Cemas

3.1K 425 69
                                    

"Lia, kamu lagi ngapain?"

Yeji yang baru selesai mandi, heran melihat Lia yang sedang mengintip Yuna dari ruang tamu.

"Ssh, jangan berisik dulu, Lia lagi nguping."

"Hah? Kamu nguping siapa, sayang?" Lia bilang dia lagi nguping, tapi gak ada orang di sekitarnya. "Kayaknya kamu lupa minum obat, deh?"

Lia yang tidak terima, melancarkan pukulan-pukulan manja ke Yeji. "Ih, Yeji! Lia masih waras!"

"Aduh, nikah belom udah kdrt aja kamu."

"Lalala, Lia gak denger, Lia pake kacamata." Melihat tingkah ajaib Lia, Yeji tertawa sambil menggusak rambut pacarnya itu.

"Yaudah, kamu lagi nguping siapa, hm?"

Lia menunjuk seseorang yang sedang menelpon. "Lia lagi nguping Yuna! Yuna lagi telponan."

"Lah, emang kedengeran?" Yeji menggelengkan kepalanya. "Kamu di ruang tamu, Yuna di kamar kalian. Suka aneh deh kamu."

Menurut Yeji, jarak dari kamar Yuna dan Lia ke ruang tamu itu cukup jauh, sekitar beberapa meter. Tapi kata Lia dia lagi nguping Yuna? Hm, ajaib juga.

"Makanya Yeji jangan berisik dulu, kalo Yeji berisik nanti Lia cium." Ancam gadis Choi penuh penekanan. Yeji juga dapat melihat wajah Lia yang dibuat sedemikian menyeramkan, yang menurut Yeji malah membuat Lia semakin lucu.

"Kamu kalo ngancem orang kayak gitu, ya gabakal berhasil lah, sayangku."

"Masa sih?"

"Iya, yang ada kamu malah dimanfaatin. Terus mereka bakal ngarungin kamu, terus kamu diculik, emang mau?"

"Gamau ih." Dengan cepat Lia menggelengkan kepalanya. "Yeji jangan nakut nakutin Lia dong."

"Makanya kamu kalo mau ngancem orang jangan kayak gitu, beb."

Lia mengangguk dengan wajah polosnya. "Ih tapi masa, kalo di drama yang Lia tonton, itu berhasil kok."

Aih, gemesnya pacarku~

Yeji kok malah jadi ingin membuat Lia jadi tidak polos lagi. Eh.

"Kamu kapan gak gemesin sih?" Yeji mengelus kepala gadis yang lebih pendek, sebelum duduk di sofa ruang tamu. Sini, duduk, jangan berdiri terus."

"Iya-ih, Yeji!"

Lia yang berniat duduk di sofa, sebelah Yeji malah ditarik oleh Yeji dan jatuh ke pangkuan pacarnya itu, membuatnya kaget dan salah tingkah.

"Nah gini dong." Yeji memeluk pinggang Lia dan menyandarkan kepalanya di bahu sang pacar. "Eh kamu tumben penasaran sama Yuna yang lagi nelepon?"

"Hm.. soalnya Lia penasaran sama orang yang ditelpon Yuna."

Lia diam-diam menikmati pelukan Yeji. Hanya saja ia tidak mau bilang, karena Yeji pasti akan meledeknya.

"Biarin aja, dia nelpon mamanya kali." ujar Yeji sambil mengagumi wajah pacarnya. Untungnya, Ryujin dan Chaeryeong sedang pergi belanja bulanan. "Enak juga ya, gaada si anak rusuh itu. Gaada yang gangguin kita."

Lia tertawa. "Gak boleh gitu ah." Lalu ia menambahkan,"Eh tapi bener juga, setelah dipikir-pikir Ryujin itu rusuh."

"Bener kan? Tuh Lia aja setuju sama Yeji~" Lalu Yeji pun curhat tentang Ryujin yang notabenenya adalah teman sekamar Yeji. "Nih ya, kamu gatau aja Ryujin kalo tidur ngorok. Suara nya kayak knalpot taksi yang kesumbat tisu."

"Udah ah, Lia mau nguping lagi." Lia menaruh jari telunjuk di bibir Yeji, dan menunjuk ke arah kamar yang ditempati oleh dirinya dan Yuna.

"Yah, aku kan lagi mau ngomongin kejelekan manusia anarkis bernama Ryujin.."

"Sst. Udah, Yeji diem dulu. Itu si Yuna masih asik nelepon, udah sejam loh."

"Tumben, biasanya dia paling males kalo telponan."

Biasanya Yuna itu kalo ditelpon jawabnya singkat. Yeji jadi bingung dan penasaran. Siapa, sih yang ditelpon Yuna?

Lia mengangguk. "Lia tadi sempet denger ada kata-kata 'sayang' gitu."

"Wah, ini tidak bisa dibiarkan." Yeji menatap Lia dengan penuh determinasi. "Sebagai orangtua yang baik, kita harus cari tahu siapa gebetannya Yuna."

Dengan segera, Yeji bangkit dari sofa lalu menuju ke arah Yuna. Lia yang tangannya digenggam erat Yeji pun ikut terseret.

"Eh, eh orangtua apaan. Yeji tunggu ih."

-----
Yuna otw tidak jomblo XD

Anyway, saya seneng liat Yeji nyengir deh, haha.

Anyway, saya seneng liat Yeji nyengir deh, haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Truth (Yeji x Lia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang