7 | Kembali

2 3 0
                                    

Sudut pandang orang ketiga.

Selamat membaca

~

Norish melangkah di koridor sekolahnya. Dengan napas yang terus diaturnya agar senatural mungkin, walaupun keringat di kening dan pelipisnya membuatnya terlihat aneh.

"Kau baik-baik saja, Norish?" Tubuh Norish menegang sesaat. Membalikkan tubuhnya dengan pelahan, hanya untuk memastikan siapa yang bertanya kepadanya.

Norish menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku baik-baik saja."

"Tapi kau masih sama pucatnya dengan beberapa hari yang lalu."

"Ah, begitu ya?" Norish menyapu keringat di keningnya dengan punggung tangan.

"Kalau begitu, lebih baik kau menyuruhnya untuk segera duduk bukan menahannya berdiri." Tiba-tiba Miki muncul dan menarik Norish menuju tempat duduknya.

"Te-terimakasih," ucap Norish dengan terbata.

"Kau yakin sudah benar-benar merasa baik?" Miki menatap penuh selidik pada Norish.

"Ya, aku baik."

Mendesah lelah, Miki meletakkan tasnya di atas meja yang berada di samping Norish. "Aku akan duduk di sini, jika butuh sesuatu kau tinggal mengatakannya kepadaku."

"So gentle."

Miki langsung mengalihkan tatapannya dari tas miliknya ke arah Norish yang tengah menelengkupkan kepalanya di atas meja.

Miki tidak mungkin salah dengar. Seseorang telah berucap kepadanya, tapi ia yakin itu bukan Norish. Dan lagi hanya Norish yang berada di dekatnya dan tidak ada yang melewat di samping mejanya.

Miki mengusap lengannya yang tiba-tiba merinding. "Kau bukan penakut!" bisik Miki untuk dirinya sendiri.

Kau penakut ...

~

"Entah perasaanku, atau kau memang memperhatikanku sepanjang pelajaran tadi?" tanya Yasmin sambil menatap heran ke arah Norish yang tengah membereskan buku.

"Em, tidak apa-apa."

"Kantin, yuk!" Miki beranjak dan menghampiri kedua teman dekatnya itu.

"Aku bawa bekal."

"Aku bawa bekal."

Norish dan Yasmin berucap bersama. Mereka saling bertatap.

"Wah, bisa hemat aku!" Miki memilih kembali duduk.

"Aku hanya membawa sedikit." Lagi, Norish dan Yasmin berucap secara bersamaan.

"Ck! Kalian memang kompak," Miki memilih jeda. "Menyiksaku," lanjut Miki dengan dramatis.

Tanpa sadar Norish tertawa pelan. "Hei! Kau tertawa! Akhirnya!" ucap Miki dengan semangatnya.

"Sudahlah!" Tengah Yasmin. "Cepat pergi ke kantin! Kami akan menunggumu di halaman depan."

Yasmin mengambil bekalnya dan menghampiri Norish.

"Oke, girls. Jangan mulai sebelum aku kembali!" Miki segera bangkit dan berlari ke kantin.

"Dia ada-ada saja." Yasmin menggelengkan kepalanya.

"Kau menyukainya."

"Kau mengatakan sesuatu?" Yasmin yakin tadi dia mendengar seseorang bergumam.

Norish mengerutkan keningnya. "Tidak."

"Ah! Mungkin cuma perasaanku saja." Yasmin menggelengkan kepalanya dan menggandeng Norish.

"Bisakah kau diam!"

~

(Flashback - Norish POV)

"Tenanglah." Dia memelukku dengan lembut. Mengusap rambutku dengan perlahan.

Lama kami dalam posisi seperti itu, hingga aku berani untuk menatap ke arahnya. "Kau tidak akan melukai siapapun, kan?"

"Hem." Aku merasakan pelukan di kepalaku. "Bukan kita yang akan memulainya."

Tubuhku menegang begitu demngar lanjutan ucapan Ratu. Bukan kita? Berarti akan ada yang terluka?

Sebenarnya apa maksud semua ini?

(Flashback Off - Author POV)

"Norish?!" Panggil Yasmin dengan suara yang sedikit keras. Ia juga menepuk pundak temannya yang sedari tadi tidak menyahutinya.

Norish mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum beralih menatap Yasmin yang sudah memasang wajah kesal dengan bibir bawah yang dimajukan.

"Aku sudah bercerita panjang lebar, tapi kau tidak mendengarkan!" Yasmin menghentakkan kakinya ke lantai dan memakan bekalnya dengan tidak berselera.

Norish meringis pelan menatap wajah Yasmin yang cemberut dan cara makan yang tidak anggun. Ia mengusap tangan Yasmin yang digunakan untuk memegang kotak bekalnya. "Maaf kan aku," ujar Norish lembut. "Kau bisa bercerita kembali, kali ini akan aku dengarkan dengan baik-baik."

Yasmin melirik Norish dari ujung matanya. "Aku sudah malas bercerita."

Norish menghela napasnya. Yasmin jika sudah kesal sulit untuk dibujuk. Lebih baik ia biarkan saja, karena dengan cara apapun Yasmin akan tetap keras kepala.

Norish membuka kotak bekalnya yang berisi sandwich buatan sang ibu. Saat akan membawa sepotong sandwich ia merasa ada yang menatapnya. Lalu ia beralih menatap Yasmin yang sedang memakan bekalnya juga, Norish pikir jika Yasmin yang tengah menatapnya.

Saat akan beralih pada makanannya kembali, ekor matanya tanpa sengaja menatap seseorang yang menatap lekat padanya. Merasa risih, Norish menyenggol lengan temannya. Yasmin hanya bergumam sebagai jawabannya. Sedangkan Norosh semakin gelisah begitu tahu jika tidak hanya satu orang yang menatapnya lekat sekarang.

"Norish!"

"Aaaaa!!!!"

~

TBC

V & C

BY LILIA631

LOVE UR...

Ps : Maaf ya akhir-akhir ini aku sibuk sama dunia nyata dan daring. Mungkin bakalan sering up bulan Agustus. Ada bonus noh buat permintaan maaf telat up 🙄.

Mau minta pendapat sekalian, kalian seneng aku up cepet atau lama tapi langsung end?

DUNIA SETELAH 00.34 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang