3 : " Adem Hati Gue "

213 21 0
                                    

Cahaya perlahan lahan mulai menusuk mata, pertanda tugas sang malam telah usai dan sang pagi pula yang akan bertugas.

Hari ini seperti ada yang berubah dari hari hari sebelumnya. Eza merasa perubahan itu berawal dari pertemuannya dengan Clarissa. Entahlah, yang pasti ia juga belum menyimpulkan apa yang tengah berubah. Namun, ia mendapatkan sinyal kecil bahwa definisi perempuan menurut prinsipnya itu tak selalu benar.

" Lo beda " ucap Eza, tanpa sadar lekukan lagi lagi tercetak jelas di bibir Eza. Ya, dia tersenyum. Pertama kalinya, senyuman itu ditujukan untuk perempuan lain selain bundanya.

_ _ _ Flashback On _ _ _

" WOYY!! NGAPAIN LO BERDUA!! " Pintu kamar mandi tiba tiba ditendang, dan menimbulkan bunyi yang sangat kuat. Eza tersentak kaget begitupun dengan Clarissa. Saat membalikkan badan, seketika ia lebih kaget lagi melihat siapa yang menendang pintu itu.

" Pan pan?! Lo pan pan kan? " Tanya eza.

Eza menghampiri cowok yang ia panggil pan pan itu. Ia melihatnya secara detail seperti sedang memastikan sesuatu.

" Apaan sih lo " Orang yang di panggil pan pan risih dengan tatapan Eza.

" Ahhh iya!! Lo pan pan gue!! " Riangnya dan langsung memeluk cowok itu.

" Vano za V-A-N-O. Kasihan nyokap gue yang udah ngasih nama gue sepenuh hati seperti anak sendiri. Eh lo main ngubah ngubah aja! " Protes vano.

" Jadi, Lo bukan anak bokap nyokap Lo? Apa lo anak pungut van? Hahaha " Ledek

" Sabar dah gue punya sahabat kaya lu. Lepas za gue merinding lama lama di Deket lo! " Berontak vano melepas pelukan Eza.

" Lo kira gue setan. Gue kan Kangen sama lo "

" Kangen ya kangen, tapi gak usah peluk pelukan jugak. Malu noh diliatin cewe. Ntar gue dikira homo lagi " tunjuk vano kearah Clarissa.

Sedari tadi Clarissa hanya bengong melihat ke duanya.

" Oh iya, gue sampai lupa kalau ada lo. Clar, kenalin ini sahabat gue vano. Van ini clarissa " jelasnya.

" Siapa nih? Cewe lo? " Tanya vano.

" Temen gue peak " sarkas Eza.

" Temen apa temen " ledek vano.

" Sekarang temen, tapi nggak tau nanti " candanya.

" Kasihan anak orang za, udah Lo kasih sayap, eh lo jatuhin gitu aja " protes vano.

" Gue canda pan " belanya

Clarissa yang mendengarnya hanya tersenyum.

" Gue vano " sapa vano

" Clarissa " balas Clarissa

" Van, dua sahabat gila gue dimana mereka sekarang? "

" Mere- "

" WOY ZA!!! " Ucapan vano terhenti, karena teriakan dua orang.

Suara itu tak asing dan lagi lagi sangat familiar bagi eza.

" GILANG !!! DAFFA !!! " Dua sahabat gila yang Eza bicarakan tiba tiba nongol. Ia berlari menghampiri keduanya.

" EZA!!! " Sahut keduanya.

Ketiganya saling berpelukan, dan berlompat lompat riang. Mereka bagaikan anak yang bertemu kembali kepada saudara kembarnya setelah 10 tahun terpisah.

" Gini amat yak sahabat gue. Lo jangan geli ya Clar " prihatin vano.

Clarissa terkekeh mendengar ucapan vano sambil melihat tingkah ketiga pria di hadapannya.

My PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang