6. (17+)

272 8 0
                                    

'Tak'
"Gak kekunci".. Kakinya berjalan masuk sangat pelan agar tidak menimbulkan suara "noona lagi apa ya...? " pikirnya..  " jadi takut masuk jam segini" batinnya.  "Noona.. " panggilnya seblum masuk ke ruang tengah.  Namun tidak ada jawaban.  Ia terus jalan kedapur lalu  melihat pintu kamar mandi tertutup dan terdengar percikan air didalam sana..  "Sedang mandi ya,  ooh Syukurlah"..  Lelaki itu sangat bersyukur..  Karna dia tidak pernah pulang secepat ini dan tau bagaimana kebiasan noonanya kalau sendirian di apartemen.  Dua minggu lalu pemilik ginsul itu juga pernah pulang cepat dan tidak memberi kabar..  Langsung nyelonong masuk dan menyaksikan sang noona hanya memakai tentop dan celana dalam sambil bebaring disofa menonton acara favoritnya.

Langkahnya langsung ke kamar mandi dalam kamarnya.
"Aahhh segeer... " ucapnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk dan berjalan ke dapur untuk mengambil minuman.  "Astaga..  Belum selesai juga mandinya" pintu itu masih tertutup.  Langkahnya berlanjut menuju sofa dan menghidupkan tv di ruang tengah.

Tangan mungil itu mematikan showernya dan mengambil handuk untuk mengeringkan badan.  "hah siang tadi benar2 panas" memakai bra dan CD nya cepat.  'Klap' pintu itu terbuka sedikit "loh tvnya hidup..  Siapa yg hidupin..?",  kepalanya keluar sedikit untuk mengintip "astagah..  Dia udah pulang" menutup pintu kembali dan berpikir "bagaimana keluar ya,  aah kenapa coba pulangnya jam segini" tangannya memutar gagang pintu itu lagi dan melihat siginsul rebahan disofa menghadap tv..  Posisi ini tentu menguntungkan kalau sigadis berjalan lurus ke kamar karna posisi sofa membelakangi dapur.  "Oke.. Mari dicoba" kaki nya melangkah ragu  keluar sigadis hanya memakai handuk untuk menutupi badannya.  Matanya terus mengawasi badan besar itu yg sangat asyik menatap layar televisi.  'Bugh' "aaauuu" teriaknya..  Badan mungil itu jatuh setelah kakinya tergelincir karna air  yg menetes dari rambutnya. 
U : noona kenapa (loncat dari sofa,menghadap ke arah suara)
N : stooopp..  Jangan kesini...  (Teriaknya mencegah)
U : no noona...  (Matanya terbelalak menyaksikan tubuh yang hanya dibalut bra dan celana dalam dengan warna senada)
N : yaaak (berusaha mengambil handuk yg didudukinya)
U : (tangannya langsung mengangkat badan yg masih tergelatak dan berusaha menarik handuk itu menuju kamar)
N : yaaak..  Ujiiin (memukul lengan si ginsul beberapa kali)
U : aku sudah menahannya dari 2 minggu yg lalu..  Dan sekarang noona seperti ini lagi,   (melepaskan gendongannya)
Badan mungul itu sekarang terduduk di tepat tidur. tangannya menyilang untuk menutupi dada.
Lelaki itu memegang pipi gembul yg mulai merona karna wajah nya ditatap sangat dekat oleh si lelaki..
Satu kecupan mendarat di keningnya,  turun kebawah mengecupi kedua pipinya,  dan mencuri satu sesepan pada bibir yg sedikit terbuka karna perlakuan lelakinya.
Ia melepas pelan sesepan itu dan melihat lamat2 bola mata nan bulat  "maafkan aku, saranghae" ia kembali mengisap bibir itu lama dan sedikit menggigit.  Sigadis membalas sesepan itu dan mencoba mengimbangi dengan mengulum bibir atas si lelaki.
“mmmh..” Ia melenguh pelan sambil melingkarkan tangannya di leher silelaki yang membelai rambut dan pipinya lembut. Tiba-tiba si gadis  melepaskan ciumannya.  "Beri aku waktu bernafas" matanya menatap sayu..  " kenapa noona sangat menggoda" bibir itu kembali bertautan dan sekarang lebih mencoba masuk ke dalam mulut si gadis, yang juga disambutnya. Tak lama kemudian lidahnya saling membelai. ciuman kali ini sepertinya lebih bernafsu.
Sigadis melepas ciumannya, menatap siginsul sambil tersenyum yang juga dibalas senyum dan menyosor bibirnya lagi. Ahrin menghindar, menolehkan kepalanya. tingkahnya membuat silelaki  gemas dan mulutnya  menciumi pipi bulat itu  “Mmmmh.. “ Ahrin melenguh sambil tersenyum, dan memegang kepala ujin  yg sudah mengarah  ke lehernya.

Tangan besar itu menyibakkan rambut yg masih basah harum dan segar Lalu mulai menciumi leher jenjang yang putih. “Aaaaah.. Ujin…” Ahrin mulai mendesah, ia membekap  erat, sambil membelai rambut merah itu. Tangan kiri sang lelaki melingkar mengusap-usap punggung yg telah terekspost  dan Tangan kanan nakalnya meremas payudara dari luar  BRA  hitam dengan renda tepi berwarna pink. "Mmmhhh... " desahnya kembali terdengar.
“… aaah… mmmhh..”
Lidahnya menjilati leher jenjang sigadis turun ke  tulang selangka, menghisap-hisap pelan dada atasnya yang menonjol dari bra hitamnya.
“Aaaaah” Ahrin mendesah, kepalanya mendongak, lehernya yang putih terpampang dan langsung diterkam lagi oleh sipemilik ginsul dengan buas. dan bibir itu mengarah lagi ke bibir yg sudah berkedut “Mmmh.. mhh” kedua bibir mereka saling melumat, tangan kirinya menggeser tali bra hitam itu terkulai di lengan putih nan kecil dan mulai lagi meremas lembut dan menggeser kebawah bra itu sehingga gundukan kenyal itu keluar dari penampungannya,  ujin melepas tautan  dan membuka baju kaos hitamnya cepat, "aku akan membantu membuka kaitannya" ucap silelaki. Jemarinya dengan cepat membuka kaitan bra dipunggung sang gadis dan terpampanglah dua buah gundukan indah berwarna putih, yang bulat sempurna. Putingnya berwarna coklat muda, mendekati pink.   Mata mereka saling bertemu dan mulai mengecup,  menghisap dan sekejab sigadis sudah berada dalam kungkungan lelaki yg masih memainkan lidahnya dan sekarang bergeser ke bawah menuju leher yg sudah memiliki tanda,  tanpa disadari  silelaki sudah menghisap puting pink sebelah kiri dan meremas memijat gundukan sebelah kanan...  Ia lakukan itu berulang2 dan bergantian. "Mmmmh. Mmhhh.. Aaah" badan mungil itu melengkung kepalanya mendongak,  ini adalah sensasi baru yg dirasakan sigadis dalam hidupnya "ujiiinhh~~mhhhh" tangannya membelai rambut merah itu. 
“Mmmmh” Ahrin melengguh, matanya memejam, lalu menarik kepala silelaki ke wajahnya.

(Halu) Park Woo JinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang