Kringggggggggg!!!
Kerasnya dering Alarm memenuhi seluruh penjuru kamar. Jam menunjukan pukul 4:30 pagi.
"Hoammm" Eza merentangkan kedua tangannya. Setelah kesadarannya sudah cukup terkumpul, ia segera menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan ibadah subuhnya.
Ini juga salah satu kesempurnaan yang Eza miliki. Selain sempurna dalam bentuk fisik, ia juga sempurna dalam aspek ketaatan beragama. Sesibuk apapun eza, ia takkan pernah meninggalkan yang namanya beribadah. Kerena, ayahnya yang selalu mengingatkannya bahwa ibadah adalah hal yang harus di utamakan.
Selesai ibadah, Eza langsung bergegas mandi dan bersiap siap ke sekolah. Kebetulan ini adalah hari pertama Eza sekolah. Ia memilih melanjutkan sekolahnya ke SMA HIGH STAR, salah satu SMA favorit serta terkenal yang ada di Jakarta. Sebenarnya, ia bebas ingin bersekolah di manapun. Toh, jika mengingat bahwa Eza adalah salah satu murid terpintar semasa SMP dan ia juga seorang anak dari pengusaha terkenal. Sekolah mana yang hendak menolaknya?
Tok... Tok... Tok...
" Eza, udah siang nak. Ayo bangun nanti kamu telat sekolahnya" Panggil bunda.
" Iya bun, bentar lagi Eza siap. Bunda tunggu aja di bawah" Ucapnya.
" Yaudah kalau gitu"
" Seragam udah rapi, rambut udah, parfum udah jugak. Oke, Abang ganteng siap ke sekolah" celoteh rutinitas Eza di depan cermin.
Begitulah Eza, walaupun ia anak yang yaa... bisa dibilang nakal tetapi ia sangat peduli terhadap penampilannya. Eza menyebut dirinya nakal berkelas. Kerena ia sangat menjauhi atau anti dengan yang namanya merokok, ataupun mencoba minum - minuman keras. Itu bukan ciri khas Eza. Bahkan sebatas niat untuk menyentuh ataupun mencoba saja tidak pernah terpikirkan olehnya.
Eza juga orang yang selalu serius dalam mengerjakan sesuatu. Jika ia mengalami kegagalan, maka menyerah bukan jalan yang ada dalam dirinya. Berjuang lah yang ada dalam kamus hidup Eza. Ia baru akan merasa puas jika apa yang ia inginkan telah didapatkannya.
" Pagi yah, Bun" sapa Eza ketika turun dari tangga.
" Pagi juga"
" Bang Evan mana Bun?" Tanya Eza.
"Palingan bentar lagi juga turun"
" Pagi semuanya, Abang ganteng datang" teriak bang Evan.
" Eh bapak supir gue datang, buruan sarapan ntar gue telat lagi" ledek eza. Evan juga kebetulan berada di sekolah yang sama dengannya.
" Eh dasar anak kecebong, gue sumpel Lo pakai upil gue nih. Pagi pagi udah ngajakin ribut aja!" ucapnya kesal.
" Eh, udah jangan begitu. Cepat kalian sarapan, nanti telat ke sekolahnya" Lerai bunda.
* * * * *
" Yah, Bun kita berdua berangkat dulu " pamitnya lalu mencium tangan Cristian dan Mira.
" Hati hati sayang. Evan jangan ngebut ngebut bawa mobilnya! " ucap Mira mengingatkan dan acungan jempol yang evan berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Promise
Roman pour AdolescentsPria itu bersingkuh tak berdaya dengan pakaian putihnya yg kini sudah kotor penuh tanah. Berjanji, kata itulah yang menjadi wadah bagi semua kesalahan terbesar yang telah gue perbuat. Kata yang mudah diucapkan, tapi tak pernah gue buktikan itu juga...