Kamu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. Kini kamu kembali menginjakkan kaki pada rumah Yoonbin.
Yoonbin yang berdiri di sampingmu melirikmu yang terus-terusan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
Entah dorongan dari mana tangannya meraih tanganmu dan menggenggamnya erat, "Gak usah gugup, tenang, ada gue." Ucapnya yang membuat kamu langsung mendongak untuk menatapnya.
Pandangan kalian bertemu membuatmu malah semakin gugup tidak tahu harus berkata apa.
Persekian detik kemudian Yoonbin menarik tanganmu lembut, membawamu memasuki rumahnya lebih dalam lagi.
"Ma, ini yang ditunggu dah datang."
"Assalamualaikum tante, om." Sapa kamu saat mendapati kedua orang tua Yoonbin duduk di ruang tamu.
Mama Yoonbin langsung tersenyum dan menghampirimu, "Eh, si eneng udah datang. Yaudah ayo langsung ke ruang makan aja." Ucap beliau.
⚽⚽⚽
"Ini toh yang namanya (Y/n)."
Kamu tersenyum ke arah papa Yoonbin yang duduk di kursi hadapan Yoonbin, sementara kamu berhadapan dengan mamanya.
"Iya om, saya (Y/n)." Kamu menyalami ayah Yoonbin dan mama Yoonbin bergantian. Keringat sebesar biji jagung terasa menetes dari pelipismu. Gugup uyyy.
Beliau terkekeh saat melihatmu yang terlihat sangat gugup. Bahkan saat bersalaman tadi tanganmu terasa sangat dingin.
Kamu mengernyit bingung menatap Yoonbin dengan alis mengernyit seolah bertanaya, "Emang ada yang lucu?"
Yononbin mengangkat bahunya, sama bingungnya denganmu.
"Santai aja, nak. Sampai keringatan gitu. Yaudah ayo ke meja makan semuanya udah disiapin sama mama tadi." Papa Yoonbin merangkulmu dan membawamu ke ruang makan yang beberapa waktu lalu kamu kunjungi.
Kamu hanya tersenyum canggung masih belum terbiasa dengan suasana baru seperti ini.
⚽⚽⚽
"Gimana nak, enak gak masakannya?"
Kamu menoleh ke arah mama Yoonbin dan tersenyum lebar, "Enak banget tante, (Y/n) suka. Lihat aja piring (Y/n) sampai bersih gini." Ujarmu dengan antusias.
Mama dan juga papa Yoonbin terkekeh melihatmu yang begitu senang setelah makan. Kamu pun sekarang tidak begitu canggung. Obrolan di meja makan menyatukan semuanya.
"Ben, ajak (Y/n) kemana kek sana ke belakang atau nonton tv sana biar gak bosen." Yoonbin hanya mengangguk kemudian berdiri setelah mengelap sudut bibirnya dengan tissue.
"Eh, (Y/n) bantu tante beresin ini dulu." Ucapmu yang langsung mendapat gelengan dari mama Yoonbin.
"Udah gak apa-apa, ini biar om sama tante yang beresin." Kata papa Yoonbin, "Mau mesra-mesraan kayak pengantin baru gitu." Tambah beliau kemudian terkekeh sendiri dengan ucapannya.
Kamu ikut terkekeh saat melihat mama Yoonbin malah melempari papa Yoonbin dengan sebuah anggur, "Apasih pa, malu sama anak kali." Katanya. "Udah nak, gak usah didengerin, main aja sama Yoonbin dulu pulangnya nanti aja. Yoonbin cepet gih bawa (Y/n)."
⚽⚽⚽
Tahu kemana Yoonbin pergi membawamu? Ke kamarnya. Kamar yang di dominasi warna putih dan biru tua ini sangat rapi dan juga harumnya maskulin banget. Kamu suka.
Kamar kamu kayaknya kalah rapi sama kamar Yoonbin. Mulai dari tempat tidur, meja belajar, space untuk bersantai, pokoknya rapi deh. Beda banget sama kamar kamu.
Kamu jadi inget ucapan mamanya Yoonbin beberapa waktu yang lalu, rapi gini dikata kandang babi. Astaga tante, jadi standar kerapian tante itu gimana ya?
"Busyeeet dah, lo jualan topi Ben?" Kamu berdecak kagum saat melihat space disalah satu bagian dinding yang di cat biru tua, di sana tergantung puluhan koleksi topi Yoonbin.
"Ya lo pikir aja sendiri."
"His.." Kamu mendengus mendengar jawabannya, tanpa merduliin Yoonbin yang memilih duduk di pinggiran kasurnya kamu melangkah mendekati koleksi topinya untuk melihat-lihat.
Tanganmu terulur meraih bucket hat milik Yoonbin kemudian memakainya, lalu kamu menghadap Yoonbin yang ternyata pandangannya mengarah kepadamu, "Ben gimana, cocok gak?" Tanyamu dengan senyum lebar yang terukir sempurna.
"Nggak. Biasa mancing dimana lo?"
Senyum lebarmu langsung hilang digantikan oleh poutan, "Yeee lo kira gue nelayan apa." Dengusmu, "Nyesel nanyak sama lo." Gerutumu.
Kamu langsung membalikkan badanmu memunggungi Yoonbin dan kembali mencoba beberapa topi lainnya sambil berkaca melalui layar ponselmu.
Saking asiknya mencoba topi-topi milik pria berwajah dingin namun ketika tersenyum mampu membuat para gadis menjerit kamu tidak sadar dengan kehadiran sang pemilik topi yang kini sudah berdiri tepat di belakangmu.
"(Y/n)?" Panggilnya.
Kamu berbalik, "Apa lo?" tanyamu ketus.
"Senyum kek, jangan gitu mulu mukanya. Udah jelek makin jelek, sadar diri dong." Ujar Yoonbin sambil menarik pipimu pelan tepat di kedua sudut bibirmu untuk mengukir senyuman di wajahmu.
Kamu menepis kasar tangan Yoonbin dari wajahmu, "Gue tampol lo ya!" Kamu benar-benar kesal saat ini. Beneran pengen nampol wajah Yoonbin, siapa tahu gantengnya nambah kayak Squidward.
"Lo nampol gue sekali, gue cium 10 kali."
Yoonbin malah tertawa pelan tanpa memperdulikan wajah merengutmu ia menangkup wajahmu membuatmu terkesiap dan langsung menatap tepat ke maniknya.
Pandangan kalian bertubrukan membuat jantungmu berdetak kencang tanpa bisa dicegah.
Keadaan yang hening membuat detakan jantungmu terdengar begitu jelas sekarang, bahkan kalau kamu tidak salah dengar ada dua detak jantung yang temponya sama-sama cepat saat ini.
"Gue bercanda, lo itu cantik. Cantik banget malah. Di mata gue waktu lo bengong dengan mulut nganga plus tangan nopang dagu, lo tetap cantik."
"BWAHAHAHAH LO NGOMONG APA TADI? IH KOK BISA SIH BEN NGOMONG MANIS KAYAK TADI, ASTAGA NAGA TERHARU AKU TUH."
Yoonbin's inner : "Ini yang di depan gue cewek apa bukan sih?"
TBC...