[14] Dream or De Javu ?

26 5 2
                                        

"Kadang semesta membuat takdir lewat mimpi atau perantara."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah sampai di depan kamar. Yuto mendengar kegaduhan dari dalam. Lalu dia buru-buru membukanya, terlihat dari dalam ternyata mereka yang sudah pulang.

Yuto yang melihatnya cengo, karena kamar yang awalnya rapi menjadi sangat berantakan karena mereka membawa tas belanjaan yang membungkus belanjaan mereka yang terlalu banyak sehingga membuat kamar terlihat berantakan.

Yamada yang melihat Yuto didepan pintu menghampirinya.

"Hei! Kenapa bengong dan tidak masuk ?"

"Kalian belanja banyak sekali. Untuk apa itu ?"

"Hei! Kau bodoh ya ? Ya untuk oleh-oleh lah." ujar Yamada dengan kesal.

"Banyak sekali." ucap Yuto mengernyitkan dahinya.

"Sudahlah. Kami juga membelikan untukmu. Pilihlah sendiri, semua barang juga sama." sahut Chinen.

"Besok saja. Aku lelah." jawab Yuto.

"Darimana saja kau sampai kelelahan ? Jangan-jangan kau keluar untuk menyusul kami dan tidak ketemu makanya lelah ?" tanya Yamada.

Plakkkkk

"Aku tadi habis bermain drum dan bernyanyi di aula tempat makan." jawab Yuto dengan kesal.

"Kukira hehehe." Yamada nyengir. Yuto menjadi kesal melihat ekspresi Yamada.

Entah kenapa Yamada lama kelamaan jadi mengesalkan. Apa karena dia terlalu membelanya ya saat Yamada dijahili oleh member lain dan Kekeke san ?

Daripada memikirkan itu Yuto memutuskan untuk tidur guna menghilangkan rasa lelah dan kantuknya.

Sebelum tidur Yuto mengacak-ngacak dan menjatuhkan tas belanjaan dari kasur tersebut agar dia bisa tidur dengan leluasa.

Mereka yang melihat Yuto melakukan itu ingin berteriak tapi tertahan karena ini sudah malam, mereka hanya bisa memandang dan menghembuskan nafas kesal.

********

Renasya dan Syahilla sudah 2 jam mengelilingi mall untuk mencari barang yang diinginkan Syahilla, tetapi Syahilla lupa barang apa yang dia inginkan hingga membuat Renasya kesal dan menyesal mengucapkan kata-kata itu.

Renasya lupa bahwa adik sepupunya yang satu ini sangat rempong masalah barang yang dia inginkan bahkan mudah lupa apa yang dia inginkan.

"Kak beliin aku kartu tarot."

"Astagfirullah kartu tarot ? Buat apa ?"

"Buat mainlah emang buat apa ?"

"Apa kamu nggak tahu main tarrot itu haram ?"

"Loh haram ya kak ?" tanya Syahilla sambil menggaruk pipinya.

"Ya haram lah. Sekali kamu main kartu tarrot akan mengikatmu sekalipun itu tarrot biasa. Soalnya main kartu tarrot mirip kayak peramal. Makanya haram."

"Baik-baik Lala nggak jadi beli. Beliin Lala pasmina keluaran terbaru aja deh." ujar Syahilla sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Gitu lho. Kakak juga mau beli jilbab baru buat besok."

A Thousand HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang