[15] Concert

32 5 4
                                    

"Cinta adalah rahasia manusia dan semesta."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Setelah peristiwa mimpi buruk pagi tadi, Renasya akhirnya merasa rileks dan tenang.

Renasya hari ini terlihat sibuk mondar-mandir untuk persiapan konser, sedangkan Syahilla hanya menontonnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kakak sepupunya hari ini yang terlihat rempong.

"La menurut kamu cocok mana ?" tanya Renasya.

"Cocok semua kak, kenapa sih warnanya putih semua mana itu gamis lagi." protes Syahilla.

"Lalu aku pake apa dong ?"

"Pake yang outfit gitu kak kayak kaos ama celana yang panjang."

"Tapi aku malu kalo pake itu La."

"Kenapa malu ? Padahal keliatan santai kok ama simple daripada gamis yang ntar keinjek gimana dong ?"

Renasya berpikir antara mengikuti saran atau tidak ? Tapi dia tidak terbiasa jika memakai outfit seperti itu karena dia sudah terbiasa memakai gamis sejak dulu.

"Kalo kakak ragu ya udah terserah kakak. Aku mandi dulu ama ngecek packingan."

Renasya hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya.

Hari ini dia memakai gamis serta khimar berwarna putih gading. Renasya memutuskan memesan hotel yang dekat dengan tempat konser berlangsung agar tidak bolak-balik.

Setelah selesai dengan persiapannya dia menuju kebawah dan menunggu Syahilla dan memesan grab.

"Kak ayo." ujar Syahilla yang selesai dengan persiapannya.


Setelah mobil grab pesanan datang, mereka akhirnya masuk.

**********

Setelah mimpi buruk menimpanya Yuto akhirnya melupakan mimpi yang dialaminya.

Yuto dan anggota Hey! Say! Jump lain kini ditempat yang sedang dibangun panggung yang akan digunakan untuk konser mereka besok.

Mereka melihat panggung tersebut dan mereka takjub, karena panggung konser di Indonesia kali ini berbeda dengan konser-konser sebelumnya.

"Wihhh panggungnya wow banget dah." ujar Daiki.

"Benar, megah banget dah beda kayak konser-konser sebelumnya." gumam Chinen.

"Nggak mungkin kan kita konser panggungnya itu-itu aja, apalagi konser di Indonesia ini jumlah penggemar kita kali ini sangat membludak." ujar Yuto.

"Nah benar tuh kata Yutti." ujar Inoo.

"Lumayan buat si tupai berakrobat." sahut Yamada.

"Ya kali aku akrobat mulu yang ada badanku patah semua mana panggungnya melingkar kayak cincin." protes Chinen.

"Sudah-sudah kalian ini debat terus dah." Inoo melerai mereka.

"Guys kalian nggak ada yang ingin ke transtudio lagi ?" tanya Yamada.

"Aku. Aku kan belum kesana." ujar Yuto dengan kesal.

"Salah sendiri kau kemarin menghilang sampai membuat kami kelimpungan dan kami ingat bahwa kau tidak mudah tersesat, akhirnya kami meninggalkanmu." jawab Yabu.

A Thousand HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang