16. My oppa is idol

56 2 0
                                    

Kursi yg menjadi saksi bisu itu mulai merapuh termakan waktu.  Disana tempat mereka bertemu disela2 kesibukan masing-masing. Matanya selalu sembab setelah duduk dikursi itu.  Kali ini ia menahan dirinya untuk tidak datang lagi kesana. Namun tanpa disadari langkahnya selalu menuju ke taman itu. "Sampai kapan aku harus menunggu mu.. "suara rintihan dibalik hujan yg mulai membasahi rambut panjangnya.
Sudah 5 tahun sejak perpisahan itu mereka tidak lagi bertemu malahan tidak berkomunikasi..  Bukannya sigadis tidak menghubungi tapi nomornya sudah diblokir oleh manager lelakinya.  Ia terikat kontrak promosi albumnya di cina dan jepang.  Benar sekali lelakinya seorang rapper terkenal yg karirnya benar2 bagus belakangan ini.  "Salahku mencintai lelaki sepertimu yg tidak sebanding dengan ku" kata2 itu selalu terucap untuk menenangkan hatinya.  Kakinya melangkah kembali membelakangi kursi itu dan berlalu pergi dibawah hujan yg semakin lebat.  Tetes demi tetes sudah menguyupi seluruh badannya.  Gadis itu selalu seperti ini..  Ia akan berjalan dalam hujan dengan  air mata yg ikut jatuh bersama hujan yg mengujam pipinya.  Langkahnya terhenti saat melihat wajah yg sangat familiar diposter besar yg terpampang di dinding sebuah gedung.  'Consert in seoul 14 february 2019' matanya membesar dan berlari pulang.. "Aku harus mendapatkan tiketnya"sesampainya di depan apartemen ia melihat org mencurigakan di depan pintu kamarnya.. "a ada yg bisa saya bantu" tanya gagap.  Badan itu berbalik dan membuka tudung hoodienya pelan.  Dan terpampang wajah dengan senyuman manis disana.  Matanya membesar,  tangannya menutup mulutnya menahan tangis "op oppaaa" tegak terpana melihat sosok yg sudah lama ia rindukan.  "Ahrin 😁" berjalan kearah sigadis dan menenggelamkannya dalam pelukan yg sudah lama ia rindukan.
"Huu huuu aaaaa... 😭😭 oppaaa..  Hu~hu~hu" tangisnya memecah dilorong apartemen.  "Cup cup cup" membelai rambut gadisnya lembut. Pelukan itu berlangsung cukup lama. "Ahrin-a..  Oppa harus kembali" ucapnya membuat sigadis melepas pelukannya cepat.  "Kenapa..  Bukankah oppa baru menemuiku setelah 5 tahun" tanyanya nada mengiba.

"Oppa kesini tanpa izin manager"  jelasnya

"Hmmm baiklah" jawabnya ringan "oh ya ini" merogoh saku dan memberikan sebuah kertas berlipat.
"Ini apa..?" tanyanya sambil membuka lipatan itu "i ini tiket konser oppa" 
"iyaa...  Jangan terlambat ya" mengusap kepala sigadis lembut dan mengecup keningnya.
"Babay.. " melambaikan tangan dan berlalu pergi dari hadapan sigadis.

Tanggal 14 itu datang..  Ia bersiap2 untuk melihat lelaki yg dicintainya.
Konser dimulai pukul 19.00, diakhir acara biasanya akan ada lucky fan yg akan naik kepanggung dengan pilihan acak.  Saat itu Park Woo Jin menunjuk gadis mungil yg duduk dibarisan ketiga dengan rambut terurai. Kakinya melangkah ragu.  Staf memberikannya mic dan menunjukkan jalan keatas panggung.
A: annyeong ahrin imnida.. (Membungkuk pada penonton)
U : kamu sangat cantik
A : aah..  (Merona sambil menyibak rambutnya ke belakang telinga)
U : baiklah yeorobun..  Aku akan berbagi sedikit rahasia
Y : waaah (tepuk tangan)
U : aku sangat mencintai para fans yg selalu mendukung ku sampai saat ini.  Tapi kalian tau aku seseorang pria yg pasti jatuh cinta..  Selama ini aku telah meninggalkannya untuk karir ku.  Dia sangat sabar menunggu ku sampai saat ini.  Yeorobun~~ (teriaknya)  apa kalian penasaran siapa dia...?
Y : neeee (teriak fan memenuhi seluruh aula konser)
U : (menunjuk gadis yg sedari tadi berdiri disampingnya) diaa...  Dia gadis itu..  Aku akan menikahinya dalam waktu dekat.. 
Y : woooooo (sorak fans tidak menyukainya)
U : aku yakin fans akan mengerti..  Aku juga memiliki hati.  Aku juga ingin dicintai karna diri ku sendiri bukan karna diatas panggung ini.. aku berharap para fans  mengerti akan keputusan ku (memegang tangan Ahrin erat)
Sementara itu balik panggung
M : yaaak...  Matikan..  Matikan micnya..  Matikaaan... (Berteriak pada staf)
U : untuk para staf terima kasih sudah memenuhi permintaan ku.
M : kalian bekerja sama dengan nya...  Yaaaaaak (teriaknya)
U : selama ini hidup ku selalu diatur dan ditata sedemikian rupa..  Tapi kali ini aku akan mengikuti isi hati ku.  Maafkan aku,  maafkan aku yeorobun ( membungkuk)

Tangannya menarik tangan sigadis dan berlalu pergi kebelakang panggung.  Para fans hanya terdiam dan beberapa saat kemudian "kami mendukung mu park woo jin" sang manager mengejar mereka.
M : yaak ujiin
U :......
M : kau gilaaa
U : maaf hyung..  Aku tidak mau melakukannya lagi
M : kau tau..  Gara2 ini karir mu akan jatuh..  aku sudah bersusah payah menaikkan namamu..
U : aku tidak memintanya
M : kau...
Terdengar suara menggelegar "park woo jin..  Park woo jin...  Park woo jin" dari aula konser.. 
U : sepertinya aku tidak akan kehilangan popularitas (menyeringai dan berlalu pergi)

Diluar aula konser..
A : oppaa... Bagaimana ini
U : kamu tenang saja
A : kalau karir oppa benar2 jatuh bagaimana...?
U : tidak akan...  Kamu tidak dengar teriakan mereka di aula...
A : oppaaaaa... (Memeluk badan besar itu erat)
U : kali ini oppa tidak akan membuat kesalahan lagi dengan meninggalkan mu.
A : benar kah...  Benar kaaah?
U : tentu saja...  (Mempererat pelukannya)
A : oppaaaaa
U : saranghae...
A : nado..  Manh-i manh-i sarangae oppa

Jangan lupa pencet bintangnya ya yeorobun
사랑해요 😘

(Halu) Park Woo JinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang