melihat kekasihnya berjalan dengan perempuan lain membuat hati Tenten hancur dan trauma dengan laki-laki, namun apa jadinya jika ia terpaksa menikah karena perjodohan yang dilakulan ibu angkatnya?!
"Kenapa kau tidak makan Tenten? Ramennya jadi dingin lho!" Hinata menegur gadis di depannya yang bersurai coklat sepunggung, lagi-lagi ia tidak mencepol rambutnya, membuat wajahnya semakin cantik.
"Hmm? Oh iya" Tenten mulai menyuapi mulutnya sendiri setelah di tegur Hinata.
"Apa yang kau pikirkan? Hari ini kau banyak melamun".
"Bukan apa-apa" Tenten tersenyum lembut pada sahabatnya, meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.
"Kau bohong, biasanya kau selalu ceria" Hinata mengelap mulutnya dengan tisu setelah menyudahi makannya. "Apa kau rindu kakakku? Padahal baru satu minggu tidak jumpa" Hinata mulai menggoda temannya, ia baru mengetahui bahwa kakaknya tertarik pada temannya, tak tanggung-tanggung, bahkan kakaknya langsung melamar. Hinata merasa bangga sendiri, ia tak menyangka kakaknya yang bak gunung es itu bisa mencair karna Tenten.
"Tidak lucu Hinata" Tenten menatapnya tajam. Beberapa hari ini Hinata selalu menggodanya, dan membuatnya jengkel. Memang satu minggu ini ia belum berjumpa dengan Neji. Setelah insiden di kantor Neji waktu itu, besoknya Neji melakukan perjalanan bisnis.
"Memang kenapa? Sebentar lagi kita akan jadi ipar, waah pasti menyenangkan" Hinata sumringah, menghayal akan masa depan mereka.
"Apa kau sesenang itu?"
"Tentu saja aku senang! kita akan jadi keluarga, Naruto bahkan tidak sabar dengan pernikahan kalian, haha"
Tenten memakan suapan terakhirnya, ia benar-benar malas jika ada yang menyinggung tentang pernikahan. Pernikahan apa, ia bahkan tak yakin bisa hidup dengan pria dingin itu.
"Bukankan akan menyenangkan jika kita punya anak di saat bersamaan?" Hinata bertanya dengan wajah polos, Tenten tersedak mendengar Hinata mengoceh tentang anak. Hinata membantu Tenten mengambil air dan mengelus punggung sahabatnya itu. Aah..kenapa temannya itu sangat polos..
🍃🍃
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Neji, kita sudah sampai" pria berambut mangkok bernama Lee menghampiri Neji yang sedang membaca bukunya.
"Hn" hanya kata itu yang keluar dari mulut Neji. Lee memutar bola matanya, ia bertanya pada diri sendiri kapan pria di depannya ini akan berubah? Dan bagaimana Tenten bisa bertahan dengan pria yang irit bicara ini?
Neji dan sekretarisnya Lee turun dari pesawat pribadinya, pria bermata lavender itu tampak keren dengan jaket yang membungkus tubuhnya. Saat ia berjalan keluar dari bandara, banyak gadis yang menatapnya kegirangan, namun Neji tetap berjalan lurus kedepan, tidak peduli debgan tatapan dan pujian yang di lontarkan di belakangnya serta tanpa senyum sedikit pun diwajahnya. Hanya ada satu gadis yang sedang ia pikirkan saat ini.
"Kekantor Shimura" Neji memberi perintah pada supirnya sesaat setelah memasuki mobil.
"Untuk apa kita kekantor Shimura? Urusan pekerjaanmu kan sudah selesai, kau harusnya pulang dan istirahat" Lee menatap Neji bingung, sebelumnya Neji sempat mengeluh lelah padanya.
