"Simpel saja pertemuan adalah bagian dari takdir yang dapat terjadi secara tak terduga."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suasana tiga kamar yang bersebelahan gaduh dan ricuh. Kegaduhan itu dibuat oleh para laki-laki yang heboh dengan persiapan yang harus mereka persiapkan untuk konser. Sedangkan orang-orang yang kamarnya disebelah mereka mengelus dada dan menggeleng-gelengkan kepala. Mereka adalah manajer serta staf yang menemani mereka.
Kamar mereka seperti kapal pecah. Sedangkan Yuto ? Jangan tanya dia sudah siap karena dia hanya membawa hal yang simpel dan tidak ingin ribet begitupun dengan Yabu.
Yamada, Chinen, dan Daiki terlihat sibuk bolak-balik, Yuto yang bersender di pintu menggeleng-gelengkan kepala melihat Yamada dan Chinen yang terlihat sibuk dengan barang yang akan mereka bawa.
Hikaru, Yuya, Kei ? Mereka lebih parah, mereka mengepak barang bawaan mereka seperti dikejar oleh rentenir. (bener nggak ya bahasanya √>_<√ ).
Sedangkan Keito baru saja merapikan dan mengepak barang yang akan dia bawa. Dan persiapannya sudah selesai.
Setelah satu jam selesai berkutat dengan persiapan mereka, mereka turun untuk sarapan pagi bersama manajer dan staf.
Setelah sampai dimeja makan mereka memakan sarapan mereka dengan kusyuk karena mereka kali ini sarapan tanpa memakai sumpit.
Yuto dan Yamada dimeja makan terlihat sedang melamun. Chinen yang melihatnya menyikut Daiki dan menunjukkan tatapannya ke arah dua manusia yang pikirannya entah melayang kemana.
Melihat tingkah Chinen kepada Daiki, Yabu, Hikaru, Inoo, Yuya dan Keito melihat ke arah yang menjadi fokus Chinen dan Daiki.
Benar saja, mereka melihat Yuto dan Yamada yang sama-sama sedang melamun. Entah apa yang mereka lamunkan. Mereka menebak itu pasti ada hubungannya dengan kejadian kemarin.
Bahkan mereka tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan. Membuat Yabu, Hikaru, dan lainnya mengernyitkan kening mereka melihat Yuto dan Yamada yang belum sadar dari lamunannya.
"Ekhmm." dehem Yuya dengan suara beratnya.
Sontak Yuto dan Yamada terbangun dari lamunannya. Bahkan mereka malah mengedip-ngedipkan matanya.
"Sudah selesai melamunnya ?" ujar Yabu.
"Ehhh." sahut Yuto dan Yamada.
"Kalian daritadi melamun terus ya nggak seperti biasa, kalian malah melamunnya bareng." ujar Inoo.
Hikaru, Yuya, dan yang lainnya menyipitkan mata mereka sembari menatap Yuto dan Yamada, seolah-olah mereka ingin menginterogasi.
Yamada yang ditatap seperti itu cengengesan serta merasa sedikit gugup dan melihat Yuto.
Sedangkan Yuto nyengir dan sedikit gelisah lalu celingak-celinguk melihat sekeliling, tiba-tiba dia terkejut saat melihat sosok bergamis putih mengambil sarapannya bersama seorang perempuan yang memakai baju serba hitam dengan dipadu blazer merah marun.
Tingkah Yuto yang tiba-tiba, menarik perhatian Yamada, Yabu, dan yang lainnya.
Yamada dan yang lainnya ikut melihat kearah tatapan Yuto yang terfokus ke arah seorang gadis yang memakai terusan berwarna putih gading.
Yamada yang melihatnya merasa tak asing dengan gadis yang sekarang menjadi titik fokusnya Yuto.
Sedangkan Yuto tiba-tiba bangkit lalu menghampiri meja gadis itu.
Yamada, Yabu, dan yang lainnya yang melihat Yuto mengernyitkan kening mereka, kecuali Chinen yang tiba-tiba tersedak saat minum air putih melihat Yuto yang sepertinya akan menghampiri seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Hopes
Ficción GeneralIni hanya cerita biasa. Bukan cerita istimewa. Ini menceritakan seorang Alanda Renasya Cyrra. Gadis biasa yang mempunyai seribu mimpi. Mimpi terbesarnya adalah bertemu Nakajima Yuto yang merupakan anggota Hey! Say! Jump. Tidak hanya Nakajima tetapi...