Selama perjalanan kamu dan Yoonbin hanya diam larut dengan pikiran masing-masing. Sebenarnya suasana seperti ini sangat membosankan bagimu yang talk active. Lagi pula jika ingin memecahkan keheningan diantara kalian berdua, kamu tidak tahu harus memulainya dari mana.
"Loh, Yoonbin, ini bukan jalan ke rumah gue." Kata kamu saat sadar dengan lingkungan yang cukup asing bagimu.
"Emang." Yoonbin melirikmu dari kaca spion motornya sekilas lalu kembali lagi menatap jalanan yang agak lengang karena cuaca yang sangat panas hingga membuat orang-orang enggan berada di luar ruangan.
"Lo mau bawa gue kemana, astaga?!" Ucapmu panik.
"Gue gak tahu rumah lo dimana. Gak usah lebay deh, gue bawa lo ke rumah gue."
Kamu melotot mendengar perkataan Yoonbin. Ya lagian kenapa gak nanya coba alamat rumah kamu ada di mana. Ini lagi, pakek acara bawa kamu ke rumah dia.
"Ya lo tinggal tanya gue, Yoonbin. Astaga, pusing gue." Kamu mengusap keningmu yang sedikit berkeringat.
"Gak sempat," Ujar Yoonbin kelewat santai yang malah membuatmu ingin memukul kepalanya yang tertutup helm saat ini. "Udah dekat ini sama rumah gue. Lo bisa langsung ganti pakek punya mama gue nanti." Tambahnya.
"Ya lo mah gampang ngomongnya, gue nih yang gak enak sama mama lo." Gerutu kamu. Mood kamu rasanya makin anjlok saat ini.
"Gue jamin mama gue gak bakal keberatan."
Kamu hanya diam, tidak merespon ucapan Yoonbin lagi. Terserah pria itu aja mau bawa kamu ke mana. Asal jangan ke tempat yang tidak-tidak. Yang terpenting saat ini kamu bisa segera membersihkan dirimu.
⚽⚽⚽
Dan di sinilah kamu berdiri, di depan rumah yang memiliki halaman yang menurutmu sangat asri karena banyak tanaman hias yang tertata rapi. Kamu menatap pintu utama rumah Yoonbin yang terbuat dari kayu jati dengan ragu dan sedikit perasaan was-was.
Jujur saja, ini pertama kalinya kamu mengunjungi rumah teman lelakimu lagi setelah tiga tahun lulus sekolah menengah pertama. Dulu saat SMP kamu pernah membuat acara makan-makan di rumah teman lelakimu, yang kebetulan saat itu orang tuanya sedang tidak berada di rumah. Jadi, kamu dan teman perempuanmu yang lain jadi merasa leluasa berada di sana.
"Mah, Yoonbin pulang." Yoonbin membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci karena memang mamanya selalu berada di rumah dan jarang bepergian. "Masuk." Yoonbin mempersilakanmu untuk masuk.
Tidak lama setelah Yoonbin menutup kembali pintu rumahnya seorang wanita paruh baya menghampiri kalian. "Loh, Yoonbin bawa teman ternyata." Kata beliau saat menyadari kehadiranmu. Beliau tersenyum ramah.
"Siang tante." Sapamu sembari membalas senyum mama Yoonbin.
"Siang juga, nak." Beliau melirik Yoonbin yang berdiri diantara kamu dan mamanya. "Siapa nih, Bin?" Tanya beliau dengan nada yang bagimu itu seperti ledekan.
"Temen." Dengan datar Yoonbin menjawab mamanya. Kamu kira Yoonbin hanya datar dengan teman-temannya saja, tapi nyatanya sama mamanya juga. Durhakanin jangan?
"Teman atau-"
"Dia (Y/n), teman sekelasnya Yoonbin." Sergah Yoonbin cepat. "Ma, mama masih punya stok itu gak?"
"Itu apaan?" Tanya mama Yoonbin menatap anak lelakinya itu dengan alis mengernyit.
Yoonbin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya terlihat bingung, "Ini ngomongnya gimana sih? Itu loh mah, benda yang bisa dipakai perempuan kalau datang tamu bulanannya itu."
Kamu diam sementara mama Yoonbin terlihat mencerna ucapan Yoonbin barusan. Hingga akhirnya beliau berteriak saat mengetahui maksud dari sang anak.
Lalu atensi beliau menatap ke arahmu, "Kamu nembus ya sayang?" Tanya beliau pelan yang langsung kamu angguki. "Yaudah ayo ikut tante." Baliau menarik pergelangan tangan kananmu lembut. Namun sebelum membawamu pergi, entah kemana, beliau berucap, "Yoonbin ganti baju sana, abis itu langsung tunggu di meja makan."
⚽⚽⚽
Kamu merasa lega setelah membersihkan diri, dan saat ini kamu memakai celana training dan baju kaus milik sepupu perempuan Yoonbin.
"Tante, terima kasih ya." Kamu tersenyum ke mama Yoonbin yang kini juga tersenyum menatapmu yang baru saja ke luar dari kamar mandi yang berada di kamar tamu rumahnya.
"Sama-sama, sayang. Ya udah, ayo makan dulu. Yoonbin pasti udah nungguin."
"Eh, gak usah tante, aku masih kenyang tadi udah makan mi ayam di sekolah." Tolakmu halus.
"Mi ayam gak tahan lama rasa kenyangnya. Udah ayo, gak boleh nolak rezki." Beliau merangkulkan lengannya pada bahumu dan menggiringmu menuju meja makan.
Ya udah kamu pasrah aja deh dibawa sama mamanya Yoonbin.
TBC.