Terhitung satu minggu sejak hari dimana Yoonbin memberimu coklat semuanya kembali lagi seperti semula. Dimana kalian jarang bahkan tak berinteraksi satu sama lain.Itu tak masalah, lagi pula tidak ada urusan penting yang membuat kalian harus berinteraksi. Sudah dikatakan bukan, kalau kamu itu hanya dekat dengan Hyerin dan Nara.
Entah kenapa hari ini mood kamu tidak baik. Kamu tidak bergabung dengan kedua sahabatmu yang tengah streaming youtube MV idol mereka. Kamu hanya duduk di kursimu sambil menscroll camera roll yang kebanyakan isinya foto aib.
Iya, kamu, Nara, serta Hyerin suka ngambil foto secara asal-asalan jadi kebanyakan foto kalian bertiga itu foto aib. Sekalinya bagus langsung diupload.
Jam terakhir kali ini sebenarnya pelajaran seni, tapi pak guru tadi hanya datang untuk memberi tahu kapan deadline tugas pembuatan lukisan kaligrafi, lalu balik lagi ke ruang guru setelah mengatakan itu.
"Guyseu, katanya hari ini gak les. Pak guru ada urusan keluarga." Junkyu yang baru saja masuk langsung heboh sendiri.
"Serius lo?"
"Orang gurunya langsung yang ngasih tahu." Jawab Junkyu lalu mengambil tasnya dan pergi lagi keluar kelas. Nongkrong sambil nunggu bel pulang.
Setelah Junkyu memberi kabar tersebut, yang lain langsung heboh. Senang gara-gara tidak les. Beda halnya dengan kalian bertiga yang tampak biasa-biasa saja. Sebenarnya itu merugikan bagi kalian, mengingat waktu ujian akhir semakin dekat.
Toh lesnya gratis tidak dipungut biaya sepeserpun. Dibandingkan dengan sekolah lain yang harus membayar uang les hingga ratusan ribu.
⚽⚽⚽
Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Kondisi kelas pun sudah sepi, kamu masih betah dengan posisi awalmu. Kedua sahabatmu sudah pulang lebih dulu, sementara kamu masih menunggu chat dari sepupumu yang biasa mengantar jemput kamu.
Kamu berdiri menenteng tas ranselmu tanpa berniat memakainya. Mulai berjalan meninggalkan kelas yang sudah sepi, mungkin tinggal kamu seorang. Kamu emang tidak seperduli itu dengan kelas maupun orang-orang di dalamnya. Pengecualian untuk Nara, Hyerin, dan kebersihan.
Lagi pula siapa yang akan perduli jika penghuninya sok berkuasa dan selalu ingin menang sendiri, menganggap dirinya yang paling benar. Lidah yang terlalu bercabang, membolak-balikkan fakta seolah-olah dirinyalah orang yang paling menderita. Yang selalu menilai orang dari katanya tanpa mencari tahu kebenarannya, mudah termakan omong kosong. Apa orang seperti itu bisa disebut teman?.
"(Y/n)."
Langkahmu terhenti saat suara berat seseorang memanggil namamu. Terdengar langkah yang semakin mendekatimu. Kamu membalikkan badan dan mendapati pria pemilik surai hitam pekat itu berdiri tak jauh di hadapanmu.
"Nih pakek hoodie gue buat nutupin rok lo." Ia menyodorkan hoodie berwarna mintnya kepadamu.
"Hah?"
"Lo tembus itu."
"Astaga!" Refleks kamu mengambil hoodie di tangan pria itu dan langsung mengikatkannya pada pinggangmu, "Aduh, ini gimana dong mana kak Gon gak ada kabarnya lagi." Ucapmu panik.
"Yaudah ayo gue anter."
"Eh, beneran?" Kamu menatapnya yang langsung mendapat anggukan, "Gue nunggu kak Gon aja, gak enak sama lo. Lagian ini gue nembus, entar jok motor lo kotor. Makasih ya tawarannya, Yoonbin."
"Kalok nunggu, nembus lo makin banyak nanti. Kata lo 'kan gak ada kabar dari kakak lo. Bisa jadi kan dia tidur siang atau ada urusan lain." Kata Yoonbin.
Ya benar juga sih kata Yoonbin, bisa jadi kak Gon sibuk bantu persiapan pernikahannya om Seunghwa yang tinggal dua hari lagi. Pikir kamu.
"Kebanyakan mikir lo, ayo cepetan." Yoonbin berjalan mendahuluimu yang masih mematung.
Ini kalok diantar Yoonbin kamu rasanya gak enak. Ngerpotin gitu, mengingat rumah kalian yang beda arah.
Yoonbin yang merasa tidak ada yang berjalan di belakangnya langsung berhenti dan menoleh ke belakang. Menghela nafas saat mendapatimu yang masih diam di tempat.
"Mau sampai kapan berdiri disitu?" Kata Yoonbin dengan tatapan datarnya. As always.
"Ayo." Kata Yoonbin.
"Eh, iya." Kamu segera menyusul Yoonbin dan berjalan di belakang pria itu menuju parkiran dengan diiringi suasana hening.
TBC.