha menghapus air matanya dan melangkahkan kakinya menuju laki-laki itu dengan semua keberanian yang dari tadi Diva kumpulan

Ckrek

Pria yang wajahnya terlah pucat pasih secara gaib mampu menerbitkan kembali senyum manisnya

"Kamu keluar"

Gadis itu menghembuskan nafas beratnya, mengatur ekspresi nya dan berusaha mengumpulkan kembali keberanian yang telah ia kumpulan sesaat setelah keberanian itu lenyap melihat senyuman itu

"Lo ngapain lagi kesini" Gadis itu sengaja melangkahkan kakinya kearah hujan, ia pasti tau sesuatu akan terjadi dan hujan akan membantu nya

"Lo sayang kan sama gue"

"Enggak"

"Udalah bal, lo dari tadi nunggu disini cuman buat nunggu itu? Jawaban gue tetep sama. Enggak" Ucap gadis itu setengah berteriak agar suara nya mampu didengar Iqbal mengingat hujan badai yang mungkin menghalangi pendengaran mereka

"Kalo nggak, kenapa lo ngejauh dari gue"

"Lo takut kan kalo gue bonyok lagi kek kemaren? "

Diva mengepal kedua tangannya, memberanikan diri menjawab pertanyaan yang mungkin akan ia sesali

"Takut? Bahkan gue nggak peduli" Ucap nya enteng, sebuah senyum kecut terpancar dari paras cantik itu

"Gue baru tau kalo lo bodoh Va"

"Lo bodoh karena rela nyakitin diri lo terutama perasaan lo demi gue"

Gadis itu menyerah, air bening yang berusaha ia tahan dari tadi sudah tak bisa lagi ditampung

YOU'RE LATE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang