Tenten membuka matanya perlahan, badannya terasa panas, dan ia susah bernapas. Kepalanya terasa berat, dan ia sulit menggerakkan tubuhnya.
"Ugh" Tenten memegang keningnya dan berusaha bangun dari tempat tidur, namun tubuhnya tidak sanggup dan ia kembali berbaring. Tenten melihat sekeliling kamar, ada yang berbeda dengan kamarnya, jelas-jelas kamarnya tidak seperti ini, ia mulai bingung dan sedikit panik saat mengetahui bahwa ini bukan kamarnya.
"Kau sudah bangun" Tenten melihat ke arah pintu, Neji muncul dengan nampan berisi semangkuk bubur dan air di tangannya. Ia mendekati Tenten dan mengukur suhu tubuh Tenten.
"Demammu masih belum turun, makan bubur ini agar kau bisa segera minum obat" Neji menyandarkan Tenten di kepala ranjangnya lalu menyuapi Tenten.
"ini dimana?" Tenten terlihat linglung dengan wajah pucat pasi, kepalanya terasa berat dan tidak bertenaga. Neji mengelus kepala Tenten dan mengusap pipinya.
"Di rumahku" Tenten mengernyit, bagaimana bisa ia tiba di rumah Neji sedangkan ia tidak ingat kapan ia berjalan ke sini.
"Maaf Tenten, aku terpaksa membawamu ke sini karena tidak mungkin aku meninggalkanmu sendirian di rumah ibumu. Dan kau tidak mau ke rumah sakit." Neji bisa mengerti kebingungan yang terlihat jelas dari raut wajah gadis di hadapannya itu.
"Terima kasih" Tenten mengucapkan terima kasih lalu tersenyum lembut kepada Neji, ia tidak tau ternyata Neji mempunyai sisi lembut dan perhatian seperti ini.
"Baiklah, makan ini selagi masih hangat" Neji kembali menyuapi Tenten. Telinganya tampak merah sekarang, tapi Tenten tidak menyadarinya.
***
2 jam yang lalu...
"Anu.. Tuan Neji" pelayan Tenten memasuki kamar dengan perasaan sedikit gugup.
"Ada apa?" Neji yang masih menjaga Tenten di kamarnya menoleh ke arah pintu dan menatap si pelayan.
"Anu.. Itu Tuan, maaf, saya harus kembali ke kampung halaman karna ada sedikit urusan..dan itu penting Tuan"
"Lalu?"
"Mungkin saya tidak bisa kembali selama 2 minggu"
Neji mengerti dan menyuruh si pelayan segera berkemas dan kembali ke kampung halamannya. Ia menatap gadis yang masih di dalam pelukannya, Tsunade masih dinas di luar kota dan pelayan rumahnya sedang pulang kampung, tidak mungkin ia meninggalkan Tenten sendirian saat ia harus bekerja di kantor.
Neji bangun dan menggendong Tenten ala bridal style dan mendudukkannya di dalam mobil. Neji bergegas menutup dan mengunci pintu rumah Tenten dan kembali ke dalam mobil. Ia mulai menjalankan mobilnya menuju ke kediaman Hyuga, dan begitulah cerita Tenten bisa sampai dan tidur di kamar Neji.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender
Novela Juvenilmelihat kekasihnya berjalan dengan perempuan lain membuat hati Tenten hancur dan trauma dengan laki-laki, namun apa jadinya jika ia terpaksa menikah karena perjodohan yang dilakulan ibu angkatnya?!