1.1

559 102 7
                                    

Other side...

"Bunda.. Jimin mau pulang aja kerumah Ibu ya nda.." nada bicara Jimin terdengar memelas.

"Loh? Kenapa? Kamu udah ga betah tinggal di kostan bunda?" bunda mengusap rambut hitam Jimin lembut.

"Nggak gitu bunda, cuma.. Ada masalah aja" Jimin menutupi masalahnya dari Bunda, biasanya dia akan cerita kalau sedang ada masalah seperti ini.

"Jim, dengerin Bunda. Kalau kamu ada masalah itu cerita sama Bunda, jangan dipendem kaya gini. Nanti kamu sakit."

"Yaudah Bunda, Jimin cerita ya" nada bicara Jimin masih lesu.

Bunda mengangguk, dan mendengarkan dengan baik. Saat cerita pun Jimin menangis, dia masih nyesek atas perlakuan Jeka.

Ngga lama Jimin cerita—di selingin nangis sambil elap ingus, suara dari pintu mengalihkan perhatian Jimin dan Bunda.

BRAK!

"JIMIN! BANTET! INI GUE JEKA, ADUH JIM GUE PUNYA ALESAN NYA SUMPAH DEMI HOLOH! PERCAYA DONG! JANGAN SELF HARM KAYA KATA NAMJOON HYUNG!"

Bunda pun ke depan untuk melihat Jeka, sesampainya bunda disana dia langsung saja menjewer telinga kiri Jeka dengan tangan nya.

"Huh! Kamu tuh ya, kalo masuk rumah salam dulu kek! Ini malah teriak-teriak kaya orang gila ketemu orang gila! Tuman!" ( tuman= kebiasaan )

"Iya-iya bunda maaf, sok gaul banget sih bunda bahasanya. A-aduh! Sakit bundaaa!" Jeka mengaduh kala bunda menjewer nya semakin kencang.

"Makanya jangan ngatain bunda sok gaul! Bunda emang gaul ya! Udah sana kamu minta maaf sama Jimin, atau ngga bunda kebiri kamu!" Bunda pun melepas jeweran nya dari telinga Jeka, lantas hal itu membuat Jeka mengusap telinga nya pelan.

Jeka pun berjalan menyusuli Jimin yang berada di kamar Bunda.

Rupanya, saat Jeka sampai di kamar Bunda Jimin sedang menutupi seluruh badan nya dengan selimut tebal.

Oh dia ngga tau ya gue disini, hmm. batin Jeka.

Pikiran Jeka untuk menjahili Jimin pun muncul, dia langsung saja memeluk Jimin sambil tiduran.

"Bunda? Jeka udah bunda usir kan? Chim ngga mau ketemu dia bunda.. Dia kelinci playboy!" sahut Jimin dibalik selimut nya.

Jeka mengikuti nada bicara Bunda yang lemah lembut, tapi kalau dia jatuhnya seperti wanita berkedok laki-laki alias bencong!

"Iya seyeng, Jeka udah Bunda usir.. Kamu ngga perlu sedih lagi seyeng.." Jeka hampir tidak bisa menahan tawanya akibat nada bicara nya itu.

PLIS INI GUA YG NGEBAYANGIN AJA NGAKAK. -thor

"Bun, kok suara Bunda kaya bencong sih? Bunda ngga salah makan kan?" karena Jimin yang penasaran karena suara Bunda yang menurut dia berubah, dia pun membuka selimut tebal nya dan berbalik.

Sret.

"Bakekok! Hahahaha, lo lucu banget sih Min! Aduh aduh! Perut gue sakit ketawa mulu!" Jeka yang sedari tadi menahan tawanya pun akhirnya melepas tawanya sampai terbahak-bahak.

"Bakekok! Hahahaha, lo lucu banget sih Min! Aduh aduh! Perut gue sakit ketawa mulu!" Jeka yang sedari tadi menahan tawanya pun akhirnya melepas tawanya sampai terbahak-bahak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ketawa aja ganteng :'))

"Ish!! Jekaaa!!!" Jimin menahan malu sambil memukuli bahu dan dada bidang Jeka.

awas diterkam loh chim 🌚.

"Bodoamat! Ngambek gue sama lo Jek!"

"Plis lah Min, lo ngambek aja lucu hahahaha! Sini-sini gue peluk! Maafin gue ya! Seyeng.." Jeka menarik Jimin yang sedang ngambek itu ke dalam pelukan nya, tawa nya belum mereda. Ya, tawa bahagia.

Dia bersyukur apa yang dibilang Namjoon tidak lah benar, nyatanya Jimin tidak self harm. Ya iya gimana Jimin melakukan itu kalau melihat darah saja sudah membuat dia keringat dingin.

Saat mereka masih saling bertukar rindu lewat pelukan, mereka tidak sadar bahwa Bunda masuk ke kamar nya. Untuk iseng sih sebenarnya.

"Ck ck ck, dasar anak muda zaman sekarang."

Mereka bertiga melemparkan senyuman serta tawa bahagia. Terutama Jeka dan Jimin.

Tbc.

Hai hai hai! Apa kabar semua~? Hayo wajib jawab!

😙❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Tapi Musuh [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang