Kamu bernafas lega saat keluar dari ruang ujian. Begitu juga dengan Hyerin dan Nara. Yap, ini hari terakhir kalian menyandang status sebagai siswa sekolah menengah atas. Kalian hanya akan menunggu hari kelulusan saja. Rasanya sangat lega setelah berjuang dua minggu terakhir menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional secara berturut-turut.
"Gue mau langsung hapus file e-book ini biar bisa nambah koleksi foto Yoon Jisung Oppa." Hyerin mengotak-atik ponselnya menghapus e-book pelajaran yang menurutnya tidak penting lagi.
Tiga serangkai ini memang sering mengeluh soal ponsel mereka yang melambat karena terlalu banyak menyimpan e-book atau dokumen pdf dan sejenisnya.
"Mau jalan gak hari ini, munpung udah free?" Tanya Nara.
"Gue sih ayo aja." Jawab Hyerin tanpa mengalihkan atensinya dari layar ponsel.
"Besok aja, gue lagi mager." Ucapmu setelah selesai mengikat sepatumu. Iya, lab komputer di sekolahmu memakai karpet sebagai alasnya yang mengharuskan kalian membuka sepatu.
"Yaudah, besok aja. Harus jadi, gue mumet banget rasanya dua minggu lebih belajar buat USBN sama UNBK. Belum lagi persiapan tes SBMPTN. Huft, rasanya pengen banget Om Simon Dominic datang ke rumah bawa seserahan buat lamar gue."
Kamu memutar bola matamu jengah mendengar khayalan Nara yang sudah berakreditas A bahkan A+ itu. Hyerin, gadis itu hanya terkekeh pelan. Sudah maklum akan hal itu.
Kalian bertiga tak ada bedanya kalau soal mengkhayal. "Kitakan hidupnya penuh khayalan, kapan kita hidupnya secara nyata coba. Gak pernah kayaknya." Kata Hyerin beberapa waktu lalu saat kalian bertiga sibuk menyebutkan kehaluan kalian.
Nyatanya kalau kalian sadar, kalian rasanya mau nangis aja saat mengingat kenyataan bahwa bias itu sangat sulit untuk digapai.
"Yaudah gue pulang duluan ya, udah ditungguin di gerbang."
"Hati-hati Nar, kalok kesandung jangan naggung-nanggung langsung nyuseruk tanah sekalian."
"Sialan lo (Y/n)." Nara memukul bahumu diiringi dengan tawanya. "Gue duluan yeorobun." Nara melambaikan tangannya sebelum melangkah pergi.
Kini tersisa kamu dan Hyerin yang lagi-lagi masih sibuk dengan ponselnya. Heran kamu tuh, emang seberapa banyak sih filenya sampai lama gitu.
"Lama gak lo?" Tanya kamu membuat Hyerin menoleh.
"Bentar lagi masih gue pilih ini yang mau dihapus. Heran gue, kenapa gak hapus aja dari kemarin-kemarin gitu. Lagian gak dibuka juga, cuma baca buku." Kata Hyerin yang membuat kalian berdua tertawa.
"Yamana gue tau, gue juga gitu. Nanti deh, di rumah gue ngehapusnya."
"Eh lo gak nunggu kak Gon di depan?"
"Ini gue lagi nungguin lo, pakek sepatu belum udah langsung megang hp."
"Eheheh, kau dan Nara memang sahabat terbaik aku." Hyerin nyengir yang malah kamu balas dengan tatapan seolah-olah geli melihatnya. Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu langsung memakai sepatunya.
⚽⚽⚽
"Heh." Kamu memutar bola matamu saat mendengar panggilan menyebalkan dari orang yang juga menyebalkan bagimu.
"Apa lagi Ben?" Jawabmu ketus menatapnya dengan alis tertaut.
Rasanya kamu tidak mau lagi berurusan dengan Yoonbin. Kenapa pria itu seolah-olah menarik ulur perasaanmu. Setelah sekian lama tak melakukan interaksi, kini ia dengan santainya menyapamu lagi.
Ben, ini hati loh bukan layangan yang bisa kamu tarik ulur sesukamu.
Ben atau Yoonbin mengambil tempat duduk di sampingmu. Saat ini kalian berdua tengah berada di halte depan sekolah. Kamu tengah menunggu sepupumu yang kata ibumu sudah berangkat dari tadi namun tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Siapa lagi yang memanggilmu dengan kata "Heh." saja. Hanya Yoonbin seorang.
Sekolah sudah sepi saat ini, tinggal beberapa siswa yang juga tengah menunggu jemputan sepertimu.
"Lo diundang mama gue buat makan malam di rumah." Yoonbin berucap melirik kamu hanya dengan ekor matanya.
"Lah, kapan?" Tanyamu tidak percaya.
"Hari ini, nanti gue jemput habis maghrib."
Kamu manggut-manggut walau bagaimanapun mama Yoonbin sudah sangat baik padamu, "Gue izin dulu kalok dikasih ya hayo, kalok gak ya gitu. Gue gak pernah keluar malem soalnya, pernah tapi paling sama kak Gon ke minimarket." Kata kamu panjang lebar.
"Malah curhat. Pasti diizinin." Ujar Yoonbin penuh keyakinan.
Kamu mengangkat bahumu acuh merespon ucapannya.
"Gue mesti pakek baju yang kayak gimana? Formal atau kasual?" Tanya kamu, pasalnya kamu tidak pernah datang di acara makan malam keluarga. Paling cuma acara ulang tahun teman itupun diadakanya sore hari.
"Kasual, lo gak makan malam sama pejabat ngapain pakek formal dresses."
"Yaudah sih, gue cuma nayak aja." Kamu mengerucutkan bibirmu.
"(Y/n) ayo pulang."
Kamu tersenyum melihat sepupumu dengan motor vario 150cc berwarna hitamnya sampai di depan halte sekolah. "Bentar kak." Kamu menoleh lagi ke Yoonbin, "Gue pulang duluan, hati-hati lo nanti pulangnya." Pamitmu.
"Hm, lo juga."
"Gue juga kenapa?"
"Ya hati-hati juga dijalan."
"Yoonbin, Yoonbin bisa gak kalok ngomong tuh jangan nanggung gitu. Gue susah pahamnya. Heran, irit banget ngomongnya. Yaudahlah, gue pulang dulu." Katamu lalu langsung pergi menghampiri kak Gon yang tengah terkekeh di atas motornya setelah melihat intraksimu dan Yoonbin.
"Kalian berdua lucu."
Kamu mencebikkan bibirmu saat mendengar ucapan kak Gon, dengan sebal kamu memakai helm yang dibawakan oleh kak Gon.
"B aja sih kak."
TBC.