Yang orang tahu, Yoonbin itu kelihatan acuh tapi yang kamu tahu dia itu care sama orang-orang di sekitarnya, meskipun cara dia menunjukkannya tidak terang-terangan. Contohnya beberapa waktu lalu, ketika kalian dipersatukan dalam projek kelompok biologi untuk pertama kalinya.
Kamu yang emang dari kelas satu jarang berinteraksi sama anak sekelas, gak begitu dekat sama yang lain. Jadi, di kelas kamu dekatnya sama dua orang aja. Namanya Hyerin dan Nara. Tapi sayangnya kalian bertiga tidak sekelompok sebab pak guru menentukan anggota kelompok sesuai dengan jadwal piket. Kamu piketnya hari senin, Hyerin hari selasa, sementara Nara piket hari jum'at.
Projeknya saat itu adalah membuat tanaman hidroponik dengan bahan-bahan yang mudah di dapat. Anggota kelompok kamu ada lima orang, enam ditambah kamu. Tapi mereka semuanya termasuk anak-anak yang mengentengkan tugas, Yoonbin juga. Jadi, mau gak mau cuma kamu yang cari bahan-bahan keperluan praktik, semuanya.
Kamu udah misuh-misuh dalam hati lihat kelakuan kelompokmu yang gak ada serius-seriusnya ngerjain tugas. Disuruh buat bubur kertas sebagai media tanam malah main-main, saling cipratin air satu sama lain. Udah bahan-bahannya tinggal terima jadi, sekarang malah main-main. Mau makan orang aja kamu bawaannya.
"Seru kerja kelompok kayak gini." Ucap salah satu teman kamu. Yang langsung mendapat anggukan dari yang lain.
Kamu memutar bola matamu, "Kerja kelompok apaan, ini mah namanya tugas individu. Cuma gue yang nyiapin semuanya, lo pada tinggal terima beres." Kata kamu tanpa perduliin yang lain, bahkan pak guru yang lagi berdiri di belakang temanmu yang tadi bicara itu.
Iya, kamu emang se-savage itu kalok sedang kesal. Setelah semua pekerjaan kamu selesai kamu langsung berdiri dan masuk lagi ke dalam kelas. Pasang headpone dengarin lagu buat ngeredain kekesalan kamu sama yang lain.
Bukannya apa-apa, kamu kesalnya gara-gara kamu ingat gimana capeknya kamu buat nyari barang-barang buat projek. Mana cari trai telur susah banget, kamu bahkan dimarahin sama orang tua kamu gara-gara carinya kemaleman.
Tapi feedback yang kamu dapat begitu, ya kesel dong jadinya.
"Nih buat lo." Kamu yang tadinya nunduk langsung mendongak dan mendapati Yoonbin berdiri dengan wajah flatnya meletakkan sebungkus coklat batang merk terkenal.
Kebetulan coklat kesukaan kamu.
"Buat apa?" Tanya kamu bingung.
"Buat dimakan."
"Iya, buat makan. Tapi, maksud gue kenapa lo tiba-tiba ngasih coklat?"
"Buat naikin mood lo. Sorry gak bantu lo cari bahan praktik kemarin, gue latihan bola soalnya." Kata Yoonbin masih dengan wajah datarnya, terus pergi gitu aja ninggalin kamu yang masih natap coklat di atas meja.
Kelihatannya aja tadi acuh tak acuh saat kerja kelompok. Ternyata Yoonbin perduli, buktinya tiba-tiba dia ngasih kamu coklat.
TBC.