"Cerewet, kau bukan ibuku atau istriku Lee" Neji membuka ponselnya dan berniat menelpon seseorang "Aku antar kau pulang dulu" Mendengar perkataan Neji, Lee memicingkan matanya, ia menebak Neji pasti akan menemui Tenten di kantornya. 'Tidak semudah itu Ferguso' Lee tersenyum jahil dan tak ada yang tau apa yang sedang ia pikirkan.
🍃🍃
Tenten mengeringkan rambutnya yang masih basah setelah selesai mandi. Sesekali bibirnya tertarik keatas, tersenyum mengingat wajah Neji yang terlihat masam karena Lee terus menyela setiap ia ingin bicara. Ia seperti melihat cetakan segi empat di kepalanya. Hmm, Lee memang jahil.
Sejak kecil, Tenten, Naruto dan Lee memang sering bermain bersama. Tenten yang baru tinggal dirumah Tsunade tidak punya teman dan tidak mengenal siapapun. Namun 2 orang anak laki-laki nakal yang selalu membuat Tsunade kesal tidak sengaja bertemu dengan Tenten saat mereka dihukum membersihkan pot bunga yang pecah akibat ulah Naruto dan Lee ditaman depan rumah Tsunade. Tenten bersyukur mereka mau bermain dengannya walau mereka lebih tua 2 tahun. Dasar pembuat onar. Tenten tersenyum kembali mengingat 2 orang itu.
"Jika wajah kesal Neji digambar pasti lucu" Tenten tertawa lagi, seperti orang gila, sejak pulang tadi, ia tidak pernah berhenti tertawa.
"Aku penasaran bagaimana Neji dan Lee bertemu dan menjadi teman seperti sekarang" Tenten bertanya pada diri sendiri, namun ia kaget saat pnselnya berbunyi.
"halo" Tenten menjawab panggilan telponnya sambil tetap mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Tenten!" Suara perempuan, terdengar sangat ceria.
"Ada apa Sakura?"
"Kudengar kau akan menikah, benarkah?" Tenten diam, ia sempat lupa bahwa ia akan segera menikah dengan Neji.
"Ya begitulah, apa kau mendengarnya dari Sasuke?"
"Mmm sebenarnya Sasuke tidak mengatakan apapun padaku, tapi aku mendengarnya saat dia bicara dengan Neji di ponsel. Dan Hinata juga bilang padaku kemarin"
"Begitukah.."
"Tenten..aku berharap kau bisa melupakan Kiba, aku hanya tidak mau kau terpaksa dengan pernikahanmu.." Tenten tertegun, ia memang belum melupakan Kiba sepenuhnya, namun ia tidak pernah menganggap pernikahan ini karena paksaan.
Ia tau, Sakura tidak mau Tenten mengalami hal serupa dengannya, terpaksa menikah, ia sangat tau dulu Sakura pernah membenci sasuke karna Sasuke mempermalukan Sakura saat Sakura menembaknya, hingga melukai perasaannya. Tapi bukankah sekarang Sasuke amat sangat peduli pada Sakura, ia bahkan melototi semua pria yang melirik istrinya.
"Aku tidak akan menikah jika itu terpaksa Sakura"
"hmm..Baiklah" Tenten tau Sakura sedang tersenyum di seberang sana sambil menghela nafas lega.
"Kau belum tidur Sakura?" suara pria, pasti itu Sasuke, pikir Tenten, namun suara berikutnya membuat wajah Tenten memerah malu, apa itu? Kecupan? Kenapa ada banyak sekali suara kecupan??!
"Hentikan Sasuke! Apa yang kau lakukan?!! Tenten sudah dulu besok aku telpon lagi"
"ah, iya..." Sakura menutup telponnya sebelum Tenten sempat menjawab. Wajah Tenten bersemu merah, Tenten menutup wajah dan telinganya berusaha melupakan apa yang di dengarnya tadi.
"Sasuke gilaaaa!!!"
TBC
Maaf up nya lama😭 Makasih kalian udah mau bersabar menunggu, semoga kalian gak pernah bosan menunggu yaa