20. Rahasia

26 3 0
                                    

Menari adalah segalanya bagi lelaki yang baru menginjak usia legal di negara 4 musim itu. Kali ini dia akan mengikuti kontes tahunan yang diadakan pada musim kelulusan. Berjalan di dalam gelapnya malam sudah biasa baginya, kali ini ia sangat penasaran dengan rumah yang selalu dilewatinya, tak ada setitik cahayapun disana dan perasaan itu datang lagi. "hii~~,, apa seseorang memperhatikanku... ?" memegang tektuknya merinding. Matanya kian kemari mencari apa ada seseorang di dalam sana.

Bip bip bip tiriring...
U : noonaaaa.....
N : wae... (sahutnya dari dapur)
U : aku lapaarr.... (keluhnya menuju dapur)
N : tunggu bentar,,,
U : aaah noonaa..... aku laparnya sekarang (gelenjotan di lengan kecil yang asyik mengaduk ramen.
N : iiih bentar,, sana aah (mengibaskan tangannya)
U : noona jahat....
N : astagaaaa,,, ujin my bibeb bala balanya noona yang kiyowo, ini ramennya masih belum matang,,,
U : hihihih,,,, (berlalu kearah ruang tengah)
N : apaan dah (mengumpat)
U : noona ngomong sesuatu (teriaknya)
N : ani..... (menyeringai)

Sesaat kemudian sigadis mengangkat panci panas itu ke meja tengah.
N : udah selesaiiiiii
U : oooh akhirnya,,,, (siaga)
N : yuk dimakan...
U : srup sruuup.....
N : iiis dasar bayi,,, sini (mengusap bibir bawah siginsul)
U : heheheh,,, makasi noona...
N : makan yang banyaak ujin-i...

Setelah menghabiskan satu panci ramen, akhirnya ujin membuka suara
U : noona....
N : nee. ~~
U : noona percaya hal gaib....
N : kagak... (jawabnya singkat sedikit ketus)
U : kenapa....
N : kamu mau bahas rumah itu lagi kan,,,
U : iih noona kok tau...
N : gimana ga tau,, hampir tiap malam kamu ngomongin hal yang sama... (bersisungut)
U : noona mau ikut ga....
N : kemana,,,
U : kerumah itu,,,,
N : issss kagak..
U : yaudah aku pergi sendiri aja....
N : iis jangan,,,,
U : wae~~.... (kesalnya)
N : bahaya... (mengusap rambut merah itu lembut) noona ga mau kamu kenapa-kenapa..
U : makanya noona temenin (memegang tangan kecil yang masih di kepalanya)
N : okee... kapan ... (menghela nafas)
U : beneran... noona beneran mauuuu (loncat dan lansung berdiri)
N : iyaa~~

Besok malamnya mereka benar-benar pergi ke rumah itu.. 'klap' tangannya dengan sangat pelan memutar gagang pintu itu.
N : gelap banget,,, siniin senternya (memeriksa tas besar yang berada di punggung lebar itu)
U : ambilin punya aku juga noona..
N : nih (menyodorkan senter hitam)

Kaki mereka melangkah pelan, sangat pelan tanpa menimbulkan suara apapun..
"siapa disana.." terdengar teriakan dari lantai atas.
U : noona.... (memegang tangan kecil itu erat)
N : apa ada orang... (membalas teriakannya)
J : siapa kalian... (wajahnya muncul dari lantai atas)
U : aaaaaaaaa (teriakan menggelegar lelaki itu membuat panik sigadis)
N : yaak (bisiknya menutup mulut si ginsul)
J : ada yang kalian lakukan.... (tanya suara itu lagi)
N : kami hanya ..... (belum menyelesaikan kalimatnya
J : keluar lah (perintahnya sambil berpaling kebelakang
N : anda siapa (masih posisi mendongat keatas)
J : kalian tidak perlu tau..
U : apa anda yang selalu memperhatikan ku (melepas dekapan tangan noonanya)
J : untuk apa aku memperhatikan mu..
U : anda tinggal disini.. (tanyanya memburu)
J : keluar lah...

"Aaaaaaaaa" teriakan dari lantai atas memecah keheningan itu sesaat.
U : siapa itu....
J : hey diamlah (teriak lelaki berhidung runcing itu)
U : a anda menyekap seseorang..
J : jangan ikut campur..
N : siapa anda...

Mereka berlari melewati tangga menuju lantai atas untuk melihat asal teriakan tadi..
U : loh kemana orang tadi noona.... (tanyanya heran)
N : hmm,,, entahlah,, (mengedar pandangan)
U : aku akan lihat isi kamar itu,,
N : jangan (menahan tangan besar itu)
U : sebentar,, (melepas pegangan)
'klap' pintu itu terbuka keras karena hantaman kakinya.

U : noona... no noona (panggilnya tergagap)
N : apa,,, ada apa (kelebat beralih ke depan mengedarkan cahaya di genggamannya keseluruh ruangan itu)

(Halu) Park Woo JinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang