Kamu sudah siap dengan pakaian casualmu seperti yang dikatakan Yoonbin. Ya, kamu diberi izin oleh ibu tanpa mengalami kendala apapun. Kamu sedikit heran, biasanya saat izin keluar rumah malam-malam beliau akan bertanya banyak hal. Tapi, tadi sore kamu memberitahu beliau bahwa Yoonbin mengajakmu makan malam di rumahnya, dengan semangat beliau mengizinkanmu bahkan memberitahu pakaian apa yang harus kamu kenakan.
"Kamu harus pakai dress warna coklat susu yang ibu beli beberapa bulan yang lalu itu." Ucap ibumu antusias.
"Bu, kata Yoonbin pakai pakaian santai aja. Ibu tahu sendirikan aku gak terlalu suka pakai dress. Nanti aku pakek celana pokoknya." Katamu yang membuat ibu berdecak kesal.
"Terserah, dikasih tahu malah gak didengerin. Lama-lama ibu coret juga kamu dari kartu keluarga." Ibu langsung pergi ke dapur meninggalkanmu di ruang keluarga sendirian.
Sesaat kemudian, "GAK PAKEK DRESS GAK PAPA, ASAL JANGAN LUPA BUAT DANDAN DIKIT!" Teriak ibumu dari dapur.
Kamu tersenyum lalu mengangguk walaupun ibumu tidak dapat melihatnya, "Assiyaaap, bu!" Balasmu.
Sekarang jam sudah menunjukkan tepat pukul tujuh malam. Kamu tinggal menunggu kedatangan Yoonbin saja yang katanya bakalan jemput. Sementara Yoonbin datang kamu nonton kartun Yuvin - Yohan buat nemenin kegabutan kamu.
"(Y/n)?" Ibu berdiri di depanmu sambil menatapmu dari ujung kepala hingga ujung kakimu.
"Kenapa, bu?" Tanyamu bingung.
"Yakin pakek pakaian itu, gak mau pakek dress?"
Kamu mengangguk mantap, lagi-lagi masalah pakaian. Emang ada yang salah dengan pilihanmu saat ini, lagipula kan Yoonbin berkata pakaian kasual. Yaudah ini pakaian kasual yang terpenting pakaian yang kamu pilih ini sopan, tidak terbuka dan tidak memperlihatkan bentuk tubuhmu.
"Yakin bu, udah ya aku pakek ini aja. Jangan buat aku ragu untuk pergi menuhi undangan mamanya Yoonbin, bu." Katamu, "Dengan ibu ragu gini aku juga ikutan ragu." Tambahmu.
Tingnong...
"Nah, itu kayaknya Yoonbin. Yaudah aku berangkat dulu ya, bu. Assalamualaikum." Kamu meraih tangan ibumu dan mencium punggung tangan beliau. Lalu melangkah keluar untuk menemui Yoonbin.
Tanpan sadar kedua sudut bibirmu terangkat saat mendapati Yoonbin berdiri di depan pintu rumah. Bahkan kamu tidak menyadari kehadiran ibumu yang sedari tadi berdiri di belakangmu.
Yoonbin yang tadinya menunduk langsung menengadah dan tersenyum. Namun netranya tidak melihat ke arahmu. Kamu langsung menoleh ke belakang dan mendapati ibumu yang juga tengah tersenyum, membalas senyum Yoonbin.
"Assalamualaikum tante." Yoonbin menyalami tangan ibu.
"Waalaikumsalam nak Ben." Jawab ibumu.
"Yoonbin langsung izin bawa (Y/n)-nya ya, tante, gak apa-apa 'kan?" Yoonbin lagi-lagi memperlihatkan senyum yang jarang sekali ia perlihatkan padamu.
Ia seperti mempunyai dua kepribadian saja. Di depanmu ia terlihat dingin juga pendiam, sementara di depan ibumu ia berubah 180° menjadi lebih ramah dan murah senyum. Ck, dasar.
"Iya gak apa-apa, hati-hati di jalan. Jangan ngebut, perhatiin sekitar, fokus ngendaraiin motornya, bawa motornya pelan-pelan aja biar lama sampainya yang penting 'kan selamat. Pokoknya hati-hati."
Yoonbin terkekeh mendengar wejangan ibumu. Sedikit merasa beruntung karena ibu dari temannya itu begitu perhatian padanya. Jujur saja, mamanya sendiri tidak sampai secerewet itu memberi Yoonbin wejangan.
"Iya tante tenang aja." Ujar Yoonbin, "Kami berdua berangkat dulu tante, salam sama om sama kak Gon." Ucap Yoonbin sembari menyalami tangan ibumu, lagi.
"Iya nanti disampein."
Yoonbin mundur beberapa langkah untuk memberikanmu space. "(Y/n) pergi dulu ya, bu." Kamu mencium punggung tangan kangan ibu.
Dengan penuh kasih sayang ibumu mengusap puncak kepalamu lembut dengan tangan yang satunya lagi, "Iya, hati-hati. Baik-baik nanti di rumah Yoonbin, jangan malu-maluin ibu sama ayah." Ucap ibumu.
"Dih, gitu banget si ibu mah, bisa jaga sikap anakmu ini, bu. Cukup di rumah aja malu-maluinnya, kalok di luar rumah jangan. Bye momsky, assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh." Celetukmu kemudian menarik lengan baju Yoonbin dan membawa pria itu menjauh dari hadapan ibumu.
"Jangan narik-narik gue kayak gini, lo pikir gue kambing apa." Yoonbin menarik lengannya yang kamu tarik membuat kalian menghentikan langkah kalian di tengah-tengah halaman rumahmu.
"Mending gini." Ucapnya.
Saat hendak membalas ucapan Yoonbin kamu dikejutkan dengan perbuatan pria dengan tinggi 178 cm itu yang tiba-tiba mengaitkan jari-jarimu dengan jari tangan miliknya. Dan dengan santai ia melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikanmu yang kaget akan perlakuannya.
"Yang bener ini Yoonbin gandeng tangan gue?!" Batinmu tidak percaya.
Kamu masih bengong saat sudah sampai di depan motor Yoonbin. Padahal Yoonbin sudah melepaskan tautan tangan kalian untuk memakai helmnya. Ia juga sudah meletakkan helm di joknya untuk kamu gunakan namun tidak kamu sadari.
"Malah bengong." Ujar Yoonbin dengan inisiatifnya sendiri ia memasangkan helm berwarna coklat susu itu di kepalamu.
"Fyuhh.. Mikirin apa sih lo?" Yoonbin meniup permukaan wajahmu membuatmu tersadar.
"E-eh i-ini gak mikirin apa-apa kok." Jawabmu dengan gugup. Tanpa kamu sadari pipimu merona saat mengingat perlakuan Yoonbin padamu yang tiba-tiba manis seperti ini.
"Yaudah ayo naik, apa nunggu gue angkat lo buat bantu naik ke jok?"
"Ck, bisa sendiri gue." Balasmu sedikit ketus. Padahal itu cara untuk menutupi kegugupanmu saat ini.
Tbc.