[9] Unexpected Meetings II

34 7 4
                                    

Renasya berjalan terburu-buru memasuki Mc Donald, dia tidak sadar dari arah berlawanan ada seorang lelaki yang berjalan terburu-buruu hingga membuat mereka saling menabrak. Buku dan lembaran yang ada digenggaman Renasya terjatuh.

Dia buru-buru mengambilnya begitupun lelaki itu, hingga tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.

Pandangan lelaki itu terpaku padanya begitupun Renasya, tetapi Renasya buru-buru menepis pandangannya.

"Afwan saya menabrak anda." ujar Renasya dia mendongak melihat kearah lelaki yang menabraknya.

Lelaki itu memakai masker. Tetapi wajahnya tidak asing baginya. Tapi siapa ?

"Apa ? Maaf saya tidak mengerti." ucap lelaki itu dalam bahasa Jepang.

Renasya kaget, ternyata orang yang menabraknya adalah orang Jepang selain itu wajahnya juga yang tertutup masker dan suaranya terasa familiar, tapi dia lupa.

"Ehm maaf anda dari Jepang ?" tanya Renasya dalam bahasa Jepang. Syukurlah Renasya juga mempelajari bahasa Jepang hingga dia fasih dan tidak kagok.

"Ah iya benar." ujar lelaki itu. Lalu pandangannya tak sengaja melihat lembaran yang terlihat tidak asing.

"Bukankah itu tiket konser grubku ?" batinnya. Lalu dia menajamkan matanya, ternyata itu benar tiket konser Hey! Say! Jump.

Melihatnya mata Yuto berbinar. Lalu dia mengalihkan pandangannya.

"Ehm bisakah anda menemani saya makan ?" tanya Yuto.

Renasya sontak terkejut mendengarnya.

"Kenapa ?" tanya Yuto bingung.

"Tidak apa-apa, apakah anda sendiri ?"

"Iya benar saya sendiri. Tolong temani saya makan. Saya akan memesan private room."

"Hahh ? Private room."

"Benar. Apakah ada yang salah ?"

"Kenapa private room ?"

"Saya butuh privasi."

"Maaf saya tidak ingin satu ruangan hanya dengan anda."

"Kenapa ?"

"Kita bukan mukhrim."

"Apa itu mukhrim ?"

Mendengar orang yang didepannya terlalu banyak bertanya membuat Renasya sebal. Hah sejak kapan dia kehilangan sifat dinginnya kepada orang asing ini ? Benar-benar menyebalkan. Gerutunya.

Renasya perlahan menjelaskannya. Hingga membuat laki-laki didepannya mengerti.

"Hmm saya tidak akan aneh-aneh."

"Tetap saja kita bukan mukhrim."

"Anda mau menikah dengan saya ? Agar kita bisa berdua tanpa anda khawatir." goda laki-laki itu.

Mendengarnya Renasya mengernyit dan hanya menatapnya datar. Sedangkan laki-laki yang ditatapnya sedang berperang dengan pikirannya.

"Maaf tidak mau. Baiklah. Anda harus menjaga jarak."

"Ok beres."

Lalu mereka bergegas masuk dan memesan private room tetapi mereka menjaga jarak.

Pramusaji datang membawa buku menu.

"Ehm saya pesan hamburger chicken cheese. Sama kentang double. Minuman ice float." jawab Renasya.

"Anda ingin memesan apa ?" tanya Renasya dalam bahasa Jepang kepada laki-laki di depannya yang agak jauh.

A Thousand HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang