Chapter 9

2.2K 132 25
                                    

Seorang gadis bersurai coklat dengan manik coklat berbinar mengambil satu bungkus cemilan besar, bibirnya bersenandung ringan, dan manik coklatnya menelusuri barang-barang yang ada di rak. Tangan kirinya mendorong troli yang sudah di penuhi dengan banyak makanan dan produk lainnya. Di sampingnya berdiri seorang maid yang terlihat gelisah mengamatinya.

"Nyonya, biar saya saja.."

"Tidak apa-apa Ayame" Ayame merebut pelan troli yang di dorong majikannya.

"Maaf Nyonya, anda tidak boleh bekerja terlalu berat, kondisi Nyonya belum terlalu pulih"

Gadis cantik bersurai coklat itu tersenyum lemah mendengar penuturan pelayannya, wajahnya sedikit pucat, matanya sayu namun kecantikannya tidak luntur.

"Terimakasih Ayame, aku akan memilih beberapa barang lagi, kemudian kita pulang"

"Baik Nyonya"

Setelah membayar di kasir mereka langsung menuju parkiran dan pulang ke rumah. Tenten bersandar di kursi belakang mobil sambil melihat jalanan yang basah di guyur hujan. Otaknya memutar kembali kejadian beberapa hari yang lalu.

______

Tenten menunggu jemputannya di depan kantornya, ia melihat sekeliling dan melihat jam lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenten menunggu jemputannya di depan kantornya, ia melihat sekeliling dan melihat jam lagi.

"Lama sekali" Tenten menopang dagu dengan tanganya, wajahnya terlihat sedikit kesal. Kemudian ia bangun menuju ke sebuah kafe dekat kantornya, memesan secangkir teh dan cake.

"Minum teh sambil menunggu, tidak buruk juga" ia bergumam dan tersenyum sambil menyeruput teh hangatnya. Namun sebuah suara menganggu aktifitasnya.

"Tenten.." Tenten mendongak melihat orang yang mengusiknya, ia bangun dari duduknya, wajahnya terlihat kaget saat mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Kiba.."

"Boleh aku duduk di sini?" Kiba menunjuk kursi di depan Tenten, Tenten agak ragu menjawabnya, namun ia menjawab "Ya"

"Sudah lama kita tidak bicara seperti ini, apa kabarmu sehat?" Kiba mengawali pembicaraannya.

"seperti yang kau lihat, aku sehat"

"Kudengar kau sudah menikah.. Dengan Hyuga?"

"Iya" Hening, tidak ada yang memecahkan keheningan di antara mereka. Tenten melirik mantan kekasihnya sambil menyeruput tehnya. Kiba terlihat gelisah seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Tenten.. Aku minta maaf soal waktu itu" Kiba terlihat serius mengatakannya, Tenten dapat melihat ketulusan dan rasa bersalah dari mata Kiba.

"Aku sudah memaafkanmu"

"Tenten.. Aku tau kau pasti sakit hati padaku, aku tau perbuatanku padamu salah, tapi aku.."

"Aku sudah memaafkanmu Kiba, ku akui waktu itu aku hancur saat kau meninggalkanku, tapi aku bahagia sekarang... Aku ingin berterimakasih padamu karna sudah meninggalkanku, dengan begitu aku bisa bertemu dengan suamiku, aku bahagia punya suami yang menyayangiku. Terimakasih karna sudah membebaskanku, kuharap kau bahagia dengannya" Tenten tersenyum setelah menjelaskannya, cantik, Kiba tidak sadar bahwa selama ini Tenten benar-benar cantik, ia sempat goyah dan menyesal meninggalnya dulu.

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang