Happy reading💚💚
Pagi ini entah kenapa kamu rasanya malas sekali untuk berangkat ke sekolah. Mungkin karena akan diadakan ulangan fisika, pelajaran yang menurutmu paling sulit.
Kamu tipe siswa yang saat dijelaskan guru dipapan itu paham, dan setelah pulang dari sekolah pemahaman kamu itu hilang entah kemana.
"Oii, pagi-pagi gini muka udah ditekuk gitu, kenapa lo?"Ucap Hyerin yang baru saja datang langsung duduk di sampingmu.
"Gak apa-apa." Kamu menatapnya sekilas.
Kamu bisa mendengar Hyerin berdecak mendapat jawaban seperti itu. "Gue ini cewek ya, dan gue tahu gak apa-apanya cewek itu pasti ada apa-apanya."
"Gue gak apa-apa, serius. Gue cuma lagi gak mood aja." Kata kamu.
"Gue curhat donggggg.."
Seriusan mukanya Hyerin saat ini minta banget kamu tabokin, "Jangan melas gitu ih, lo gak cocok sama sekali." Kamu mengusap wajahnya kasar.
"Seriuuuuuss"
"Kenapa?"
"Gue punya teman nih ya, kita tuh dekaaaattt banget. Dan biasanya kita gak pernah tuh saling rahasia-rahasiain, tapi akhir-akhir ini temen gue gitu. Gue sedih jadinya. Awalnya gue biasa aja tapi setelah kemarin gue nyiduk dia, gue jadi curiga. Gue ngerasa sakit gitu saat teman dekat gue nyembunyiin sesuatu dari gue padahal gue gak ada tuh nyembunyiin apapun dari dia."
Kamu tehenyak saat mendengar curhatan Hyerin. Kamu merasa kalau teman yang dimaksud Hyerin itu adalah kamu. Kamu jadi tidak enak sama Hyerin ataupun Nara. Kamu juga bingung kenapa harus menyembunyikan soal kamu yang belakangan ini sering berurusan dengan Yoonbin.
"Y-a, ya mu-ngkin temen lo itu butuh waktu kali buat ngasih tahu ke lo." Jawab kamu terbata-bata.
Hyerin manggut-manggut, mulutnya membentuk huruf O. "Jadi gue harus nunggu kapan temen gue itu siap ngasih tahunya?" Hyerin menatapmu dalam membuat kamu malah semakin gugup.
Kamu hanya mengangguk kaku menjawabnya.
"Terus kapan lo siap kasih tahu gue soal Yoonbin?"
⚽⚽⚽
"Ada apaan sih kok kalian berdua kelihatan serius gitu?" Nara menatapmu dan Hyerin bergantian dengan tatapan bingungnya, "Gak kayak biasanya yang selalu absurd." Herannya.
Hyerin diam tidak mengatakan apapun. Hanya menatapmu dengan tatapan yang bagimu itu adalah tatapan mengintimidasi. Kamu merasa seperti seorang tahanan yang tengah diintrogasi oleh polisi.
"Ada yang mau disampaikan?" Tanya Nara, lagi, setelah hening beberapa saat.
"(Y/n) nih yang kanyaknya mau nyampein sesuatu." Kata Hyerin.
Nara menatapmu dengan alis yang mengkerut ke atas, seolah bertanya Kamu mau mengatakan apa?
"Gue," Kamu menatap ragu satu persatu sahabatmu. "Akhir-akhir ini gue sering terlibat intraksi sama Yoonbin-"
"Apa?!"
"Nara gak usah lebay gitu." Cibir Hyerin. "Biarin (Y/n) cerita dulu." Peringatnya.
"Ehehe, oke."
"Gue beberapa hari terakhir ini bisa dibilang dekat sama Yoonbin. Gak tahu deh awalnya gimana, ingat gak coklat yang waktu itu kita makan sama-sama?" Tanyamu di akhir kalimat.
Nara dan Hyerin mengangguk bersamaan.
"Itu dari Yoonbin, katanya buat naikin mood gue yang lagi down gara-gara proyek kelompok biologi yang waktu itu."
"Proyek yang cuma lo cari bahan-bahannya itu?" Tanya Hyerin.
Nara memutar bola matanya, "Tadi gue diperingatin buat gak motong, eh dianya sendiri malah motong." Dumel Nara.
"Heheh, ya sorry." Hyerin terkekeh menepuk lengan kanan Nara pelan. "Terus soal baju, celana, sama hoodie punya Yoonbin itu gimana ceritanya?" Hyerin menepuk pahamu berkali-kali, memintamu untuk segera menjelaskan semuanya.
Kamu terbelak, "Lo buka paperbag itu?" Tanyamu, nadamu bahkan naik satu oktav.
Nara dan Hyerin mengangkat kedua tangannya yang membentuk signal perdamaian, peace.
"Hehehe, iya. Kita buka pas lo ke toilet. Maaf ya."
Kamu menghela nafas kemudian mengangguk pelan, "Itu Yoonbin pinjemin waktu gue tembus di sekolah. Hari itu kak Gon gak bisa dihubungin, terus Yoonbin nawarin gue buat dianterin, awalnya gue nolak tapi takut kak Gon lama terus tembus gue makin banyak, ya udah gue terima. Eh, gue malah dibawa ke rumahnya. Waktu gue tanya kenapa malah bawa gue ke rumah dia dengan nyebelinnya dia jawab gak sempat tanya alamau gue." Kamu menarik nafas panjang setelah bercerita panjang lebar.
"Wah gila si Yoonbin diam-diam." Nara menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia sungguh tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Yoonbin.
"Terus di rumahnya Yoonbin nih gue dikasih pembalut sama mamanya, dipinjemin baju sepupunya, sama dikasih makan siang. Tadinya gue mau langsung pulang setelah ganti, tapi gue ditahan mamanya dengan alasan cuaca yang lagi panas-panasnya. Kenyataannya emang gitu sih hari itu. Singkatnya gue ngobrol-ngobrol sama mamanya Yoonbin, ramah orangnya, kayak ibu suka bercanda gitu. Terus gue baru dipulangin sore. Dah tamat." Kamu merebahkan tubuhmu setelah meringkas mengenai kedekatanmu dengan Yoonbin akhir-akhir ini.
"Alamat ada yang akan taken ini."
"Heh! Gue tabok ya lo berdua!" Kamu melempar guling kearah dua gadis yang duduk berhadapan itu. "Gue boleh jujur gak sih?" Kamu kembali duduk menatap Nara dan Hyerin dengan serius.
"Apa?" Tanya keduanya tak kalah serius.
"G-gue takut baper kalok Yoonbin terus kayak gini. Gue takut bakalan ada perasaan sama Yoonbin. Gue takut bakalan terjebak di hubungan yang gak jelas seperti friendzone atau sejenisnya. Intinya gue takut. Gue harus gimana ini?"
TBC.