Tepat pukul setengah enam sore, kamu sampai di rumah. Tentu saja kamu dihantar oleh Yoonbin. "BU, AKU PULANG!"Teriakmu saat melihat ibumu yang sibuk membersihkan tanaman buah naganya di sudut pekarangan.
"LOH, IBU KIRA KAMU GAK AKAN PULANG." Balas ibumu, membuatmu mencebikkan bibir, "ITU TEMANNYA DISURUH MAMPIR DULU." Ucap ibumu masih dengan berteriak.
"Tuh, bisa dengar sendiri kan?" Ketusmu pada Yoonbin. Kamu masih sebal dengannya, btw.
"Lain kali aja mampirnya. Iyalah, bisa berpotensi budek malahan."
"Heh, enak aja lo. Ibu gue tuh." Kamu rasanya ingin menyetil mulut Yoonbin saat ini. "IBU KATA YOONBIN LAIN KALI SOALNYA DIA TAKUT BUDEK GARA-GARA TERIAKAN KITA."
"E-EEH BOHONG TANTE!" Yoonbin panik dong setelah diaduin sama (Y/n), refleks ia ikut berteriak.
"HAHA, SLAW AJA NAK. EH, TUNGGU TANTE BENTAR YA, TANTE AMBIL BUAH NAGA DULU BUAT DIBAWA PULANG." Baliau langsung melepas sarung tangannya dan bergegas ke dalam rumah.
Yoonbin menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, "Bilangin dong, gak usah gitu. Gak enak sama ibu lo." Ucap Yoonbin.
"Yaudah sih bawa aja, gue juga tadi banyak ngerepotin mama lo." Balasmu. Kamu bersandar di tiang samping gerbang rumahmu sementara Yoonbin tetap duduk di motornya yang sudah dibalik lagi arahnya dengan posisi yang distandar.
Tidak lama ibumu datang membawa kantung palastik putih berukuran sedang berisikan kira-kira empat buah naga yang berdiameter besar, jika ditimbang bisa dua buah naga dalam sekilonya. Melihat itu Yoonbin langsung turun dari motornya.
"Nih nak, makasih ya udah anterin (Y/n) pulang." Ibumu menyodorkan kantungan itu kepada Yoonbin.
Yoonbin tersenyum pada ibumu, senyum yang jarang sekali kamu lihat. "Iya tante, makasih juga ya udah dikasih buah naga." Ucap Yoonbin setelah menerima kantung plastik berisikan buah tropis itu.
Ibu kamu mengangguk, "Mumpung baru panen. Tante jamin buahnya manis kok, segar juga soalnya baru banget dipetik itu."
Yoonbin mengangguk, "Kalok gitu Yoonbin pulang dulu ya tan." Pamit Yoonbin sembari menyalami tangan ibumu.
"Hati-hati ya, lain kali mampir dulu. Minum-minum dulu lah di dalam." Ibumu menatap Yoonbin dengan alis yang dinaik-turunkan.
"Ibu ih gak usah gitu." Protesmu.
"Yeee sirik aja si Marimar." Balas ibumu sambil memeletkan lidahnya kepadamu.
Dih udah tua juga, kelakuannya gitu banget. Untung ibu. Batinmu.
Yoonbin yang melihat interaksi ibu dan anak itu hanya terkekeh kecil. Ia tidak menyangka jika pasangan ibu dan anak itu mempunyai cara interaksi yang unik menurutnya. Saling teriakan dan saling ledek. Lucu gitu. Apalagi melihat wajah merengut kamu saat diledek oleh ibumu sendiri membuat Yoonbin terkekeh gemas.
"Yoonbin pulang dulu tante, Assalamualaikum." Yoonbin menstater motornya.
"Waalaikumsalam, hati-hati nak Yoonbin." Ibumu melambaikan tangannya saat Yoonbin mulai menjalankan motornya.
"Cieee yang gak dipamitin." Ibumu menunjuk hidungmu, jangan lupa dengan ekspresi menyebalkannya -menurutmu.
Kamu menepis pelan tangan ibumu, "Apasih bu, gak penting juga." Gerutumu.
"Ahh masyaakkk?"
"Iya ih, sebel (Y/n) tuh."
TBC.